PENGARUH DOSIS LATIHAN FISIK AEROBIK TERHADAP PENURUNAN INDEKS MASSA TUBUH, ASAM LEMAK BEBAS DARAH DAN KADAR LEPTIN DARAH PADA MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SUGIHARTO, 09013726D (2007) PENGARUH DOSIS LATIHAN FISIK AEROBIK TERHADAP PENURUNAN INDEKS MASSA TUBUH, ASAM LEMAK BEBAS DARAH DAN KADAR LEPTIN DARAH PADA MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2008-sugiharto-7385-disk11-k.pdf

Download (562kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2008-sugiharto-7350-disk11-p.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Angka kegemukan terus meningkat di seluruh dunia, tidak hanya di negara maju seperti Amerika Serikat dan negara Eropa namun juga di Indonesia. WHO tahun 2003 melaporkan sekitar 300 juta orang dewasa menderita kegemukan. Kegemukan sering kali dianggap hanya jelek secara kosmetik dan menunjukkan kemakmuran. namun kelebihan berat badan memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Kegemukan diketahui merupakan faktor resiko dari beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, oleh karena itu kegemukan harus dihindari. Kegemukan bergantung dari keseimbangan antara jumlah energi yang masuk (makanan yang masuk) dengan energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak di jaringan lemak sehingga menyebabkan peningkatan berat badan. Penurunan berat badan dapat diperoleh melalui pengurangan masukan energi atau latihan fisik atau keduanya. Latihan fisik sering kali meningkatkan nafsu makan dan latihan fisik tanpa disertai pengendalian masukan makanan dapat meningkatkan kegemukan. Latihan fisik aerobik (LFA) menggunakan lemak (trigliserida) sebagai sumber energi dan LFA merupakan metode ideal untuk mengurangi massa jaringan lemak dan menurunkan berat badan. LFA bergantung pada ambang anerobik (anerobic treshold), dimana latihan fisik yang melampaui ambang ini menjadi anerobik, menggunakan karbohidrat (glukosa) selain asam lemak sebagai sumber energi. Latihan anerobik tidak dapat dipakai untuk menurunkan berat badan. Ambang anerobik (anerobic treshold) dapat ditentukan dengan mengukur VO2 maks. Batasan tersebut berbeda secara individual dan berbeda pada atlit yang terlatih dengan non atlit yang tidak terlatih. Ambang anerobik pada non atlit berkisar antara 55–70% VO2 maks., sedangkan pada atlit (balap sepeda) berkisar antara 75–85% VO2, maks. Penelitian saat ini bertujuan untuk menentukan dosis efektif LFA yang dapat menurunkan berat badan. Dosis yang dipilih adalah 50% dan 70% VO2 maks. dengan asumsi bahwa dosis tersebut masih berada pada Batas normal non atlit dan diduga 70% VO2 maks. merupakan dosis yang lebih efektif. Penelitian ini menggunakan rancangan the randomised control group preand post test design. Populasi berasal dari mahasiswi, sehat, tidak terlatih, di Program Studi Kesehatan Masyrakat, Tata Busana dan Tata Boga Universitas Negeri Semarang semester 3 yang memenuhi kriteria sebagai berikut: kegemukan (IMT > 25 %), umur 18-22 tahun dan tidak ada kelainan fisik yang menghambat keikutsertaan di dalam latihan fisik. Mahasiswi yang sesuai dengan kriteria tersebut diambil 24 orang dan dibagi secara acak menjadi 3 kelompok; kelompok 1 (kontrol), kelompok 2 (LFA dosis 50% VO2 maks.), dan kelompok 3 (LFA dosis 70% VO2maks.). Variabel yang diukur antara lain: indeks massa tubuh (IMT) mewakili pengukuran kegemukan, asam lemak bebas (ALB) mewakili jumlah asam lemak yang dipecah untuk suplai energi dan kadar leptin darah (KLD) mewakili pengukuran massa jaringan lemak. LFA diduga dapat menurunkan ketiga variabel. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Kelompok 1: IMT : rerata pre-test = 27.1258 kg/m2, rerata post-test = 27.0784 kg/m2 ALB : rerata pre-test = 0.70821 µEq/mL, rerata post-test = 0.68184 µEq/mL KLD : rerata pre-test = 3.9337088 ng/ mL, rerata post-test = 3.9608163ng/mL Kelompok 2: IMT : rerata pre-test = 27.3112 kg/m2, rerata post-test = 25.9933 kg/m2. ALB : rerata pre-test = 0.783945 µEq/mL. rerata post-test = 0.4493325 µEq/mL KLD : rerata pre-test = 3.9081863 ng/mL, rerata post-test = 2.8494313 ng/mL Kelompok 3: IMT : rerata pre-test = 27.3415 kg/m2 ; rerata = 26.724 kg/m2 ALB : rerata pre-test = 0.7281597 µEq/mL, rerata post-test = 0.5562282 µEq/m KLD : rerata pre-test = 4.0212087 ng/mL, rerata post-test = 3.4102487 ng/mL Kelompok 2 dan 3 melakukan latihan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Beda antara hasil pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan disebut nilai delta dan kemudian rerata dari nilai delta tersebut dihitung sebagai berikut : Kelompok 1: rerata #8710; IMT = 0.0474 kg/m2; rerata #8710; ALB = 0.02637 µEq/mL; rerata #8710; KLD = 0.0271075 ng/mL. Kelompok 2: rerata #8710; IMT = 1.3179 kg/m2; rerata #8710; ALB = 0.3346125 µEq/mL; rerata #8710; KLD = 1.058755 ng/mL. Kelompok 3: rerata #8710; IMT = 0.6175 kg /m2; rerata #8710; ALB = 0.1719314 µEq/mL; rerata A KLD = 0,6096 ng/mL. Nilai delta kemudian dilakukan analisis homogenitas, normalitas, ANOVA satu arah dan uji t berpasangan secara statistik. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa latihan fisik 50% VO2 maks. secara bermakna lebih efektif dalam menurunkan IMT, ALB dan KLD bila dibandingkan dengan 70% VO2 maks. Sebuah temuan yang bertolak belakang dengan dugaan semula, karena latihan fisik 70% VO2 maks. pada subyek yang kegemukan dan tidak terlatih telah melampaui ambang anerobik (anaerobik treshold), sehingga latihan yang dilakukan sebagian menjadi anerobik. Penurunan IMT yang diperoleh hanya sedikit, dimana subyek masih berada pada kisaran kegemukan (> 25 kg/ m2). Fenomena ini diduga karena durasi perlakuan yang pendek (hanya 6 minggu). Kondisi perlakuan tidak sepenuhnya ideal: subyek penelitian tidak tinggal dalam suatu tempat yang sama. namun pada beberapa tempat yang berbeda, sehingga tidak mungkin dapat mengendalikan masukan kalori dan aktivitas fisik lain di luar latihan fisik yang diberikan.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K 11/08 Sug p
Uncontrolled Keywords: Latihan fisik aerobic; massa tubuh; lemak bebas darah; kadar leptin darah
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA1-418.5 Medicine and the state > RA407-409.5 Health status indicators. Medical statistics and surveys
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
SUGIHARTO, 09013726DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPurnomo Suryohudoyo, Prof., dr., Sp. BKUNSPECIFIED
Thesis advisorSunarko Setyawan, Dr., dr., M.SUNSPECIFIED
Thesis advisorH.M. Rasjad Indah, Dr., dr., MSUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 04 Oct 2016 01:23
Last Modified: 12 Jun 2017 16:27
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/31915
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item