Imam Zuhdi Huda, 079815854
(2005)
MAKAM DI SURABAYA MASA KOLONIAL 1906-1930.
Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Makam adalah salah satu bagian dari kota, yang berupa tempat untuk menguburkan seseorang yang telah meninggal. Dalam beberapa tradisi, makam dimaknai tempat pemberhentian antar dunia, bagian dari siklus hidup, hingga wujud penghormatan terhadap nenek moyang.
Di Surabaya yang heterogen dengan berbagai macam tradisi masyarakat yang ada di dalamnya, makam juga mendapatkan perhatian. Pada masyarakat pribumi dikenal makam desa atau kampung yang dikelola secara koletif oleh masyarakat sendiri. Wujud dari pengelolaan ini dilaksanakan oleh perkumpulan kematian warga setempat dan juru kunci yang bertugas menjaga dan merawat makam. Pada masyarakat Cina makam merupakan bagian yang cukup penting dari masyarakat. Dalam menentukan lokasi mereka menggunakan ilmu Geomansi atau feng shui. Penghormatan terhadap makam juga dianggap sebagai penghormatan terhadap nenek moyang. Begitu juga dalam masyarakat Arab dimana makam memiliki kaitan dengan kehidupan agama. Pun juga dalam masyarakat Eropa, makam dapat menjadi simbol kereligiusan.
Dalam perkembangannya, negara dalam hal ini penguasa kolonial juga turut campur dalam pengelolaan makam yaitu dengan kebijakan-kebijakannnya. Pembangunan makam umum yang dibagi untuk pribumi dan orang Eropa adalah salah satunya. Selain itu dibentuk pula dinas makam serta penarikan retribusi terhadap makam.
Actions (login required)
|
View Item |