Dhenok Rimadhani, 120310490 (2010) PEDAGANG ECERAN TIONGHOA DI SURABAYA 1950-1960. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (abstrak)
abstrak pedagang....pdf Download (87kB) | Preview |
|
Text (FULL TEXT)
gdlhub-gdl-s1-2011-rimadhanid-16159-fssej0-p.compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Penulisan ini secara garis besar memperlihatkan tentang dinamika kehidupan pedagang eceran Tionghoa di Surabaya dari tahun 1950 sampai tahun 1960. Pedagang eceran merupakan klasifikasi dalam perdagangan berskala kecil yang marak dimiliki oleh orang Tionghoa di Surabaya pada tahun 1950an. Pedagang eceran telah berperan sebagai perantara yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung di Surabaya (tidak menetap) dan ada pula yang menetap di suatu tempat. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan melihat pendekatan dalam sistem perekonomian orang Tionghoa di Surabaya. Peran pedagang eceran sangat besar dalam melancarkan dan memperluas arus distribusi perdagangan di Surabaya. Mereka telah meningkatkan ekonomi keluarga dan membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan seharihari mereka dengan cara berdagang. Dengan demikian perekonomian kota juga menjadi terangkat. Semakin besar dominasi orang Tionghoa yang masuk di bidang perdagangan telah membuat ekonomi pribumi menjadi lemah. Pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan ekonomi pribumi dengan cara mengeluarkan kebijakan yang berhubungan dengan posisi pedagang eceran Tionghoa. Peraturan tersebut dinamakan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 1959 atau yang disingkat PP 10/ 1959. Pengaruh dari kebijakan tersebut antara lain bagi pedagang eceran asing yang tempat usahanya menetap dan diantara mereka tidak terdapat upaya untuk mengurus surat Kewarganegaraan Indonesia, maka pemerintah akan menutup tempat usaha tersebut. Diantara mereka akan kembali pulang ke negara asal. Apabila pedagang eceran asing yang tempat usahanya menetap dan diantarav mereka memiliki upaya untuk mengurus surat Kewarganegaraan Indonesia, maka mereka juga akan mengurus surat izin usaha sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah kota Surabaya. Sedangkan bagi pedagang eceran asing yang tempat usahanya tidak menetap, maka pemerintah tetap memperbolehkan pedagang eceran keliling tersebut untuk berdagang. Kembalinya orang Tionghoa ke negara asal telah berpengaruh pada hubungan diplomatik antara RI dengan RRT. Kondisi ini telah berpengaruh pula pada perekonomian di Surabaya yang mengalami penurunan khususnya di bidang perdagangan barang.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 FS Sej 03/11 Rim p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Chinesse | ||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) > K1-7720 Law in general. Comparative and uniform law. Jurisprudence > K(520)-5582 Comparative law. International uniform law > K3840-4375 Regulation of industry, trade, and commerce. Occupational law > K3941-3974 Trade and commerce L Education > LG Individual institutions (Asia. Africa) > LG21-961 Individual institutions > LG21-395 Asia > LG51-53 China |
||||||
Divisions: | 12. Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Turwulandari | ||||||
Date Deposited: | 27 Jul 2011 12:00 | ||||||
Last Modified: | 04 Jul 2017 23:35 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/27671 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |