JUSAK NUGRAHA, 099813119 D
(2004)
URUTAN ASAM AMINO DARI EPITOP REGIO N. TERMINUS ANTIGEN ESAT -6 SEBAGAI MARKA DIAGNOSTIK PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU AKTIF.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penyakit tuberkulosis (TB) peru masih merupakan masalah kesehatan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Vaksin BCG, sekalipun telah berhasil menurunkan prevalensi TB primer, tetapi belum berhasil mengurangi prevalensi TB pasca-primer. Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi, penelitian di bidang diagnostik dan vaksinasi untuk penyakit TB telah maju pesat Urutan genom dari Mycobacterium tuberculosis sebagai agen penyebab TB telah diketahui dengan lengkap, maka informasi mengenai seluruh bahan genetik dan kuman ini telah dapat diperoleh. Antigen ESAT -6 dengan berat molekul 6 kDa, merupakan protein antigenik yang disekresikan oleh kuman M. tuberculosis. Ada banyak bagian protein kuman yang potensial imunogenik yang telah berhasil diidentifikasi. Beberapa protein antigenik yang terpenting di antaranya adalah ESAT -6, 38 kDa, hsp 65, hsp 70 dan complex Ag85. ESAT -6 merupakan antigen panting yang dikenali oleh sel T protektif baik pada hewan coba maupun pada manusia. ESAT -6 ini disandi oleh gen RD 1 (Region of difference) yang terdapat pada M. tuberoulosis dan M. bovis yang patogen, dan tidak terdapat pada M. bovis BCG strain yaksin yang avirulen. Bila gen yang menyandi ESAT -6 dimasukkan ke M. bovis BCG maka didapatkan peningkatan daya proteksi pada parcobaan hewan yang mendapat challenge dengan kuman M. tuberculosis. Antigen ESAT -6 terdiri dari 95 asam amino dan mempunyai beberapa epitop di antaranya terdapat pada bagian N-terminus yang bersifat hidrofilik dan tarpapar di bagian permukaan. Di bagian ini tentu ada satu atau lebih epitop yang reaktif dengan antibodi dalam sera subyek populasi Indonesia yang menderita TB paru aktif dan ada pula overlapping common sequence yang reaktif hanya pada sera perawat sehat yang merawat penderita TB. Pemecahan masalah ini dilakukan dengan penelitian jenis obsarvasional dengan rancangan cross-sectional. Variabel penelitian yang diperiksa adalah banyaknya frekuensi overlapping common sequence asam amino (epitop) dari residu asam amino 1-35 antigen ESAT-6 yang reaktif terhadap antibodi (lgG) dalam sera subyek penderita TB aktif, subyek kontrol sabat dan subyek perawat sehat. Rancangan anafisis data dilakukan dengan uji Z. Analisis dan residu asam amino 1-35 dan antigen ESAT-6 M.tuberculosis yang dipotong dengan panjang 9 mer, sating tumpang tindih 8 mer serta offset 1 mer, dan diuji reaktivitasnya dengan antibodi dalam sera ke tiga kelompok subyek penelitian menggunakan metode B-cell epitope scanning. Analisis dari hasil penelitian menunjukkan bahwa telah ditemukan due jenis epitop. Yang pertama adalah epitop yang reaktif terhadap sera penderita TB peru aktif dan perawat sehat yang terpapar M. tuberculosis, dan berbeda bermakna dengan sera kontrol sehat. Epitop ini disebut epitop infeksi TB berat yaitu IHSLlD (2530). Jenis kedua adalah epitop protektif dengan overlapping common sequence asam amino (epitop) EAAASA (12-17) yang reaktif terhadap antibodi spesifik pada kelompok sera subyek perawat sehat yang terpapar M. tuberculosis dan hanya sedikit berbeda pada orang sehat dan penderita TB dengan perbedaan frekuensi yang bermakna. Epitop protektif ini ditemukan overlapping dengan daerah yang merupakan epitop sel T pada populasi Jerman dan India, dan diperkirakan juga pada populasi Indonesia sehingga mungkin juga dapat menimbulkan respons imun seluler yang protektif. Berpijak pada hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan sabagai berikut. 1. Epitop infeksi TB berat IHSLLD (25-30) didapatkan baik pada penderita TB maupun pada perawat sehat yang tarpapar M. tuberculosis. 2. Epitop protektif EAAASA (12-17) didapatkan hanya pada perawat sehat yang tarpapar M. tuberculosis. Beberapa hal yang disarankan untuk diteliti lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1. Perlu diteliti tentang epitop sel- T pada manusia Indonesia yang khas pada antigen ESAT -6 M. tuberculosis. 2. Pertu diteliti epitop sel-B seperti pada penelitian ini dengan jumlah sampel yang lebih besar atau memeriksa regio yang lain dari urutan asam amino ESAT-6. 3. Perlu diteliti penggunaan uji diagnostik dengan menggunakan kedua epitop antigen ESAT -6 ialah epitop protektif dan epitop infeksi TB berat, pada papulasi di Indonesia. 4. Pertu diteliti lebih tanjut tentang kemungkinan pengembangan epitop protektif M. tuberculosis untuk dijadikan vaksin DNA. Saran tersebut di atas diperlukan untuk memecahkan beberapa permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam penelitian ini.
Item Type: |
Thesis
(Disertasi)
|
Additional Information: |
KKA KK Dis K 45/05 Nug u |
Uncontrolled Keywords: |
ESAT -6. B-cell epitope mapping, M.tuberculosis,diagnostic marker, protective marker. |
Subjects: |
R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research |
Divisions: |
09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
JUSAK NUGRAHA, 099813119 D | UNSPECIFIED |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
Thesis advisor | Marsetjo Donosepoetro, Prof. Dr., dr., SpPK(K) | UNSPECIFIED | Thesis advisor | Indro handojo, Prof. Dr., dr., SpPK(K) | UNSPECIFIED | Thesis advisor | Tikki Pang, Prof. Ph.D., MPRC Path.FIBiol | UNSPECIFIED |
|
Depositing User: |
mat sjafi'i
|
Date Deposited: |
05 Sep 2016 07:55 |
Last Modified: |
14 Jun 2017 21:53 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32069 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |