Fadillah A Roostadji, 100511781 (2009) GAMBARAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 2-5 TAHUN YANG MENGALAMI ALERGI MAKANAN DI POLI ANAK RSAL DR.RAMELAN SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2010-roostadjif-12305-fkm270-k.pdf Download (311kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2010-roostadjif-10877-fkm270-g.pdf Restricted to Registered users only Download (864kB) | Request a copy |
Abstract
Di berbagai negara, penderita alergi makanan lebih banyak terjadi pada balita, sekitar 6 – 8%, sedangkan pada orang dewasa terjadi sekitar 2 - 2,5%. Ditemukan penderita alergi makanan pada anak di bawah umur tiga tahun terjadi sekitar 6%. Pada sisi lain masa balita diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun pada masa itu juga rawan terkena berbagai macam penyakit dan gangguan gizi, salah satunya adalah alergi makanan. Salah satu penyebab munculnya gejala alergi adalah protein dalam makanan. Sedangkan, protein adalah salah satu zat gizi yang dibutuhkan balita untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam rangka mempelajari hubungan antara alergi makanan dengan status gizi balita. Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif dengan rancang bangun cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh balita umur 2 sampai 5 tahun yang datang berobat ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya, dengan jumlah sampel yang didapatkan adalah 32 balita dan ibu atau pengasuh balita sebagai responden yang diwawancarai. Data yang dikumpulkan adalah karakteristik balita berdasarkan umur dan jenis kelamin, pola konsumsi, pola konsumsi kesukaan, makanan penyebab alergi, gejala alergi, riwayat keluarga alergi, tingkat konsumsi gizi dan status gizi balita. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner, form food frequency, dan form food recall, yang selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif dengan distribusi persentase dan tabulasi silang. Terdapat hubungan antara alergi makanan dengan status gizi balita. Ditemukan bahwa penyebab alergi paling banyak adalah susu kaleng (25,0%), daging ayam (21,9%), daging ikan (18,8%), dan coklat (18,8%). Gejala alergi paling banyak muncul adalah gatal-gatal (28,1%) dan juga batuk (28,1%). Selain itu, ditemukan balita dengan status gizi buruk alergi daging ikan, balita dengan status gizi kurang paling banyak alergi daging ikan dan telur. Selanjutnya, balita dengan status gizi lebih paling banyak alergi susu kaleng. Dapat disimpulkan bahwa memang ada hubungan antara alergi makanan dengan status gizi balita apabila makanan penukar yang diberikan tidak sesuai. Dapat disarankan agar ibu atau pengasuh balita memberikan jenis makanan penukar yang sesuai atau mendekati komposisi gizinya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK FKM 27 09 Roo g | ||||||
Uncontrolled Keywords: | FOOD CONSUMTION.NUTRITION | ||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA601-602 Food and food supply in relation to public health R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA773-788 Personal health and hygiene T Technology > TX Home economics > TX341-641 Nutrition. Foods and food supply |
||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Gizi Kesehatan | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Tn Fariddio Caesar | ||||||
Date Deposited: | 06 Jul 2010 12:00 | ||||||
Last Modified: | 24 Oct 2016 16:13 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/24079 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |