AGUNG PUTRO HERMAWAN, 120610008 (2012) KONFLIK TANAH DI DESA TUBANAN-KECAMATAN TANDES SURABAYA 1973-1995. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s1-2013-hermawanag-28778-8.ABSTRAK.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (full text)
gdlhub-gdl-s1-2013-hermawanag.compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (706kB) | Request a copy |
Abstract
Memperebutkan ruang identik bersinggungan dengan persoalan konflik maupun kepentingan. Kebutuhan tempat tinggal (perumahan) seolah urgen bagi Pemerintah Daerah Surabaya untuk meminimalisir sumber keresahan sosial di perkotaan. Desa Tubanan merupakan sebuah wilayah di Kecamatan Tandes-Surabaya yang terkenal dengan persoalan pembebasan tanah. Konflik pertanahan ini berawal tahun 1973 hingga 1995 antara swasta, Pemerintah Daerah Surabaya dengan warga desa. Wilayah desa yang cukup strategis menaruh harapan Pemerintah Daerah Surabaya merekomendasikan tempat ini sebagai proyek pembangunan barat kota pada swasta (PT. Darmo Permai). Kota yang tengah berkembang dan menapaki menjadi kota Indamardi, kota kedua terbesar di Indonesia maupun mengklaim kota modern yang setara dengan kota-kota besar di Asia Tenggara menjadi alasan Pemda berkewajiban memberikan akses kenyamanan bagi warga kotanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang karakteristik penelitian ini meliputi pengumpulan data (heuristik), kritik, interpretasi dan historiografi. Adapun yang menjadi bagian analisis data dalam penelitian ini adalah dokumen pemerintahan yang berupa surat keputusan dan memo sementara untuk sumber lisan, peneliti mewawancarai warga desa Tubanan yang memiliki kedekatan emosional terhadap konflik tanah desa, pihak aparat keamanan (kepolisian) maupun kuasa hukum warga desa. Konflik pertanahan yang muncul di desa Tubanan dilatarbelakangi kepemilikan tanah desa yang berlangsung secara turun temurun hingga berujung pada klaim. Proses pembebasan tanah yang seharusnya transparan (terbuka) terhadap hasil jual beli tanah kepada pemilik tanah dimanipulasi oleh segelintir oknum pejabat pembantu walikota sehingga menimbulkan asumsi bahwa Pemda yang seharusnya memberikan kenyamanan bagi warga kotanya berbalik menjadi pihak yang meneror warga kotanya. Akhir penyelesaian konflik pertanahan ini, pihak Pemda Kota Surabaya menggagas ide dengan mempertemukan kedua pihak yang tengah berkonflik yakni antara pihak Pemda yang berkoalisi dengan pihak swasta melawan pihak warga desa Tubanan (pemilik tanah). Mekanisme yang berbeda ditawarkan walikota Sunarto yang mengagendakan pertemuan secara berkala di hotel Shangri-La, Surabaya sekaligus mengakhiri persoalan konflik yang berkepanjangan antara kedua pihak.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS.Sej.08/13 Her k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | CONFLICT | ||||||
Subjects: | D History General and Old World | ||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Mrs Nadia Tsaurah | ||||||
Date Deposited: | 17 Dec 2013 12:00 | ||||||
Last Modified: | 14 Jun 2017 17:34 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/26909 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |