LATIEF MOODUTO, 099712405 D
(2002)
ANALISIS IMUNOPATOGENESIS PULPITIS REVERSIBEL DAN IREVERSIBEL BERDASARKAN POLA LIMFOSIT SUBSET Thl DAN Th2 : Penelitian Observasional Analitik Laboratorik Dengan Pendekatan Imunopatobiologik.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penderita dengan diagnosis pulpitis merupakan kasus terbanyak yang datang ke klinik Endodonsia Fakultas Kedokteran Gigi atau ke Puskesmas, walaupun demikian sampai sekarang ini sering kali terjadi kekeliruan dalam menentukan diagnosis, dan kegagalan perawatan. Hal ini disebabkan karena penentuan diagnosis tersebut hanya berdasarkan gejala klinis yang berupa rasa nyeri yang bersifat individu. Beberapa penelitian tentang pulpitis dengan pemeriksaan histopatologi dan imunologik telah dilakukan, tetapi belum mengungkap secara tuntas khususnya tentang imunopatogenesis pulpitis reversibel maupun pulpitis ireversibel. Pada pemeriksaan histopatologi tampak adanya respons sel radang kronik yang dominan yaitu, limfosit, makrofag, dan sel plasma (Roitt,1980; Grossman,1988; Ingle,1994; Lehner,1995). Sel radang kronik ini akan berperan pada respons imun, dan beberapa reaksi ini berhubungan dengan reaksi hipersensitivitas yang melibatkan limfosit, dan mungkin reaksi hipersensitivitas tipe lambat dapat terjadi pada radang pulpa karena peran limfost T (Ingle,1994; Lehner, 1995). Peran limfosit subset Th1 dan subset Th2 pada respons imun pulpitis masih belum terungkap secara jelas, oleh karena itu perlu penelitian secara rinci mengenai imunopatogenesis pulpitis reversibel dan ireversibel berdasarkan pola limfosit subset Th1 dan subset Th2. Tujuan penelitian yaitu untuk mengungkap imunopatogenesis pulpitis reversibel dan ireversibel berdasarkan pola limfosit subset Th1 dan Th2. Paradigma yang digunakan adalah paradigma imunopatobiologik, karena dengaan paradigma (konsep berfikir) tersebut diharapkan dapat mengungkap imunopatogenesis pulpitis reversibel dan pulpitis ireversibel atas pemahaman pola limfosit subset Th1 dan Th2. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik jenis comparative study dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi sampel adalah penderita dengan diagnosis pulpitis yang datang ke Puskesmas Ketabang, dan Puskesmas Tambak Rejo. Penentuan lokasi peneltian secara random, dan pengambilan sampel secara convenion sampling dari penderita laki-laki usia 18 sampai 40 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Unit analisis adalah jaringan pulpa yang beradang sedangkan untuk kontrol digunakan jaringan pulpa normal dari gigi molar tiga indikasi cabut. Sampel dibagi dalam tiga kelompok yaitu Kelompok I : pulpitis ireversibel, kelompok ke II adalah pulpitis reversibel dan kelompok III adalah Kontrol yaitu jaringan pulpa norrmal, masing-masing sejumlah sepuluh. Variabel penelitian adalah : variabel bebas yaitu limfosit subset Th1 dan Th2, parameter yang diperiksa adalah IL-2, INF , IL-4, IL-10 dan IgG. Variabel tergantung adalah : pulpitis ireversibel dan reversibel, sedangkan parameter yang diperiksa adalah sel fibroblas. Pemotongan jaringan pulpa dengan metode frozen section , dan pengecatan sel imunokompeten secara imunohistokimia dengan menggunakan antibodi monoklonal (mouse anti human terhadap IL-2, INF , IL-4, IL-10, IgG). Pengecatan H.E digunakan untuk pengamatan sel PMN, makrofag dan fibroblas. Tahap selanjutnya dilakukan penghitungan sel imunokompeten yang menghasilkan sitokin IL-2, IFNy, IL-4, IL-10, IgG, dan sel PMN, makrofag, serta fibroblas. Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan analisis multivariat, dan dilakukan uji manova untuk mengetahui apakah ada perbedaan respons imun ketiga kelompok. Ternyata ada perbedaan yang bermakna antara kelompok pulpitis ireversibel, reversibel dan kelompok kontrol dengan nilai Wilks Lambda sebesar 0.042 dan p = 0.000, pada semua variabel penelitian, kemudian dilanjutkan dengan analisis univariat. Dari hasil analisis diskriminan untuk mengidentifikasi variabel pembeda didapatkan 3 variabel terkuat sebagai pembeda yaitu : IFN , IL-10 dan fibroblas. Dari pola respons imun ketiga kelompok dapat dikemukakan bahwa pada jaringan pulpa normal tampak ada respons imun, hal ini menunjukkan bahwa pada jaringan pulpa normal ada mekanisme pertahanan. Pada pulpitis reversibel tampak dengan naiknya IFNy akan mengaktifkan makrofag yang kemudian menghasilkan TGF yang merangsang pembentukan fibroblas. Hal ini tampak dengan tingginya fibroblas dibanding pada pulpitis ireversibel. Peningkatan IFN dan IL-10 pada pulpitis ireversibel disebabkan karena IL-10 yang dahulu dinyatakan potensi untuk antiinflamatori ternyata merupakan imunostimulator terhadap CD4, CD8 dan sel NK yang menghasilkan peningkatan IFN (Law, 2000). Peningkatan IFN yang dominan menyebabkan kerusakan jaringan kolagen yang Iebih parah, hal ini berhubungan dengan reaksi DTH. Peningkatan IFN yang dominan dapat dijadikan indikator pada pulpitis ireversibel. Berdasarkan hasil analisis pola respons imun ketiga kelompok maka dapat dinyatakan bahwa imunopatogenesis pulpitis reversibel dan ireversibel dapat dijelaskan berdasarkan paradigma imunopatobiologik dengan pola Th1 dan Th2. Sebagai saran diperlukan penelitian Iebih lanjut tentang respons imun pulpitis khususnya pulpitis reversibel yang bersifat protektif dengan mengamati indikator TGF .
Actions (login required)
|
View Item |