MANIFESTASI KLINIS, PROFIL, SEROLOGIS DAN GENOTIP VIRUS CAMPAK DI JAWA (Suatu Pendekatan Serologis dan Epidemiologi Molekuler)

HARSONO SALIMO, 090214897 D (2006) MANIFESTASI KLINIS, PROFIL, SEROLOGIS DAN GENOTIP VIRUS CAMPAK DI JAWA (Suatu Pendekatan Serologis dan Epidemiologi Molekuler). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-harsonosal-3602-disk09-k.pdf

Download (649kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-harsonosal-3602-disk09-7.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Penyakit campak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di banyak negara, baik di negara yang sudah maju maupun di negara yang sedang berkembang, dan juga merupakan penyakit yang sangat menular diantara penyakit menular lainnya. Sebelum era imunisasi campak, didapatkan sekitar 5,7 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya. Dengan dilaksanakannya program imunisasi campak sejak tahun 1963 di Amerika Serikat, angka kesakitan dan angka kematian karena campak menurun dengan drastis sampai 86%. Tetapi sejak 1989 — 2001, angka kesakitan dan angka kematian ini meningkat lagi. Laporan dari WHO tahun 2000 menunjukkan terdapat 1,7 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (vaccine preventable diseases), 777.000 diantaranya disebabkan oleh campak. Dengan pemberian imunisasi diharapkan akan memberi kekebalan seumur hidup (life-long immunity). Di Indonesia, program imunisasi campak telah dilaksanakan secara nasional sejak 1981. Pada 1997, angka cakupan imunisasi campak tingkat nasional telah mencapai 94%. Akan tetapi sampai saat ini masih sering dijumpai kasus penyakit campak dan masih sering dilaporkan terjadinya letupan wabah maupun Kejadian Luar Biasa ( KLB). Banyak anak yang sudah mendapat imunisasi campak tetapi masih bisa terkena penyakit campak, sehingga telah terjadi ketidakberhasilan imunisasi campak. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan imunisasi campak, yaitu faktor hospes, lingkungan dan agent. Dari faktor agent, penyebabnya bisa karena pengaruh virus vaksin campak yang dipakai, perlakuan/pendistribusian vaksin (cold-chain), dan kemungkinan adanya perbedaan genotip virus campak. Dibeberapa negara dengan tingkat cakupan imunisasi campak yang tinggi dan sudah tidak didapatkan infeksi campak indigenous, masih timbul wabah penyakit campak karena adanya kasus impor. Telah banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi angka ketidak berhasilan imunisasi campak ini. Salah satu usaha untuk memberantas penyakit campak ini adalah dengan melakukan penelitian di bidang surveilens laboratorium, dimana salah satu komponennya adalah melakukan kegiatan epidemiologi molekuler. Epidemiologi molekuler menyokong epidemiologi klasik dalam hal mencari sumber impor virus dengan mendapatkan genotip virus campak penderita dibandingkan dengan genotip yang telah beredar dalam suatu Negara/wilayah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jenis gejala klinik penderita campak di Jawa, dalam hal ini diwakili penderita campak dari provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian dilakukan pemeriksaan serologis dengan metode ELISA untuk melihat kadar IgM dan IgG, dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan sekuensing DNA dan analisis filogenetik untuk menentukan genotip virus campak. Penentuan jenis gejala klinik penderita campak dilakukan sesuai dengan kriteria gejala klinik oleh WHO tahun 1993, dan dilakukan oleh satu atau dua orang dokter spesialis anak senior/konsultan (SpA[K]). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan serologis untuk menentukan IgG dan IgM dengan metode Anti-Measles viruses ELISA IgG dan IgM (EUROIMMUN- Medizinisch Labordiagnostika AG). Pemeriksaan genotip virus campak dilakukan dengan memeriksa serum penderita campak yang diambil dari penderita campak pada hari kedua atau ketiga timbulnya ruam. Kemudian dilakukan ekstraksi RNA, amplifikasi DNA dengan melakukan pemeriksaan RT-PCR dengan primer sesuai yang dianjurkan WHO 2005. Selanjutnya dilakukan pemurnian produk PCR, sekuensing DNA, kemudian analisis filogenetik dan didapatkan genotip virus campak dari penderita tersebut. Ternyata pada waktu mengadakan pemeriksaan untuk mendapatkan genotip virus campak mengalami kesukaran dan