PENYAKIT PES DI SURABAYA 1910-1930

Dewi Indah Pratiwi, 120510914 (2010) PENYAKIT PES DI SURABAYA 1910-1930. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2011-pratiwidew-15329-fs.sej1-k.pdf

Download (428kB) | Preview
[img] Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-pratiwidew-12756-fs.sej1-p.pdf
Restricted to Registered users only

Download (864kB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penelitian mengenai epidemi pes di Surabaya pada tahun 1910-1930 ini bertujuan untuk melengkapi penulisan tentang sejarah kesehatan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penulisan sejarah yang meliputi heuristik, verifikasi, intepretasi, dan historiografi. Studi ini menunjukkan terjadinya penyakit pes di Surabaya pada tahun 1910-1930. Persoalan dimulai dengan adanya peristiwa peningkatan jumlah kasus kematian yang ditimbulkan sebagai pengaruh langsung epidemi pes di Surabaya pada tahun 1910 dan perkembangannya sampai pada tahun 1930. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wabah pes yang terjadi di Surabaya dan sekitarnya ini merupakan wabah pes yang pertama kali melanda di Hindia Belanda. Pada tahun 1910 adalah awal mula wabah pes melanda Surabaya untuk pertama kalinya, kemudian menyebar ke beberapa kota di pesisir Utara Jawa. Dari kondisi tersebut, penulis mengambil beberapa pokok permasalahan yaitu bagaimana asal-mula penyakit pes di Surabaya, bagaimana pola penyebaran penyakit pes dan dampaknya di Surabaya, serta bagaimana upaya pemerintah untuk menanggulangi penyakit pes di Surabaya. Penyakit Pes merupakan penyakit zoonosis pada tikus yang dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan pinjal Xenopsylla cheopis yang mengandung Yersinia pestis. Pes masuk ke Surabaya melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Meningkatnya arus transportasi barang dan penumpang antar negara, pes tersebar melalui pelabuhan Penyakit pes ditularkan melalui lingkungan yang kotor serta kondisi rumah-rumah penduduk yang sebagian besar konstruksinya kurang memenuhi standart kesehatan, khususnya lingkungan kampung pribumi yang memprihatinkan dibanding dengan pemukiman golongan masyarakat lainnya. Pada tahun 1914, wabah pes mencapai puncaknya lebih dari 375 orang meninggal dunia. Tahun 1915 BGD kemudian membentuk satu dinas khusus yakni Dienst der Pestbestrijding (Dinas Pemberantasan Pes). Diharapkan dengan adanya dinas ini, korban penyakit ini dapat di minimalisir.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: KKB KK-2 FS.SEJ 18-10 Pra p
Uncontrolled Keywords: PENYAKIT PES
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA643-645 Disease (Communicable and noninfectious) and public health
Divisions: 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Creators:
CreatorsNIM
Dewi Indah Pratiwi, 120510914UNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorMoordiati, S.S.,M.HumUNSPECIFIED
Depositing User: Tn Septian Eko Budianto
Date Deposited: 28 Feb 2011 12:00
Last Modified: 05 Oct 2016 01:38
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/26814
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item