Luke Nugroho (2012) PENGARUH PENGKAYAAN Artemia spp. DENGAN MINYAK KEDELAI SEBAGAI PAKAN KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain) STADIA ZOEA � MEGALOPA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) ABSTRAK.pdf Download (267kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2012-nugroholuk-20597-kkckkp-k.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kepiting bakau adalah salah satu komoditas perikanan potensial yang memiliki harga jual yang tinggi. Kepiting bakau yang diperoleh selama ini berasal dari penangkapan dan eksploitasi kepiting bakau dari alam oleh masyarakat. Penangkapan dan eksploitasi kepiting bakau dapat mengancam kelestarian populasi kepiting bakau, sehingga populasi kepiting bakau akan menurun atau punah. Upaya alternatif untuk mempertahankan kelestarian populasi kepiting bakau dengan cara budidaya. Kendala utama yang dihadapi pada budidaya kepiting bakau adalah rendahnya tingkat kelangsungan hidup larva kepiting bakau. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kelangsungan hidup adalah kandungan nutrisi pakan yang tidak mencukupi pada stadia larva. Pakan larva kepiting bakau pada stadia larva Artemia spp. meningkatkan kandungan Artemia spp. maka dilakukan pengkayaan dengan minyak kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengkayaan Artemia spp. dengan minyak kedelai dapat meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva kepiting bakau stadia zoea sampai dengan megalopa, mengetahui dosis yang tepat pada pengkayaan Artemia spp. untuk meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva kepiting bakau stadia zoea sampai dengan megalopa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah: A (Artemia spp. sebagai kontrol), B (Artemia spp. yang diperkaya kuning telur ayam dosis 0,63 g/L), C (Artemia spp. yang diperkaya minyak kedelai dosis 0,3 g/L dan kuning telur ayam 0,63 g/l), D (Artemia spp. yang diperkaya minyak kedelai dosis 0,6 g/L dan kuning telur ayam 0,63 g/l), E (Artemia spp. yang diperkaya minyak kedelai dosis 0,9 g/L dan kuning telur ayam 0,63 g/l). Parameter utama yang diamati adalah laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang dan tingkat kelangsungan hidup larva kepiting bakau. Parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air (suhu, kelarutan oksigen, pH, amoniak dan salinitas) dan perkembangan larva kepiting bakau. Analisis data dilakukan secara statistik dengan menggunakan uji ANOVA (Analysys of Variance) dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji Jarak duncan α 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pada perlakuan D (0,6 g/l dan kuning telur ayam 0,63 g/l) pengkayaan Artemia spp. menggunakan minyak kedelai sebagai pakan larva kepiting bakau memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup larva kepiting bakau (p<0,05). Perlakuan D (0,6 g/l) menghasilkan Laju pertumbuhan harian (22,364%), pertumbuhan panjang rata - rata tertinggi (3,175) dan tingkat kelangsungan hidup rata – rata (42,5%). Perlakuan terendah adalah A (0 g/l) dengan laju pertumbuhan harian rata- rata (21,029%), pertumbuhan panjang rata – rata (3,081) dan tingkat kelangsungan hidup rata – rata (33,5%). kualitas air pada media pemeliharaan adalah suhu berkisar antara 29 – 310 C, pH berkisar antara 7 – 8, oksigen terlarut 4 mg/l, salinitas bekisar antara 25 – 29 ppt, amoniak berkisar antara 0 – 0,25 mg/l.

Actions (login required)

View Item