Cipto Dwi Handono, Cipto Dwi (2012) EFEK IMUNOSTIMULATORI BEBERAPA FRAKSI TERIPANG LOKAL Phyllophorus sp TERHADAP HISTOLOGI LIMPA MENCIT (Mus musculus) YANG DIINFEKSI Mycobacterium tuberculosis. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text 1. Sampul.pdf Download (244kB) | Preview
Preview	Text 2. Lembar Persetujuan.pdf Download (171kB) | Preview
Preview	Text 3. Lembar Pengesahan.pdf Download (204kB) | Preview
Preview	Text 4. Pedoman Penggunaan Skripsi.pdf Download (169kB) | Preview
Preview	Text 5. Kata Pengantar.pdf Download (174kB) | Preview
Preview	Text 6. Ucapan Terima Kasih.pdf Download (177kB) | Preview
Preview	Text 7. Abstrak.pdf Download (206kB) | Preview
Preview	Text 8. Abstract.pdf Download (206kB) | Preview
Preview	Text 9. Daftar Isi.pdf Download (219kB) | Preview
Preview	Text 10. Daftar Gambar.pdf Download (282kB) | Preview
Preview	Text 11. Daftar Lampiran.pdf Download (200kB) | Preview
Preview	Text 12. Bab 1.pdf Download (252kB) | Preview
Preview	Text 13. Bab 2.pdf Download (482kB) | Preview
Preview	Text 14. Bab 3.pdf Download (406kB) | Preview
Preview	Text 15. Bab 4.pdf Download (685kB) | Preview
Preview	Text 16. Bab 5.pdf Download (203kB) | Preview
Preview	Text 17. Daftar Pustaka.pdf Download (243kB) | Preview
Preview	Text 18. Lampiran.pdf Download (469kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi imunostimulator ekstrak teripang Phyllophorus sp dan fraksi-fraksinya sebagai respon atas infeksi Mycobacterium tuberculosis berdasarkan perubahan histologi diameter germinal center mencit (Mus musculus) dan jenis fraksi yang mempunyai potensi imunostimulator paling tinggi. Penelitian ini menggunakan 60 ekor mencit (Mus musculus) jantan strain BALB/C umur 3-4 bulan dengan berat badan antara 30-40 gram yang kemudian dibagi dalam 4 kelompok kontrol dan 6 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol negatif (KN), kelompok kontrol positif (KP), kelompok fraksi polar (FP), kelompok fraksi semipolar (FS) dan kelompok fraksi nonpolar (FN) yang masing-masing kemudian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan pada hari keberapa dikorbankan. KN 17, KP 17, FP 17, FS 1, dan FN 17 dikorbankan pada hari ke-17 dengan satu kali injeksi M. tuberculosis pada hari ke-14, KN 28, KP 28, FP 28, FS 28 dan FN 28 dikorbankan pada hari ke-28 dengan injeksi ke-2 pada hari ke-18, KN 17 dan KN 28 hanya diberi pelarut dan tidak diberi injeksi M. tuberculosis. Pada tahapan fraksinasi teripang, pelarut yang digunakan untuk kelompok fraksi polar, semipolar dan nonpolar secara berurutan adalah n-heksane, etil asetat dan etanol. Pengamatan diameter germinal center menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400x dengan mengambil 5 germinal center pada tiap irisan limpa Mus musculus dan 6 irisan tiap individu. Diameter germinal center adalah rerata diameter yang ditentukan dari hasil pengukuran diameter terpanjang dan terpendek. Data kemudian dianalisis menggunakan ANAVA dan Uji Duncan α = 0,05. Rerata diameter germinal center dari masing-masing kelompok adalah KN17 = 58,7 μm, KP17=58,3 μm, FP17=73,1 μm, FS17=76,9 μm, FN17=103,5 μm, KN28=57,4 μm, KP28=58,6 μm, FP28=71,2μm, FS28=70,7 μm, dan FN28=90,7 μm dengan nilai p uji ANAVA 0,00. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan bahwa kontrol negatif dan kontrol positif tidak memiliki beda bermakna, sedangkan kelompok kontrol positif jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan tampak memiliki beda. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak teripang (Phyllophorus sp.) berpotensi menjadi imunostimulator dan fraksi teripang yang mempunyai potensi imunostimulator paling tinggi adalah fraksi nonpolar.

Actions (login required)

View Item