WISNU WARDHANA, 120710275 (2012) SYEKH AHMAD SURKATI DAN PEMIKIRAN ISLAMNYA DI JAWA 1875-1943. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (119kB) | Preview |
|
Text (full text)
full.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Tulisan ini mengkaji tentang dinamika kehidupan pribadi dan pemikiran salah satu tokoh reformisme Islam di Indonesia, Syekh Ahmad Surkati, pada awal abad ke-20. Tokoh ini bergerak dalam gerakan pemurnian ajaran Islam di Jawa bersama organisasi Al-Irsyad Al-Islamiyah dengan memfokuskan penyebaran pemikirannya di kalangan masyarakat Arab Hadramaut. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah. Metode ini memiliki tahap pencarian topik, tahap pengumpulan sumber data, verifikasi atau kritik sumber (tahap untuk memperoleh kelayakan sumber), tahap interpretasi atau penafsiran, dan tahap penulisan yang dilakukan secara obyektif. Sumber yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah manuskrip yang ditulis oleh Umar Sulayman Naji, yang berisi tentang kesaksian orang-orang terdekat Syekh Ahmad Surkati tentang pribadinya. Penulis juga menggunakan beberapa karya tulis Syekh Ahmad Surkati, baik itu berupa risalah, buku, artikel, maupun fatwa-fatwa untuk digunakan sebagai sumber data setelah manuskrip tersebut. Syekh Ahmad Surkati datang di Jawa atas undangan pengurus Jami’at Khair, sebagai guru madrasah. Namun, dalam perkembangannya mulai timbul perbedaan pendapat antara pihak Jami’at Khair yang terdiri dari golongan Alawi dengan Syekh Ahmad Surkati. Perbedaan pendapat yang berawal dari masalah kafa’ah antara wanita Sayyid dengan pria non Sayyid akhirnya semakin meluas, hingga menyentuh perbedaan ideologi antara penganut Islam reformis dengan penganut Islam konservatif-tradisionalis. Perdebatan terbuka maupun perdebatan melalui media cetak (koran dan majalah) berjalan secara intens hingga pasukan militer Jepang tiba di Jawa pada tahun 1942. Penulis dalam penelitian ini menemukan bahwa pergulatan antara kaum Sayyid dan non Sayyid dalam masyarakat Arab Hadramaut bermula dari sebuah pernyataan Syekh Ahmad Surkati yang memperbolehkan wanita Alawi menikah dengan pria non Alawi. Pernyataan yang dikenal dengan sebutan “Fatwa Solo” tersebut, menjadi sebuah trigger timbulnya disintegrasi intern masyarakat Arab Hadramaut itu sendiri. Permusuhan ini menyebabkan lahirnya dua golongan dalam masyarakat Arab Hadramaut di Jawa, yaitu golongan Alawi (Sayyid) dan golongan Irsyadi (non Sayyid).
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS.SEJ.11/12 War s | ||||||
Uncontrolled Keywords: | ISLAMIC REFORMIST | ||||||
Subjects: | C Auxiliary Sciences of History > C Auxiliary sciences of history (General) | ||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Dwi Prihastuti | ||||||
Date Deposited: | 20 Nov 2012 12:00 | ||||||
Last Modified: | 06 Jul 2017 17:22 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/27118 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |