INDRI SAFITRI MUKONO
(2003)
PROSPEK PEMBUATAN VAKSIN MALARIA DENGAN PENDEKATAN MOLEKULER.
AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS, SURABAYA.
(Unpublished)
Abstract
Sengaja saya memilih judul ini, karena sampai saat ini penyakit
malaria masih merupakan masalah kesehatan eli dunia, termasuk
di Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini malaria muncul kembali
dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa °bagian dunia.
Diduga 36% penduduk dunia berisiko terkena malaria dan WHO
memperkirakan sekitar 300-500 juta penduduk di dunia terserang
penyakit ini pada setiap tahunnya. P.falciparum merupakan
penyebab penyakit malaria yang memberikan gejala penyakit
paling berat, terutama pada anak-anak maupun orang dewasa yang
tidak imun, dan menyebabkan kematian 3 juta penduduk dunia
setiap tahun, 1/4 di antaranya adalah anak berumur 1-4 tahun.
Menghadapi situasi demikian pada bulan Oktober 1998, WHO,
Bank Dunia, Unicef dan UNDP mencanangkan program kerja sarna
dengan istilah Role Back Malaria (RBM) untuk menurunkan
jumlah ledakan malaria dalam kaitannya dengan manusia dan
peningkatan derajat kesehatan.
Di Indonesia malaria merupakan salah satu penyakit yang muneul
kembali (re-emerging disease) yang ditandai dengan adanya
kecenderungan peningkatan kasus di beberapa daerah, baik di
Jawa-Bali maupun di luar Jawa-Bali. Sebanyak 93,5 juta penduduk
terancam penyakit malaria dan lebih dari 50% penyebab penyakit
malaria di Indonesia adalah P'falciparum. Pada tahun 1998 dan
1999 timbul kejadian luar biasa (KLB) di beberapa daerah seperti
Kabupaten Belitung di Propinsi Sumatera Selatan, 'Kabupaten
Kulon Progo di Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Purworejo
dan Kabupaten Cilacap di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten
Larnpung Selatan di Propinsi Lampung, Kabupaten Asahan dan
Kabupaten Labuan Batu di Propinsi Sumatera Utara. Di Jawa
Timur juga terjadi peningkatan kasus penyakit malaria seperti di
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek dan di Pulau Kangean
di Kabupaten Sumenep.
Actions (login required)
|
View Item |