Lama Pemberian Ikan Rucah dan Pakan Buatan Berkalsium Tinggi terhadap Moulting Kepiting Bakau (Scylla paramamosain)

YULIA FRANSISKAH, 060510190p (2011) Lama Pemberian Ikan Rucah dan Pakan Buatan Berkalsium Tinggi terhadap Moulting Kepiting Bakau (Scylla paramamosain). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (abstrak)
gdlhub-gdl-s1-2011-fransiskah-21514-pkbp12-k.pdf

Download (305kB) | Preview
[img] Text (fulltext)
gdlhub-gdl-s1-2012-fransiskah-18406-pkbp12-l.pdf
Restricted to Registered users only

Download (594kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kepiting bakau (Scylla sp.) merupakan salah satu komoditi perikanan yang hidup di perairan pantai, khususnya di hutan bakau (mangrove) (Karim, 2005). Kepiting bakau perlu mendapat perhatian, karena disamping harganya yang cukup mahal di pasaran lokal, juga memberi peluang untuk pasaran ekspor (Sugara, 2005). Kepiting bakau mempunyai karapas (cangkang) yang keras dan waktu moulting relatif lama yaitu 21 hari pada stadia kepiting muda yang berumur 3 - 4 bulan (Chang, 1995) sehingga memunculkan ide untuk mempercepat moulting kepiting. Pakan yang biasa digunakan untuk budidaya kepiting bakau adalah ikan rucah (Ghufron, 2007). Ikan rucah mempunyai kandungan protein tinggi yang dapat meningkatkan keasaman (pH) darah (Fujaya, 1988). Guna menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa menarik deposit kalsium (yang bersifat basa) dari karapas (cangkang), sehingga kepadatan karapas (cangkang) berkurang (Christensen, 2008). Solusi permasalahan ini adalah dengan dengan usaha penggemukan (pemberian pakan ikan rucah) dan pemberian tambahan kalsium (pakan buatan berkalsium tinggi) untuk mempercepat proses moulting kepiting. Pemberian pakan buatan berkalsium tinggi (pellet) selama 10 hari berdasarkan studi pendahuluan yang diberikan pada kepiting yang sudah gemuk. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama pemberian ikan rucah dan pakan buatan berkalsium tinggi terhadap moulting kepiting bakau (Scylla paramamosain). Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pembenihan Udang, Probolinggo pada bulan April hingga Mei 2010. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Uji Kruskal-Wallis dengan tujuh perlakuan dan lima kali ulangan yang selanjutnya apabila dari analisis ragam diketahui bahwa perlakuan menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata, maka untuk membandingkan perlakuan yang menghasilkan hasil terbaik dilakukan dengan Uji Mann-Whitney (Sugiyono, 1998). Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepiting bakau (Scylla paramamosain) dengan umur 3 - 4 bulan sebanyak 35 ekor, yang berbobot kurang lebih 80 - 90 gram/ekor dan panjang karapas kurang lebih 6 – 8 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemberian ikan rucah dan pakan buatan berkalsium tinggi berpengaruh terhadap moulting kepiting bakau (Scylla paramamosain) (p<0,05) dengan jumlah moulting tertinggi sebesar 100% pada P2 yang tidak berbeda dengan perlakuan P3, P4 dan P5. Kelangsungan hidup (SR) menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05) dan kualitas air selama penelitian masih berada dalam batas toleransi untuk pemeliharaan kepiting bakau (Scylla paramamosain), yaitu suhu air berkisar antara 29 - 31OC, pH 6 – 7, salinitas 15 – 21 ppt, amoniak 0,25 mg/l dan oksigen terlarut (DO) 4 - 6 mg/l.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: kkc kk pk bp 12/11 Fra l
Uncontrolled Keywords: FISHES FEEDING AND FEED
Subjects: T Technology > TS Manufactures > TS2284-2288 Animal feeds and feed mills. Pet food industry
Divisions: 14. Fakultas Perikanan dan Kelautan
Creators:
CreatorsNIM
YULIA FRANSISKAH, 060510190pUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorI Agustono,, M.Kes, Ir.UNSPECIFIED
Depositing User: Turwulandari
Date Deposited: 18 Jan 2012 12:00
Last Modified: 18 Aug 2016 02:52
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/26397
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item