DIDIK GUNAWAN TAMTOMO, 090214902D (2005) KAJIAN BIOLOGI MOLEKULER PENGOBATAN TRADISIONAL KEROKAN PADA PENANGGULANGAN MIALGIA. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (296kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
Abstract
Makin mahalnya biaya pelayanan kesehatan dan harga obat di Indonesia saat ini mendorong masyarakat mencari pengobatan alternatif. Bangsa Indonesia khususnya di Jawa mengenal suatu cara pengobatan yang disebut kerokan. Kerokan sampai sekarang masih banyak digunakan dan efektivitas pengobatan ini benar dapat dirasakan. Biasanya kerokan digunakan untuk mengobati masuk angin yang salah satu gejalanya adalah nyeri otot (mialgia). Pada kerokan terjadi suatu reaksi inflamasi dengan segala respon yang mengikutinya, antara lain perubahan diameter vaskular, migrasi leukosit dan pengeluaran mediator inflamasi. Mediator inflamasi yang penting adalah IL-1 , C1q, C3, dan PGE2. IL-1 merupakan sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh berbagai sel tubuh antara lain monosit, endotel, sel Langerhans kulit, dan keratinosit. C1q dan C3 merupakan kemoaktraktan yang aktivasinya memerlukan kompleks antigen antibodi pada jalur klasik, di sini yang berperan adalah C1q. Pada jalur lain yaitu jalur alternatif tercetus oleh polisakarida bakteri misal endotoksin, di sini yang berperan adalah C3. PGE2 merupakan produk metabolisme asam arakidonat pada membran sel dengan perantara enzim siklooksigenase. PGE2 menyebabkan rasa nyeri karena menaikkan kepekaan nosiseptor, fenomena ini disebut sentral sensitisasi. Tinggi rendahnya kadar PGE2 mempunyai korelasi dengan berat ringannya mialgia. Selain mediator kimia pada kerokan terjadi rangsangan pada keratinosit dan endotel yang akan mengekspresikan POMC. POMC ini merupakan polipeptida yang kemudian akan dipecah dengan hasil akhir salah satunya adalah -endorfin. Penelitian dilakukan untuk mengungkap mekanisme penurunan mialgia pada pengobatan kerokan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized pre test post test control group design. Penelitian dilakukan di klinik Padma dengan populasi adalah pasien yang datang berobat yang mengalami mialgia dengan kriteria 1) wanita, 2) umur 40 – 50 tahun, 3) berat dan tinggi badan ideal, 4) temperatur 36° - 37°C, 5) tensi 120/80 – 130/85 dan, 6) nadi 72 - 84 reguler, sudah sering kerokan, tidak menderita anemia, DM, infeksi kulit yang luas, belum mendapat obat analgesia, tes faal hati normal, tes faal ginjal normal, faal hemostasis normal. Sampel yang diambil sebanyak 38 orang, dan dialokasikan secara random 19 orang masuk dalam kelompok perlakuan dan 19 orang masuk dalam kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan). Bahan penelitian ini adalah darah tepi yang diambil melalui vena mediana cubiti, sedangkan parameter yang diperiksa adalah IL-1 ,C1q, C3, -endorfin, dan PGE2. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui kenormalan data adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol digunakan uji parametrik t satu sisi dan uji nonparametrik Mann Whitney untuk dua sampel independen. Uji dilakukan dengan tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa 1) kadar IL-1 , C1q dan -endorfin setelah kerokan cenderung meningkat. Sedangkan kadar C3 dan PGE2 setelah kerokan cenderung menurun. 2) dari uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kadar PGE2 antara perlakuan dan kontrol (p=0.047), 3) kadar IL-1 antara perlakuan dan kontrol serta kadar C3 antara perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan (masing-masing p=0.860 dan p=0.950). 4) dari uji Mann-Whitney disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar -endorfin perlakuan dan kontrol (p=0.046), dan 5) kadar C1q antara perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0.665). Selanjutnya uji korelasi menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kadar -endorfin dan PGE2 (p=0.035). Pada pengobatan kerokan terjadi peningkatan kadar -endorfin dan penurunan kadar PGE2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat kenaikan kadar IL-1 , walaupun tidak bermakna menunjukkan suatu reaksi radang Iokal, kadar C1q dan C3 tidak menunjukkan kenaikan yang bermakna menunjukkan kemungkinan ada jalur lain selain jalur kiasik atau jalur alternatif. Kenaikan kadar -endorfin yang bermakna menyebabkan pengurangan mialgia, rasa nyaman, segar, eforia. Kadar PGE2 yang menurun menyebabkan mialgia berkurang. Saran: perlu pengembangan lebih lanjut pengobatan ini dari aspek lain dan perlu juga diteliti kerugian pada pengobatan ini.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK Dis K.09/06 Tam k | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Kerokan, myalgia, inflammation mediators | ||||||
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research | ||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | mat sjafi'i | ||||||
Date Deposited: | 26 Sep 2016 05:46 | ||||||
Last Modified: | 16 Jun 2017 17:14 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32100 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |