HENDY HENDARTO, 090315218 D (2007) PROFIL TNF-, GDF-9 DAN HYALURONAN PADA GANGGUANFOLIKULOGENESIS SEBAGAI GAMBARAN PENURUNAN KUALITAS OOSIT PASIEN INFERTIL DENGAN ENDOMETRIOSIS. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s3-2009-hendartohe-10001-disk21-k.pdf Download (483kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s3-2009-hendartohe-8521-disk21-n.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan seperti endometrium yang berada di luar kavum uteri dan dapat menginduksi terjadinya reaksi inflamasi kronis. Gangguan folikulogenesis berperan pada terjadinya penurunan kualitas oosit pada pasien infertil dengan endometriosis. Telah diketahui beberapa senyawa terkait dengan proses folikulogenesis pada petengahan siklus menstruasi, seperti GDF-9 dan Hyaluronan, sedanglan TNF- α berhubungan patogenesis dan makin beratnya endometriosis. Profil TNF-α, GDF-9 dan Hyaluronan pada gangguan folikulogenesis yang berhubungan dengan penurunan kualitas oosit pasien nfertil dengan endometriosis belum jelas. Penelitian ini bertujuan menjelaskan gangguan folikulogenesis yang berhubungan dengan penurunan kualitas oosit pada pasien infertil dengan endometriosis. Penelitian ini merupakan suatu studi observasional analitik, potong lintang pada 50 pasien infert:il dengan melakukan aspirasi zalir peritoneum dan folikel dengan cara laparoskopi di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSU Dr Soetomo Surabaya. Terdapat dua tahap penelitian. Tahap pertama karakterisasi protein GDF-9 dilakukan dengan metode Dot Blot, SDS PAGE, Western Blot dan deglikosilasi. Tahap kedua dilakukan pengukuran kadar TNF- α, GDF-9 dan Hyaluronan dengan metode ELISA. Rancangan penelitian ini disusun untuk membuktikan bahwa terdapat perbedaan kadar TNF-α, GDF-9 dan Hyaluronan pada kelompok kontrol, endometriosis ringan dan endometriosis berat serta korelasi antara TNF-α dan Hyaluronan; GDF-9 dan Hyaluronan; TNF-α dan GDF-9. Uji beda dari data hasil penelitian dianalisis dengan Anova (kadar GDF-9) dan Kruskal Wallis (kadar TNF-α dan kadar Hyaluronan). Sedangkan Uji korelasi Spearman digunakan untuk menilai korelasi antara kadar TNF-α dengan GDF-9, Kadar GDF-9 dengan Hyaluronan, dan Kadar TNF-α dengan Hyaluronan. Hasil penelitian ini adalah keberadaan protein GDF-9 yang berasal dari folikel pra ovulasi ditunjukkan dengan adanya pita pada 53 kDa pada pemeriksaan Western Blot. Gradasi intensitas pita tersebut sesuai dengan stadium endometriosis. Karbohidrat pada glikoprotein GDF-9 dipotong oleh enzim N-Glycosidase-F, hal ini ditunjukkan dengan perueahan pita dari 53 kDa (GDF-9) menjadi 48 kDa (GDF-9 dG). Terdapat perbedaan bermakna antara kadar TNF-α, GDF-9 dan Hyaluronan pada kelompok kontrol, endometriosis ringan dan endometriosis berat (p<0.05). Selain itu trdapat korelasi bermakna antara TNF-α dan Hyaluronan serta GDF-9 dengan Hyaluronan (p<0.05). Tidak didapatkan korelasi bermakna antara kadar TNF-α dengan GDF-9 (p>0.05). TNF-α berperan terhadap terjadinya peningkatan Hyaluronan. Dominasi jalur TNF-α. ke peningkatan Hyaluronan dapat melalui peran NF-kB dan TSG-6. Kesimpulan, penelitian ini adalah peningkatan kadar TNF-α dan Hyaluronan serta penurunan kadar GDF-9 berperan pada gangguan folikulogenesis yang berhubungan dengan penurunan kualitas oosit pada pasien infertil dengan endometriosis. Penelitian ini merupakan laporan penelitian in vivo pertama yang mengeksplorasi ekspresi GDF-9 di zalir folikel pasien endometriosis. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi peran Kit ligand, NF-kB, HAS-2 dan TSG-6 pada gangguan folikulogenesis, serta pemanfaatan TNF-α sebagai dasar diagnostik dan terapi pada endometriosis dan infertilitas. Diperlukan pula eksplorasi lebih lanjut Hyaluronan sebagai petanda keberhasilan fertilisasi dan pemanfaatan jangka panjang GDF-9 untuk terapi gangguan folikulogenesis.

Actions (login required)

View Item