hambatan yang cukup memakan banyak waktu. Walaupun pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai dengan Standard Protocols for RT-PCR for Molecular Epidemiology, Measles Virus section, CDC, tetapi belum bisa memberi hasil. Dengan berbagai usaha dan penggantian primer yang lebih murni dari primer pertama, bisa didapatkan hasil pemeriksaan genotip. Hasil pemeriksaan jenis gejala klinis menunjukkan adanya jenis campak modifikasi pada 2 bayi golongan umur 5-<9 bulan, pada golongan umur 9 bulan – <6 tahun didapatkan 6 penderita campak klasik dan satu penderita campak modifikasi, dan pada golongan umur 6-13 tahun didapatkan 11 penderita campak klasik dan 3 penderita campak modifikasi. Tidak didapatkan jenis penderita campak atipikal, hemoragis maupun campak pada penderita immunocompromised Hasil pemeriksaan IgG dan IgM terhadap virus campak sangat bervariasi tergantung pada umur penderita, status imunisasi : belum mendapat imunisasi, sudah mendapat imunisasi satu kali (pada umur 9 bulan) atau dua kali pada waktu dilakukan BIAS untuk anak Sekolah Dasar. Pada golongan umur 5-<9 bulan didapatkan 2 bayi dengan IgG(-)IIgM(-) dan satu bayi IgG(+)/IgM(+). Pada golongan umur 9 bulan – <6 tahun didapatkan 1 anak IgG(-)/ IgM(-), 1 anak IgG(+)/IgM(+) dan 5 anak IgG(-)/IgM(+). Sedang pada golongan umur 6-13 tahun didapatkan 2 anak IgG(+)/IgM(+), 5 anak IgG(-)/IgM(+), 7 anak IgG(+)/IgM(-). Pada pemeriksaan genotip virus campak didapatkan dua penderita dari Solo (MV-7-Solo dan MV-16-Solo) dengan genotip D9 dan satu penderita dari genotip G3 (MV-14-Solo). Genotip D9 telah didapatkan oleh WHO dari penderita asal Bali (MVi/Victoria.AUS/24.99) dan G3 dari Gresik (MVi/Gresik.INO/17.02). Satu penderita dari Bandung (MV-25-Bandung) termasuk dalam genotip D9. Oleh WHO telah dinyatakan bahwa di Indonesia beredar genotip G3 dan D9. Sebelumnya, pada tahun 1997 juga telah didapatkan genotip G2 (Mvi/Amterdam.NET/49.97) penderita berasal dari Jakarta. Jadi di Indonesia terdapat 3 genotip, yaitu D9, G2 dan G3. Didapatkan dua penderita dari Solo dengan genotip D9 dan G3, satu penderita dari Pacitan (Jawa Timur) dengan genotip G3 dan satu penderita dari Bandung dengan genotip D9. Dari sampel penderita yang lainnya, walaupun dari pemeriksaan elektroforesis didapatkan adanya band (yang menunjukkan keberadaan virus), tapi belum memberikan basil yang dapat dianalisis genotip virus campak pada pemeriksaan sekuensing DNA. Hal ini kemungkinan karena primer yang digunakan tidak bisa melekat pada virus yang bersangkutan karena adanya variasi nukleotida, atau telah terjadi mutasi pada virus. Hal ini terbukti pada salah satu virus (MV-16 Solo) yang mengalami delesi pada 36 nukleotida pada posisi nukleotida ke 1288 sampai 1324. Dan penelitian ini dapat disimpulkan adanya variasi gejala klinik campak, baik dari jenis, titer IgG dan IgM-nya. Dari pemeriksaan genotip virus campak didapatkan dua genotip, yaitu genotip D9 dari satu penderita asal Solo dan satu penderita asal Pacitan, dan satu penderita Bandung, dan genotip G3 dari penderita asal Solo. Sampai saat ini ada tiga genotip virus campak di Indonesia, D9, G3 dan G2. Virus campak genotip G2 telah dipublikasi oleh WHO (WHO 2005) dan didapatkan beredar di Indonesia dan Malaysia. Dengan adanya tiga genotip virus campak di Indonesia tersebut, maka seorang anak yang sudah pernah menderita campak, dapat menderita campak lagi apabila ter-infeksi virus campak dengan genotip yang berbeda.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 09/07 Sal m
Uncontrolled Keywords: measles genotype D9 G2 G3, RT-PCR measles virus, molecular epidemi ology.
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA643-645 Disease (Communicable and noninfectious) and public health
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
HARSONO SALIMO, 090214897 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorH. Soegeng Soegijanto, Prof. Dr., dr., SpA(K)., DTM&HUNSPECIFIED
Thesis advisorSoetjipto, Prof., dr., M.S., Ph.DUNSPECIFIED
Thesis advisorKuntoro, Prof., dr., MPH., Dr.PHUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 04 Oct 2016 04:01
Last Modified: 11 Jun 2017 21:27
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31900
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item