ANALISIS MOLEKULER EKSPRESI ANOMALI PROTEIN MUKOSA MULUT DAN PROFIL SUBKLAS ANTIBODI PADA RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS (RAS)

DIAH SAVITRI ERNAWATI, 090114542 D (2005) ANALISIS MOLEKULER EKSPRESI ANOMALI PROTEIN MUKOSA MULUT DAN PROFIL SUBKLAS ANTIBODI PADA RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS (RAS). Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-ernawatidi-5410-disk40-t.pdf

Download (748kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-ernawatidi-5410-disk40-5.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan salah satu kelainan pada mukosa mulut yang ditandai adanya ulser yang rekuren. Lesi ini seringkali ditemukan di rongga mulut serta telah diteliti oleh banyak ahii, tetapi etiologi RAS secara molekuler sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Adanya ekspresi anomali protein mukosa mulut merupakan salah satu faktor yang dapat memodulasi reaksi lokal, sehingga dapat berperan sebagai salah satu faktor pemicu timbulnya RAS. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkap secara molekuler salah satu etiopatogenesis RAS melalui analisis ekspresi anomali protein pada mukosa mulut serta profit subklas antibodi dan gambaran klinis RAS. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk : 1) Mengkarakterisasi anomali protein spesifik RAS (predominan) yang terekspresi pada penderita RAS. 2) Menganalisis ekspresi anomali protein mukosa mulut dengan gambaran klinis RAS. 3) Menentukan profil subklas antibodi dengan gambaran klinis RAS. 4) Membuktikan antibodi monoklonal spesifik anomali protein mempunyai sensitivitas dan spesifisitas terhadap RAS. Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah memberi informasi tentang etiopatogenesis timbulnya RAS secara molekuler, melalui analisis ekspresi anomali protein anomali pada set epitel mukosa mulut yang mempunyai sifat antigenik, sehingga dapat menginduksi antibodi humoral dan seluler. Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan IPTEK di bidang Oral immunology. Berdasar pada hasil penelitian diatas secara praktis dapat digunakan sebagai petanda untuk menentukan tipe RAS mayor, minor dan remisi sehingga tatalaksana penanganan RAS menjadi Iebih sempurna. Selain itu juga dengan ditemukannya anomali protein spesifik RAS yang mempunyai sifat reaktif terhadap antibodi, maka dapat digunakan sebagai bahan alternatifl indikator dini untuk pencegahan atau pengobatan. Juga dapat digunakan sebagai salah satu marker dan kit diagnostik. Penelitian ini merupakan penelitian observasional eksploratif dan analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional, yang pelaksanaannya di bagi menjadi tahap pertama yaitu karakterisasi secara klinis penderita RAS, sehingga dapat ditentukan tipe RAS, kemudian di lakukan koleksi sampel. Tahap ke dua adalah mengkarakterisasi anomali protein yang diekspresikan oleh penderita RAS. Tahap ke tiga adalah analisis profit antibodi subklas pada serum penderita RAS. Tahap ke empat adalah analisis spesifisitas dan sensitivitas antibodi monoklonal spesifik RAS. Karakterisasi klinis di lakukan dengan cara wawancara dan pemeriksaan klinis serta pengisian formulir kuesioner. Kasus RAS banyak ditemukan pada usia 10-59 tahun, dan paling banyak ditemukan pada wanita sebesar 65,7 % dari kasus RAS dan pria 12 penderita atau 34,2 %. Berdasarkan usia yang paling banyak menderita RAS adalah antara usia 20-29 tahun, dengan frekuensi kekambuhan setiap tahun 3-12 kali. Karakterisasi anomali