BARAMADYA, 040912291 (2014) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus pada Apotek K-24 Indragiri Surabaya). Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s1-2014-baramadya-31898-5.abstr-k.pdf Download (96kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) 93.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Pelayanan kefarmasian merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Apotek merupakan instalasi kefarmasian yang berhubungan secara langsung dengan pasien, untuk memenuhi keinginan serta informasi mengenai produk yang dinginkan pasien maka apotek wajib memiliki pengukuran kinerja yang baik agar tidak mengecewakan pasien yang ingin mendapatkan pelayanan kefarmasian. Pengukuran kinerja yang baik merupakan pengukuran yang dinilai dari berbagai aspek, baik aspek keuangan dan non keuangan. Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang menggunakan pengukuran dari empat kacamata perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif konsumen,perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dari kepentingan tersebut peneliti ingin meneliti tentang pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard dan prioritas perbaikan dengan metode Analytical Hierarchy Process pada pelayanan kefarmasian berupa apotek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard menghasilkan 10 KPI. Dari hasil olah data dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process diperoleh bahwa perspektif keuangan menjadi prioritas tertinggi dengan nilai bobot 0,420,sedangkan perspektif konsumen memiliki nilai bobot 0,289, untuk perspektif proses bisnis internal dengan nilai bobot 0,168, dan yang menempati urutan terakhir merupakan pembelajaran dan pertumbuhan yaitu dengan nilai bobot 0,123

Actions (login required)

View Item