NALURIA ASMARANING ERTANTI, 040510073 (2010) EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA PT LOTUS INDAH TEXTILE INDUSTRIES SURABAYA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2010-ertantinal-11438-a13909.pdf Download (193kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2010-ertantinal-11438-a13909.pdf Restricted to Registered users only Download (780kB) | Request a copy

Abstract

Audit lingkungan digunakan oleh perusahaan sebagai alat untuk memantau manajemen dalam penglelolaan lingkungannya. Audit lingkungan ini dapat berfungsi untuk mengurangi risiko kerugian akibat kerusakan lingkungan dan juga dapat memberi nilai tambah bagi produk agar dapat bersaing karena produk tersebut telah ramah lingkungan. Pemerintah Republik Indonesia telah membuat suatu aturan pelaksanaan audit lingkungan yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. Selain itu, pemerintah juga telah menetapkan suatu standar manajemen lingkungan yang diadopsi dari ISO seri 14000 yaitu SNI 19-14001-2005 PT Lotus Indah Textile Industries adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang-barang tekstil, yaitu kain non woven dan benang, yang berkedudukan di kota Surabaya, Jawa Timur. Audit lingkungan di PT Lotus Indah Textile Industries dilakukan oleh auditor internal perusahaan yang berfungsi sebagai pemenuhan peraturan perundang-undangan dan sebagai alat pemantauan lingkungan agar tidak terjadi kerugian akibat dari kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas produksi. Pelaksanaan audit lingkungan di PT Lotus Indah Textile Industries, secara umum dapat dikatakan cukup baik karena sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994, meskipun ada ketidaksesuaian yang ditemukan, yaitu tidak diadakannya rapat penutup. Hal ini menandakan PT Lotus Indah Textile Industries telah menaati pedoman pelaksanaan audit lingkungan yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 42 Tahun 1994. Ketidaksesuaian lain yang ditemukan adalah mengenai ambang batas kebisingan dalam ruangan. Temuan ketidaksesuaian ini memberikan rekomendasi agar pihak manajemen dapat melakukan perbaikan.

Actions (login required)

View Item