protein yang di ekspresikan pada permukaan epitel mukosa mulut di lakukan dengan analisis SDS-PAGE 12% dan Westemblot dari sampel hasil swab protein mukosa mulut dan serum, diambil dari 15 penderita RAS mayor, 20 penderita RAS minor, 15 penderita RAS fase remisi dan 15 penderita bukan RAS (kontrol), ditemukan beberapa protein yang kurang spesifik oleh karena itu diperlukan pemurnian dengan sephadex G 125 kromatografi. Hasil kromatografi protein dari pasien RAS ditemukan beberapa protein yang berbeda, tetapi menunjukkan kemurnian yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada pita yang muncul setelah dilakukan pewarnaan silver nitrat (AgNO3) terlihat hanya satu pita yang muncul pada setiap lajur. Hasil karakterisasi protein setelah dimurnikan untuk menghilangkan kontaminan pada fraksi protein yang berasal dari kasus RAS mayor ditemukan 5 pita dengan berat molekul 87 kDa, 65 kDa, 30 kDa, 25 kDa dan 20 kDa. Begitu juga fraksi protein dari kasus RAS minor ditemukan beberapa macam protein yang mempunyai berat molekul sama dengan kasus RAS mayor, hanya protein yang mempunyai berat molekul 30 kDa tidak ditemukan pada kasus RAS minor, demikian juga pada kasus RAS remisi. Hasil analisis protein dengan westemblot menunjukkan, bahwa tidak semua protein dapat bereaksi dengan antibodi polikional anti whole protein pada serum kelinci. Gambaran pita protein yang dapat bereaksi dengan antibodi polikional adalah fraksi protein yang berasal dari kasus RAS mayor dan ditemukan empat macam pita protein dengan berat molekul 20 kDa, 25 kDa, 65 kDa dan 87 kDa. Sedang protein yang berasal dari fraksi protein kasus RAS minor hanya ditemukan dua macam pita protein yaitu protein dengan berat molekul 65 kDa dan 25 kDa. Walaupun sangat tipis, tetapi fraksi protein yang berasal dari kasus RAS remisi ditemukan dua macam protein yang mempunyai berat molekul beda dengan kasus RAS minor yaitu ditemukan protein dengan berat molekul 65 kDa dan 87 kDa. Hasil ini menunjukkan bahwa protein yang tampak setelah dilakukan analisis Westemblot mempunyai arti panting dalam respon imun, terutama daya reaktifitas protein terhadap antibodi. Pemurnian protein predominan dengan elusi menunjukkan tingkat kemurnian yang tinggi, dan ditemukan satu pita protein dengan berat molekul 65 kDa yang mempunyai sifat reaktivitas tinggi dan kemungkinan protein ini yang mempunyai peranan penting dalam menginduksi antibodi pertamakali. Untuk mengetahui homogenitas molekul protein yang terkandung dalam protein mukosa mulut RAS dilakukan analisis menggunakan scan densitometri, didapatkan grafik satu puncak dengan ketinggian 522.5 mm dan luas area 39678.9 mm, ini menunjukkan suatu molekul protein dominan yang spesifik pada penderita RAS dan mempunyai sifat stabil. Juga dapat dibuktikan bahwa protein tersebut mampu menginduksi respon imun seluler dan terbukti dengan uji natif imunofloresen tampak sel T aktif. Hasil uji analisis subklas imunoglobulin dari serum pasien menujukkan kesamaan dan sangat signifikan dengan imunoglobulin yang disekresikan oleh set hibrid, jika dibandingkan dengan kontrol. IgG2a mempunyai titer yang paling tinggi dengan pengenceran 10-5 jika dibandingkan imunoglobulin lainnya. Hasil analisis varians (Anova) satu jalur menunjukkan profit subklas antibodi IgG2a, IgG3 dan IgA pada serum penderita RAS menunjukkan perbedaan yang signifikan dibanding kontrol (p&lt;0.05). Analisis varians satu jalur profit subklas antibodi IgG2a,IgG3 dan IgA pada whole protein maupun protein elusi