RESPONS IMUN NEUROSISTISERKOSIS AKTIF DAN INAKTIFBERDASARKAN POLA LIMFOSIT SUBSET TH1 DAN TH2(PENELITIAN OBSERVASIONAL ANALITIK PADA BABI)

A. A. Raka Sudewi, NIM099913646 D (2004) RESPONS IMUN NEUROSISTISERKOSIS AKTIF DAN INAKTIFBERDASARKAN POLA LIMFOSIT SUBSET TH1 DAN TH2(PENELITIAN OBSERVASIONAL ANALITIK PADA BABI). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text
gdlhub-gdl-s3-2007-sudewiaara-5184-disk08-k.pdf

Download (437kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-sudewiaara-5184-disk08-5.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Neurosistiserkosis (NSS) merupakan penyakit infeksi pada sistem saraf pusat (SSP) yang disebabkan oleh bentuk larva sistiserkus dari parasit cacing pita Taenia solium (T. solium) (Wadia,1996). NSS dapat menimbulkan kematian dan angka kesakitan yang tinggi, dan NSS diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit di bidang neurologi di beberapa negara berkembang dimana infeksi ini endemis. Meskipun penyebab NSS sudah diketahui dengan pasti namun beberapa aspek dari penyakit ini masih belum jelas, salah satu adalah aspek imunopatogenesis pada NSS aktif dan NSS inaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap imunopatogenesis NSS aktif dan NSS inaktif yang mempunyai implikasi pada pengembangan diagnosis dan imunoterapi. Penelitian ini merupakan penelitian observational cross sectional analytic design pada babi. Sampel diambil secara purpossive sampling yaitu berupa NSS aktif dan NSS inaktif yang memenuhi kriteria secara makroskopis dan mikroskopis. Kriteria NSS aktif dan NSS inaktif didasarkan pada perpaduan kriteria yang dikemukakan oleh Carpio A (1994) dan Aluja (1999). Sampel penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu: kista pada otak yang dibuat melalui percobaan dan kista pada otak diperoleh dari babi yang terinfeksi secara alamiah. Variabel tergantung adalah limfosit penghasil IFN-y, limfosit penghasil IL-10 yang diperiksa dengan pengecetan imunohistokimia, eosinofil, astrosit dan mikroglia diperiksa dengan pengecetan hematoksilin eosin. Ke lima variabel tersebut diperiksa secara lokal pada jaringan NSS aktif, NSS inaktif dan otak babi normal sebagai kontrol. Hal ini dilakukan oleh karena respons imun lokal lebih mencerminkan perubahan biologis yang terjadi di daerah yang mengalami jejas. Analisis data dilakukan secara multivariat dengan uji statistik pada taraf kemaknaan adalah sebesar 0,05. Beberapa uji yang dilakukan meliputi: uji keajegan untuk menguji konsistensi hasil pengamatan peneliti dengan pengamat terhadap variabel penelitian; Uji normal distribusi sebagai prasyarat sebelum dilakukan analisis statistik; Uji beda Manova dilakukan atas pengamatan variabel tergantung yang berkonsep multivariat dan analisis diskriminan digunakan untuk mendapatkan variabel pembeda respons imun sebagai variabel yang mempunyai kontribusi kuat terhadap proses modulasi respons imun NSS aktif dan NSS inaktif. Atas dasar variabel hasil analisis diskriminan, maka digambarkan pola yang akan digunakan untuk mengungkap imunopatogenesis NSS aktif dan NSS inaktif. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan modulasi respons imun yang bermakna antara NSS aktif dan NSS inaktif. Pada NSS aktif dan NSS inaktif terjadi peningkatan kontribusi fungsi modulasi respons imun pada limfosit penghasil IL-10 dan limfosit penghasil IFN-y secara bersamaan. Pada NSS aktif tampak adanya peningkatan yang bermakna pada persentase jumlah limfosit penghasil IL-l0 yang menunjukkan aktivitas limfosit subset Th2, sedangkan pada NSS inaktif terjadi peningkatan yang bermakna pada persentase limfosit penghasil IFN-y yang menunjukkan aktivitas limfosit subset Thl . Ada perbedaan persentase jumlah eosinofil antara NSS aktif dan NSS inaktif, persentase jumlah eosinofil pada NSS aktif lebih dominan dibandingkan dengan NSS inaktif. Pada NSS aktif persentase jumlah astrosit dan mikroglia tidak berbeda secara bermakna, tetapi pada NSS inaktif tampak adanya perbedaan yang bermakna pada astrosit antara kelompok NSS aktif, NSS inaktif dan kontrol. Peningkatan yang bermakna dari astrosit pada NSS inaktif menunjukkan astrosit berperan penting untuk degenerasi parasit pada NSS aktif menjadi NSS inaktif. Hasil analisis diskriminan mendapatkan tiga diskriminator yaitu limfosit penghasil IFN-y, eosinofil dan limfosit penghasil IL-10. Berdasarkan hasil klasifikasi anggota dengan menggunakan fungsi diskriminan maka didapatkan hasil klasifikasi anggota ke dalam kelompok dengan ketepatan 100%. Dari hasil penelitian ini dapat dilakukan intervensi terhadap perubahan dari NSS aktif ke NSS inaktif dengan pemberian antagonis IFN-y dan agonis IL- I 0.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 08/05 Sud r
Uncontrolled Keywords: immunopathogenesis, active and inactive neurocysticercosis, immune response modulation
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA638 Immunity and immunization in relation to public health
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
A. A. Raka Sudewi, NIM099913646 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorKonthen, Prof., Dr. P.G., dr., Sp.PD (KAI)UNSPECIFIED
Thesis advisorYoes Prijatna Dachlan, Prof. Dr., dr., M.ScUNSPECIFIED
Thesis advisorSuhartono Taat Putra, Prof. Dr., dr., MSUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 04 Oct 2016 08:12
Last Modified: 11 Jun 2017 20:59
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31893
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item