DJONI DJUNAEDI
(2004)
PERUBAHAN KADAR SITOKIN TNF , IL-1;, IL-6 DAN MOLEKUL AGREGASI, vWF DAN PGI2 PADA BERBAGAI TINGKATTROMBOSITOPENIA PADA PENYAKITDEMAM BERDARAH DENGUE : STUDI PATOBIOLOGI TERHADAP TROMBOSITOPENIA PADA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Diagnosis Demam Berdarah Dengue (DBD) ditetapkan berdasar kriteria WHO, yang mempersyaratkan kecenderungan perdarahan dan trombositopenia, dengan konfirmasi pemeriksaan serologis IgM dan IgG anti dengue atau konfirmasi isolasi virus dengue (Daniel, 2002; Kuno, 1991; Lan, 1993, Vorndam, 1997). Trombositopenia pada DBD antara lain terjadi melalui mekanisme agregasi trombosit akibat endotel yang teraktivasi (Anderson, 1997; Sugianto, 1994). Aktivasi endotel pada infeksi virus DBD disebabkan oleh sitokin, terutama TNFβ, IL-1β dan IL-6 (Anderson, 1997; Bethell, 1998; Hadinegoro, 1996; Kurane, 1992; Lyngkaran, 1995; Suharti, 2001).
Perkembangan perdarahan yang terjadi pada penderita DBD sulit diprediksi dan dapat berakibat fatal (Hadinegoro, 1999b; Lurn, 1999; Suharti, 1999).
Salah satu masalah yang masih ada sampai saat ini adalah mekanisme agregasi trombosit pada berbagai tingkat trombositopenia pada penderita DBD belum dapat dijelaskan. Pengungkapan pengaruh molekul agregasi terhadap kejadian trombositopenia pada penderita DBD dapat dipakai sebagai pijakan untuk meramalkan kejadian trombositopenia. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan perbedaan perubahan kadar sitokin (TNF, .IL-1β, IL-6) dan molekul agregasi (vWF, PGI2) pada berbagai tingkat trombositopenia pada penderita DBD, sedang hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: ada perbedaan perubahan kadar sitokin (TNF, IL-1β, IL-6) dan molekul agregasi (vWF, PGI2) pada berbagai tingkat trombositopenia pada penderita DBD.
Penelitian observasional-prospektif dikerjakan terhadap penderita DBD yang memenuhi kriteria inklusi dengan bahan penelitian berupa darah vena yang diambil secara sekuensial pada hari pertama, ke-2 dan ke-3. Pemeriksaan IgM dan IgG anti dengue dikerjakan dengan menggunakan dengue fever rapid test, pemeriksaan TNF, IL-1β, dan IL-6 dikerjakan dengan menggunakan piranti quantikine high sensitivity human cytokine immunoassay, dan pemeriksaan vWF, PGI2 dikerjakan dengan menggunakan prosedur ELISA.
Hasil analisis multivariat dan diskriminan terhadap perubahan antara pengamatan I dan 2, dan pengamatan 2 dan 3 dari ke-6 variabel penelitian menunjukkan Wilks' Lambda =0.638 dengan p=0.008 dan trombosit serta vWF sebagai varibel pembeda paling dominan dengan kekuatan pembeda sebesar 70.5%.
Trombositopenia berat ditemukan pada fase awal penyakit dan trombositopenia ringan atau hitung trombosit menuju normal ditemukan pada fase penyembuhan penyakit. Kadar TNF yang meningkat pada fase awal penyakit berperan sebagai stresor terhadap endotel sehingga endotel melepaskan vWF yang selanjutnya mengaktivasi agregasi trombosit. Peningkatan kadar TNF dan IL-1β pada fase penyembuhan penyakit diikuti oleh penurunan kadar vWF. Nampaknya peran peningkatan kadar TNF dan IL-1β dalam pelepasan vWF memerlukan kehadiran trombin. Peran signifikan IL-1β dan IL-6 dalam mekanisme agregasi trombosit dalam penelitian ini tidak nampak sebab perubahan kadar ke-2 sitokin tersebut ditemukan masih dalam batas normal. Pada fase penyembuhan terjadi peningkatan kadar PGI2 dan penurunan kadar vWF. Ini berarti PGI2 dan vWF memegang peran penting dalam proses agregasi trombosit.
Kesimpulan: (1) perubahan kadar sitokin TNFa, IL-113 dan IL-6 tidak menunjukkan peran signifikan pada mekanisme agregasi trombosit, (2) jumlah trombosit menurun pada keadaan di mana vWF memfasilitasi agregasi trombosit, (3) kontribusi positif molekul vWF menyebabkan penghentian proses agregasi trombosit, dan (4) perubahan positif kadar molekul vWF dapat dipakai sebagai prognostik indikator terhadap perubahan negatif hitung trombosit.
Saran: (1) uji empirik pemberian molekul antibodi-anti vWF diikuti PGI2 pada penderita DBD fase akut dengan kecenderungan trombositopenia, (2) pemeriksaan kadar sitokin dan molekul agregasi secara sekuensial terhadap penderita DBD perlu dilakukan segera setelah diagnosis DBD ditetapkan dan dalam kurun waktu lebih dari 3 hari, dan (3) penelitian yang melibatkan trombin dalam kombinasi dengan TNF dan IL-1β dalam meningkatkan sekresi vWF oleh endotel.
Actions (login required)
|
View Item |