penderita RAS menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p&lt;0.05). Hasil uji LSD kadar IgG2a,tgG3 dan IgA pada serum penderita antara RAS mayor dan minor tidak menunjukkan perbedaan yang signifkan, demikian juga untuk kadar kadar IgG2a,lgG3 dan IgA pada whole protein dan protein elusi penderita RAS mayor, minor maupun remisi Penelitian tahap ke empat adalah typing imunoglobulin serta uji spesifisitas dan sensitivitas antibodi monoklonal spesifik anomali protein. Antibodi monokional anti anomali protein dengan berat molekul 65 kDa dilakukan dengan cara hibridisasi set limfosit dan set mieloma. Hasil hibridisasi set limfosit dan set mieloma ditemukan beberapa macam sub typing antibodi monoklonal IgG1, IgG2a, IgG2b, IgG3, IgA, IgM, kappa chain dan lambda chain. Hasil identifikasi tipe (isotyping) antibodi monoklonal terhadap klon set hibrid dengan menggunakan uji ELISA ditemukan urutan titer yang tinggi yaitu mulai IgG2a, kappa chain (K- chain ), IgG3, IgG2b, IgG1, IgA,IgM dan lambda chain (A-chain). Uji sensitivitas dan spesifisitas subklas antibodi monoklonal IgG2a menunjukkan bahwa IgG2a mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi (94,3%) terhadap anomali protein mukosa mutut penderita RAS (mayor, minor dan remisi ), sedang tingkat spesifisitasnya adalah 86,7 %. Untuk antibodi monoklonal subklas IgA mempunyai tingkat sensitivitas 88,6% dan spesifisitasnya 80%. Untuk subklas antibodi monoklonal igG3 mempunyai tingkat sensitivitasnya 91,4% dan spesifisitas 93,3%. Semua hasil dari rangkaian tahapan penelitian telah di temukan protein anomali predominan yang di ekspresikan pada penderita RAS dengan berat molekul (BM) 65 kDa. Anomali protein predominan spesifik RAS bersifat antigenik. Ekspresi anomali protein mukosa mulut pada penderita RAS tipe mayor secara kualitatif ditemukan beberapa pita protein dengan BM 87 kDa, 65 kDa, 25 kda dan 20 kDa. Untuk RAS minor ditemukan dua macam pita protein dengan BM 65 kDa dan 25 kDa sedang pada RAS remisi ditemukan dua pita protein masing-masing dengan BM 87 kDa dan 65 kDa. Profil subklas antibodi 1gG2a dan IgG3 serta Ig A pada RAS mayor, RAS minor serta remisi mempunyai titer yang Iebih tinggi dibanding penderita kontrol (normal). Antibodi monoklonal subklas IgG2a, IgG3 dan IgA spesifik protein 65 kDa mempunyai spesifisitas dan sensitivitas tinggi. Sebagai saran masih perlu dilakukan penelitian lanjutan peranan protein predominan Iainnya seperti protein 87 kDa, 30 kDa, 25 kDa, sehingga ditemukan etipatogenesis RAS secara molekuler yang komprehensif. Selain itu juga perlu dilakukan uji lapangan (field trial) dari antibodi monokional hasil hibridisasi terhadap pasien RAS sebagal kit diagnostik. </description

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis K.40/05 Ern a
Uncontrolled Keywords: RAS; predominant protein; protein anomaly 65 kDa; profile of antibody subclasses; sensitivity and specificity
Subjects: R Medicine > RB Pathology > RB37-56.5 Clinical pathology. Laboratory technique
R Medicine > RK Dentistry > RK1-715 Dentistry
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran
Creators:
CreatorsNIM
DIAH SAVITRI ERNAWATI, 090114542 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorYoes Prijatna DachlanUNSPECIFIED
Thesis advisorSiti SoemarijahUNSPECIFIED
Depositing User: mat sjafi'i
Date Deposited: 26 Sep 2016 03:28
Last Modified: 16 Jun 2017 18:05
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32110
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item