VICTORYA ALFA IWANY PUTRI, 1207100 76 (2011) PENGGUNAAN KODE DALAM BERINTERAKSI SEKS OLEH KALANGAN GAY DI SURABAYA DITINJAU DARI STRATIFIKASI SOSIAL EKONOMI: Kajian Sosiolinguistik. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2011-putrivicto-21781-fsbi84-k.pdf Download (91kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s1-2012-putrivicto-18658-fsbi84-p.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Kalangan gay adalah laki-laki penyuka sesama jenis. Sebagai manusia biasa kalangan gay menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan pasangan, kelompok, maupun orang lain (non-kalangan gay). Tidak hanya sebagai alat komunikasi, menyampaikan pesan antar kelompok saja, bahasa juga dapat menunjukan realitas-realitas kelompok masyarakat baik itu kelas atas, menengah, atau bawah. Oleh karena itu penelitian yang membahas penggunaan kode dalam berinteraksi seks oleh kalangan gay di Surabaya ditinjau dari stratifikasi sosial ekonomi, bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui deskripsi terkait dengan bentuk, proses, makna, dan fungsi kode bahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan metode deskriptif sinkronis. Metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode yang berusaha memaparkan secara analisis kode-kode yang digunakan kaum gay dalam berinteraksi seks di Surabaya ditinjau dari stratifikasi sosial. Penelitian ditekankan pada upaya dalam mendeskripsikan secara rinci fenomena sosial tertentu atau frekuensi terjadinya peristiwa tertentu. Adapun teknik penelitiannya dilakukan dengan pengamatan terhadap kode-kode kalangan gay dalam berinteraksi seks di Surabaya berdasarkan stratifikasi sosial ekonomi. Metode deskriptif sinkronis, yaitu sebuah metode yang memaparkan suatu peristiwa sesuai dengan apa adanya atau sesuai dengan data yang ada dalam kurun waktu tertentu. Data-data dideskripsikan dan dianalisis secara morfemis dan semantik. Pendeskripsian ini bertujuan untuk melihat keberadaan kode-kode yang digunakan kaun gay dalam berinteraksi seks di Surabaya berdasarkan stratifikasi sosial ekonomi. Metode deskriptif sinkronis semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena-fenomena yang secara empiris hidup pada penuturpenuturnya, sehingga dihasilkan benar-benar pemaparan seperti apa adanya. Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik, salah satu diantaranya pandangan Fisman tentang komunikasi, yaitu ada empat komponen bahasa: Seting (tempat atau suasana atau situasi pembicaraan), partisipan dan persona (orang yang berbicara dan diajak bicara), sasaran dan isi pembicaraan. Atau dengan istilah who speak, what language, to wom, when and what end, informasi, kode dan pembentukan kata, serta teori pola makna. Teori-teori tersebut dapat digunakan kode-kode yang dipakai kalangan gay dalam berinteraksi seks. Hasil yang ditemukan adalah kode bahasa Indonesia merupakan kode bahasa yang paling banyak digunakan oleh kalangan gay dalam berinteraksi seks. Kosakata Bahasa Gay berasal dari: (1) kosakata bahasa Indonesia yang dipungut dengan utuh; (2) Kosakata Bahasa Indonesia yang dipungut dengan mengalami proses morfemik yakni dengan penambahan silabel si-, -ong dan –es; (3) kosakata bahasa Jawa yang dipungut secara utuh; (4) Kosakata Bahasa Jawa yang dipungut dengan mengalami proses morfemik yakni dengan penambahan silabel si-, -ong dan –es; (5) kosakata bahasa Asing baik dipungut secara utuh maupun dengan proses morfemik; (6) dengan cara penyingkatan atau akronem; (7) kosakata dari unsur-unsur metaforis; (8) kosakata dari kemiripan bunyi; (9) penggantian kata lain dengan bunyi awal yang sama; (10) penggunaan nomor; (11) suku kata balik; (12) dengan penyisipan silabel –ok- ; (13) dengan penyisipan konsonan /m/; (14) dengan sisipan –in-.

Actions (login required)

View Item