Siti Eko Wijayati
(2004)
BIAS GENDER DALAM SASTRA ANAK TERJEMAHAN DI INDONESIA.
Other thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Sastra anak yang sebagaian besar dari negara Barat tampaknya masih merupakan cerita klasik hasil karya Charles Perrault. Antara lain, karya Perrault seperti "Cinderella" Sleeping Beauty" Diamonds and Toadas" Little Red Riding Hood" lebih banyak menekankan tokoh perempuan yang lemah, lembut, sabar dan penurut. Cerita-cerita Perrault hampir selalu berakhir dengan perkawinan yang bahagia. Penelitian ini ingin mengetahui penggambaran bias gender dan penggambaran stereotyping dan ketidak adilan gender serta peran moral yang disampaikan melalui tokoh-tokoh antagonis dan protagonis perempuan dan laki-Iaki dalam sastra anak terjemahan di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif yaitu menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik untuk menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan satu sama lain.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif yakni mencoba mengkaji bias gender dalam karya sastra anak terjemahan di Indonesia. Dalam penelitian ini 30 karya (buku) sastra anak terjemahan yang berasal dari berbagai negara diamati dan dibahas. Dasar pertimbangan adalah (1) karya sastra tersebut adalah karya popular yang sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, khususnya bahasa Inggris; (2) karya yang berasal dari berbagal negara di dunia itu sesuai dengan tingkat usia anak yakni antara 1 (satu) tahun sampai usia remaja (3) karya sastra anak terjemahan yang bias gender dan memarginalkan perempuan. Metode yang dilakukan untuk menganalisa karya sastra anak tersebut adalah mengumpulkan naskah sastra anak terjemahan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang memuat keberadaan perempuan yang dimarjinalkan, didiskriminasikan dan disubordinasikan. Pengumpulan data ini berdasarkan unsur-unsur intrinsik dan kaitannya dengan unsur lain yaitu sarana cerita dan fakta cerita. Analisis data yaitu interprestasi struktur dilakukan berdasarkan strukturalisme dinamik. Dalam hal ini ketegangan antara karya sastra dengan pembaca, pengarang, kenyataan dan tegangan intrinsik didalamnya untuk mengungkapkan makna cerita sebagai hasil kreasi pengarang Selain itu teori feminis dan patriarki juga digunakan untuk mengungkapkan bias gender dan stereotyping perempuan dalam cerita-cerita tersebut.
Untuk memperoleh gambaran stereotyping dan ketidak adilan gender tokoh protagonis perempuan dan laki-Iaki digunakan skema Rumelhart yang terdiri atas skema maskulinitas. Deskripsi melalui skema femininitas menunjukkan kualitas perempuan yaitu: cantik, sabar, penurut, baik hati, rajin dan kerja keras mengurus rumah tangga. Skema maskulinitas menunjukkan kualitas laki-Iaki yaitu: kuat, berani, tegar, tidak emosional, aktif, agresif, berkuasa, protektif dan serakah. Perempuan atau laki-Iaki yang menyimpang dan skema ini dikategorikan sebagai perempuan atau laki-Iaki yang "tidak baik". .
Untuk mendapatkan gambaran bias gender, dicari kedudukan tokoh dalam masyarakatnya, meneliti tokoh lain terutama tokoh laki-Iaki yang berkaitan dengan tokoh perempuan dan mengamati sikap penulis karya yang diamati.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagai seorang anak, terutama anak perempuan, memuat pandangan konvensional tidak mungkin membantah ayah atau ibu meskipun ibu tiri. Anak harus tunduk dan menurut pada orang tua, dan kedudukan ibu atau ayah tiri adalah pengganti ibu atau ayah kandung. Anak laki-Iaki yang tidak mengikuti skema maskulinitas yang dikemukan oleh Rumelhart akan dicemooh dan dilecehkan karena dianggap tidak Jantan. penakut, pengecut, bodoh dsb.
Kedudukan perempuan sebagai istri dan ibu sangat kuat. Sebagai istri, dia yang mengatur urusan rumah tangga dan tunduk pada suami, sebagai ibu dia harus mendidik anak. Perempuan yang jahat dan cerewet lebih disebabkan karena tidak diperhatikan dan diasingkan karena dianggap sebagai orang yang tidak berguna.
Pesan moral yang disampaikan adalah baik tokoh perempuan maupun laki-Iaki harus menyiapkan mental mereka sebelum memasuki perkawinan. Sebagai anak perempuan dia akan menjadi istri dan ibu yang bakal menjadi panutan orang-orang disekitarnya. Sebagai putri raja. dia akan mendampingi suaminya sebagai kepala pemerintahan yang menuntut tanggung jawab yang tidak kecil. Anak laki-Iaki akan menjadi kepala rumah tangga yang harus menghidupi keluarga. Kalau dia seorang pangeran maka dia harus siap menerima tanggung jawab sebagai kepala negara yang bijaksana dan adil.
Kesimpulan yang diperoleh adalah perempuan yang baik adalah perempuan yang sabar, baik hati, rajin, kerja keras. Perempuan yang demikian pasti mendapatkan suami yang baik, kaya dan dapat dlbanggakan. Untuk itu perempuan harus mempersiapkan diri karena menjadi istri dan ibu yang baik bukan yang gampang. Kedudukan seorang ibu dan istri sangat kuat; dan ini harus dipahami oleh anak-anaknya. Namun, perempuan harus bangkit dan berjuang bila mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Actions (login required)
|
View Item |