MOHAMMAD ZAMAN
(1958)
MASAALAH TULI.
AIRLANGGA UNIVERSITY PRESS, SURABAYA.
(Unpublished)
Abstract
Jang membedakan manusia dari hewan, jalah manusia itu dapat berkata-kata. Untuk dapat berkata-kata diperlukan pendengaran jang baik. Dengan perantaraan pendengaran jang baik itu dapat diadakan
pengawasan terhadap apa jang diutjapkan oleh mulut, ja'ni apa jang kurang dapat ditambah, apa jang salah dapat diperbaiki. Kalau pendengaran itu tidak baik, maka segala apa jang diutjapkan oleh mulut ta' dapat didengarkan oleh t.elinga dan pengawasan jang sempurna ta' ada lagi. Utjapan2 banjak mengandung kesalahan2, dengan akibat, bahwa kesanggupan untuk berbitjara mendjadi kurang. Bagaimanakah halnja dengan orang jang tuli sama sekaliJ? Lebih2 dengan orang jang tuli semendjak lahir ? Untuk mendjawab pertanjaan ini lebih dahulu perlu didjawab pertanjaan jang lain: Bagaimanakah tjaranja kita beladjar berbitjara ? Seperti kita semua ketahui, manusia beladjar berbitjara pada waktu la dalam stadium baby. Tjaranja sianak beladjar berbitjara jaIah sbb. ~
1.
Pada phase jang pertama ia dengan setjara spontan hanja mengeluarkan suara2 sadja jang ta' mempunjai ma'na sama sekali.
2.
Dalam phase jang ke-2 sianak mulai berbitjara. Mula2 ia mengulangi sadja apa jang diutjapkan oleh ibunja j irJ. memerlukan pendengaran. Lambat laun ia menghubungkan apa jang didengarnja dengan apa jang dilihatnja, dan dengan melalui telinga dan mata maka achirnja segala-galanja diikatkan kedalam ingatan.
3.
Dalam phase jang ke-3, jaitu dibangku sekolah, ketjakapan.untuk berbitjara ditambah dan diperbaiki; ja'ni dengan membatja dan menulis maka (melalui mata) diadakan fixatie dari perkataan2 dan pengertian2•
Actions (login required)
|
View Item |