Hapsari Nurina Rahmi, 110210535 (2007) HUBUNGAN ANTARA TINGKAT EMOTIONAL LABOR SURFACE ACTING DENGAN TINGKAT KELELAHAN EMOSI PADA PROFESI KOLEKTOR KREDIT SEPEDA MOTOR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (Abstrak) gdlhub-gdl-s1-2007-rahmihapsa-5395-kkbkk-2-k.pdf Download (458kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) gdlhub-gdl-s1-2007-rahmihapsa-5395-psi550-h.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara emotional labor surface acting dengan kelelahan emosi. Hal ini menandakan bahwa semakin sering frekuensi emotional labor surface acting yang dilakukan maka akan semakin jarang frekuensi kelelahan emosi yang dialami. 2. Subjek yang lama kerjanya semakin tinggi (masa kerjanya semakin lama) tingkat kelelahan emosinya akan cenderung menurun. Selain itu, subjek yang lama kerjanya semakin tinggi (masa kerjanya semakin lama) tingkat emotional labor surface actingnya akan cenderung meningkat. 3. Hubungan negatif antara emotional labor surface acting dengan kelelahan emosi ini diperkirakan terjadi sebagai akibat dan salah satu dari dua hal berikut. Pertama emosi yang muncul sesuai dengan teori facial feedback dan teori emosi James-Lange, dimana umpan balik muscular dari ekspresi wajah kita berpengaruh terhadap pengalaman emosi sadar yang kita rasakan, atau dengan kata lain aspek fisiologislah yang menentukan emosi apa yang kita rasakan. Kedua, adanya dukungan sosial yang diterima oleh kolektor memoderatori hubungan antara stressor dan strain dalam pekerjaan. Akibatnya, dukungan sosial dari atasan, teman, rekan kerja, ataupun keluarga diperkirakan mampu mengisi kembali kekosongan sumber energi psikologis yang terkuras akibat ketegangan yang dirasakan sebagai akibat ketidaksesuaian antara emosi yang dirasakan dengan emosi yang ditampilkan, sehingga kolektor terhindar dari kelelahan emosi.

Actions (login required)

View Item