ANWAR MARUF, 09001370 D (2004) PERAN PENGATURAN WAKTU DAN JUMLAH PEMBERIAN PAKAN TERHADAP SEKRESI Growth Hormone (GH)DAN Insulin-Like Growth Factor I (IGF-I) DALAMMEMPENGARUHI SINTESIS LEMAK DAN PROTEIN DAGING AYAM PEDAGING : PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-marufanwar-5251-kkakkd-k.pdf Download (640kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-marufanwar-5251-disk46-p.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Kebutuhan bahan makanan asal hewan baik yang berasal dari daging maupun telur ayam ras semakin meningkat. Hal ini karena pemenuhan gizi, khususnya protein hewani, juga semakin meningkat. Salah satu upaya untuk mencukupi kebutuhan protein hewani adalah melalui peternakan unggas, karena ternak unggas mempunyai keunggulan komparatif dibanding dengan ternak Iainnya. Namun kenyataan yang ada hasil ternak unggas terutama daging masih berkualitas rendah. Pemberian pakan ayam pedaging saat ini banyak dilakukan secara ad libitum. Pemberian pakan dengan pola demikian akan membuat ayam makan setiap saat tanpa pernah mengalami lapar, sehingga pertumbuhan dan kandungan lemak dagingnya sangat tinggi. Pola pakan tersebut di atas sampai saat ini masih dipertahankan karena peternak selalu mengejar pertumbuhan cepat dengan waktu panen pendek dan berat badan tinggi tanpa mempedulikan kualitas daging yang dihasilkan. Pembatasan pakan dapat dilakukan dengan jalan pembatasan waktu dan jumlah pakan yang diberikan. Pembatasan pakan pada ayam dapat memperbaiki efesiensi penggunaan pakan sehingga konversi pakan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pemberian pakan secara ad libitum. Pembatasan pakan 5-15 % dari pakan standar tidak akan mempengaruhi performance ayam dan tidak mengubah berat badan akhir saat pemotongan. Bila dilihat hubungan antara sekresi growth hormone (GH) dengan pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan ada kemungkinan untuk menghasilkan daging yang berkadar lemak rendah dan berkadar protein tinggi. Pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan yang tepat diharapkan terjadi peningkatan sekresi GH sehingga akan diikuti peningkatan efek metabolik pada seluruh jaringan tubuh. Efek metabolik GH meliputi peningkatan kecepatan sintesis protein di seluruh tubuh, peningkatan pangangkutan asam lemak dari jaringan lemak, peningkatan penggunaan asam lemak sebagai sumber energi dan menghemat karbohidrat. Peningkatan sekresi GH akan merangsang hepar untuk meningkatkan sekresi IGF-I. Growth hormone mengatur pertumbuhan tulang dan jaringan extraskeletaldengan mengontrol sekresi IGF-I. Insulin-like growth factor I berperan sebagai regulator pertumbuhan postnatal dengan jalan meningkatkan pertumbuhan skeletal melalui proliferasi chondrocyte dan meningkatkan pertumbuhan jaringan extraskeletal dengan jalan meningkatkan pembelahan sel dan sintesis protein. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan bahwa pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan di bidang perunggasan dapat menghasilkan ayam dengan daging yang berkadar lemak rendah dan berkadar protein tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan hewan coba ayam pedaging jantan galur Lohman (MB 202 P) sebanyak 48 ekor. Dua jenis perlakuan yang diberikan adalah (1) jumlah pemberian pakan yang terdiri dari dua variasi yaitu jumlah pakan standar (J1) dan jumlah pakan 10 % di bawah jumlah standar (J2) (2) waktu pemberian pakan yang terdiri dari tiga variasi yaitu waktu pemberian pakan satu kali sehari (W1), waktu pemberian pakan dua kali sehari (W2) dan waktu pemberian pakan tiga kali sehari (W3). Setiap perlakuan¬ dilakukan pengulangan sebanyak 8 kali sehingga pola faktorial dapat digambarkan dengan (2 x 3) x 8. Perlakuan diberikan selama 20 hari mulai umur 15 – 34 hari. Pada akhir penelitian yaitu hari ke 35 pukul 06.00 WIB sampel darah diambil dari vena brachialis sebanyak 5 cc untuk pemeriksaan kadar GH dan IGF-I dengan Elisa kemudian ayam ditimbang untuk mengetahui berat badan akhir dan dipotong untuk dilakukan pemeriksaan karkas dan lemak abdominal. Sampel daging paha, dada dan punggung diambil masing-masing 5 g untuk pemeriksaan kadar lemak dengan metode Soxhlet dan protein dengan metode Marcam steel. Data penelitian kemudian dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dan bila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95 %. Analisis menggunakan program komputer SPSS 10,0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembatasan waktu pemberian pakan W2 meningkatkan kadar GH, IGF-I, persentase karkas dan protein daging, menurunkan persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging secara nyata (p < 0,05), sedangkan berat badan tidak menunjukkan perubahan. Pembatasan jumlah pemberian pakan J2 meningkatkan kadar GH, IGF-I dan protein daging, menurunkan persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging secara nyata (p < 0,05), sedangkan persentase karkas dan berat badan tidak menunjukkan perubahan. Kombinasi pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan W2J2 menyebabkan peningkatan kadar GH dan IGF-I yang berbeda nyata (p < 0,05) dengan perlakuan lain. Perlakuan W2J2 menyebabkan sekresi GH dan IGF-I yang paling optimal sehingga terjadi peningkatan kadar protein daging, persentase karkas, penurunan kadar lemak daging dan persentase lemak abdominal. Berat badan antar perlakuan kombinasi pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan ternyata tidak menunjukkan perubahan. Kombinasi pembatasan waktu dan jumlah pemberian pakan W2J2 menimbulkan rangsangan sintesis dan sekresi GH dari sel somatotropes paling kuat diduga karena adanya peningkatan GHRH, ghrelin dan menurunnya sekresi leptin dari jaringan adiposa. Peningkatan GH akan menimbulkan efek metabolik secara tidak Iangsung dengan meningkatkan IGF-I sehingga terjadi peningkatan sintesis protein otot dan pertumbuhan jaringan extraskeletal seperti otot dengan akibat meningkatnya berat karkas, sedangkan efek secara langsung adalah meningkatnya penggunaan sumber energi dari lemak melalui proses lipolisis dengan akibat menurunnya lemak daging dan berat lemak abdominal. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembatasan waktu pemberian pakan dua kali sehari dengan jumlah pakan 10 % di bawah jumlah pakan standar menyebabkan peningkatan sekresi GH dan IGF-I sehingga terjadi peningkatan persentase karkas dan kadar protein daging, penurunan persentase lemak abdominal dan kadar lemak daging ayam pedaging. Untuk itu disarankan pemberian pakan pada ayam pedaging sebaiknya dua kali sehari dengan jumtah 10 % di bawah jumlah pakan standar agar diperoleh daging berkualitas tinggi.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK Dis K 46/05 Mar p | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Growth hormone (GH), insulin-like growth factor I (IGF-I), carcass, abdominal fat, meat fat and meat protein | ||||||||||||
Subjects: | R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique S Agriculture > SF Animal culture > SF600-1100 Veterinary medicine |
||||||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | mat sjafi'i | ||||||||||||
Date Deposited: | 21 Sep 2016 07:05 | ||||||||||||
Last Modified: | 14 Jun 2017 21:52 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32071 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |