MARDHANI YOSOPRAWOTO, 099813227
(2005)
PENGARUH DEFISIENSI SENG (Zn) TERHADAP HORMON TIROID DAN ENZIM PROTEIN KINASE C DALAM KEADAAN DEFISIENSI YODIUM (Y) RINGAN : PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIUM PADA TIKUS WISTAR.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Hipotiroid masih merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia khususnya negara berkembang. Di daerah endemik gondok yang disertai defisiensi seng, suplementasi yodium saja tidak nyata menurunkan kejadian gondok pada anak usia sekolah. Fenomena ini terjadi pada anak sekolah di kabupaten Kefamenanu propinsi NTT dimana merupakan daerah endemik gondok dengan defisiensi seng berat. Prevalensi gondok anak usia sekolah sebelum suplementasi adalah 60,71 %, setelah suplementasi yodium selama 2 tahun prevalensi gondok hanya turun 5,05% menjadi 55,66%. Hasil penelitian pada 300 anak usia sekolah kadar hormon TSH serum rendah (< 5 µU/mL) pada 199 anak (66,33%), hanya 101 anak (33,66%) kadar TSH normal, kadar yodium dalam urin rendah (2 g/mL) pada semua anak (100%), kadar seng dalam serum sangat rendah (1,795 ± 1, 140 µmol/L) pada semua anak (100%). Fenomena terjadinya gondok pada populasi ini mungkin karena suplementasi yodium kurang adekuat. Hipotiroid yang disebabkan defisiensi yodium seharusnya kadar hormon TSH serum tinggi, tetapi pada populasi sebagian besar kadar hormon TSH serum rendah. Diduga rendahnya kadar hormon TSH akibat defisiensi seng berat berinteraksi dengan defisiensi yodium sehingga berpengaruh menghambat sintesis hormon tiroid. Defisiensi seng berat dapat menyebabkan gangguan atau hambatan alur metabolik sintesis TSH di hipofisis melalui reaksi enzimatik yang tergantung seng. Telah diketahui mikronutrien seng adalah unsur esensial lebih dari 300 metaloenzim yang berperan pada pengaturan dan aktivitas enzim yang tergantung seng, misalnya enzim karboksi-peptidase H (KPH) di sel hipotalamus. Aktivitas enzim karboksi peptidase H di sel hipotalamus menurun pada defisiensi seng. Dengan menurunnya aktivitas enzim karboksi peptidase H yang berperan pada perubahan bentuk prepro - TRH menjadi TRH pada fase post tranlasi terganggu, menyebabkan sintesis hormon TRH menurun ( Pekary, 1991). Salah satu enzim yang berperan pada sintesis hormon TSH yang berada di hipofisis adalah enzim PKC , adalah metaloenzim yang tergantung seng. Diduga rendahnya kadar hormon TSH pada defisiensi seng akibat aktivitas enzim PKC yang berada di hipofisis menurun, menyebabkan sintesis hormon TSH di hipofisis akan menurun. Penurunan hormon TSH berpengaruh menurunkan produksi dan pelepasan hormon T4 dan T3 di kelenjar tiroid dan jaringan perifer. Dugaan ini sepenjang penelusuran literatur belum pernah dikaji. Tujuan penelitian ini ingin mengungkap pengaruh defisiensi seng pada keadaan defisiensi yodium ringan terhadap aktivitas enzim PKC di hipofisis dan hormon TSH, T3, T4 di serum. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratoris menggunakan hewan coba tikus Wistar umur 3 minggu, jenis kelamin jantan, berat badan rata-rata 100 gram. Sebelum perlakuan defisiensi seng, semua sampel tikus diberi purified diet sama selama 2 minggu. Berat badan tikus ditimbang 2 kali per minggu mulai usia 6 minggu sampai usia 12 minggu untuk menghitung dan menyesuaikan kebutuhan seng dan yodium dengan perubahan berat badan. Unsur seng dan yodium diberikan per sonde sekali sehari. Kebutuhan normal seng 0,6mg/100 gram berat badan/hari, kebutuhan yodium normal 0,01 mg/100 gram berat badan/hari. Derajat defisiensi seng dibuat dalam katagori ringan (50% dari kebutuhan normal), sedang (5% dari kebutuhan normal) dan berat (0,5% dari kebutuhan normal), unsur yodium diberikan defisiensi ringan (50% dari kebutuhan normal) untuk semua sampel hewan coba. Komposisi dari pakan dibuat sesuai dengan standar atau baku kandungan dan takaran purified diet yang meliputi : glukosa, selulosa, casein, sun flower oil, choline, mineral, vitamin, trace element bebas seng dan yodium. Semua hewan coba diambil sampel darah dari pembuluh darah ekor, tulang tibia dan hipofisis. Sampel darah diperiksa kadar hormon T3, T4 dan TSH dalam serum, dengan metoda ELISA. Jaringan hipofisis diekstraksi kemudian diperiksa aktivitas enzim PKC dengan metoda absorbansi dan dibaca dengan metoda spektrofotometer. Tulang tibia setelah dipanaskan 400°C selama 17 jam, abunya diperiksa kadar seng dengan metoda Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil analisis data defisiensi seng pada kondisi defisiensi yodium ringan menunjukkan ada korelasi positif bermakna (p=0.001) dengan akvifitas enzim PKC (r=0,787), kadar hormon T4 (r=0.760), T3 (r=0.815) dan TSH (r=0,568), berarti makin berat derajat defisiensi seng makin rendah aktivitas enzim PKC yang berada di hipofisis, makin rendah kadar hormon TSH, T4 dan T3 serum. Pengaruh defisiensi seng bermakna (p=0.001) terhadap aktivitas enzim PKC (R-Sq=61,9%), hormon TSH serum (R-Sq=77,7%), T3 serum (R-Sq=66,4%) dan T4 serum (R-Sq=57,8%). Aktivitas enzim PKC ada korelasi positif bermakna (p=0.001) dengan hormon TSH serum (r=0.760), hormon T4 serum (r=0.664) dan hormon T3 serum (r=0.638), berarti makin rendah aktivitas enzim PKC yang berada di hipofisis makin rendah kadar hormon TSH, T4, T3 serum. Pengaruh aktivitas enzim PKC terhadap hormon TSH serum sedang (R-Sq=57,8%), Hormon TSH ada korelasi positif bermakna dengan hormon T4 (r= 0.593, p= 0.001). didapat korelasi positif kadar hormon TSH dengan kadar hormon T3 (r= 0.737, p= 0.001). Pengaruh hormon TSH terhadap hormon T4 kecil (R-Sq = 35.1% , p= 0.001), pengaruh hormon TSH terhadap hormon T3 sedand (R¬Sq=54.3%, p= 0.001). Pada defisiensi seng ada perbedaan bermakna antara kadar Zn dalam tulang tibia dengan defisiensi seng ringan, sedang dan berat (p= 0.001). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh defisiensi seng pada kondisi defisiensi yodium ringan berpengaruh bermakna terhadap penurunan aktivitas enzim PKC di hipofisis serta kadar hormon TSH dan T3, T4 serum dan tidak terjadi umpan balik nagatif aksis hipotalamus-hipoisis¬tiroid. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang metabolisme hormon tiroid yang dikaitkan dengan defisiensi seng. Selain itu juga bermanfaat untuk keberhasilan penanggulangan GAKY pada populasi di daerah endemik gondok dengan defisiensi seng berat.
Item Type: |
Thesis
(Disertasi)
|
Additional Information: |
KKA KK Dis K07/07 Yos p |
Uncontrolled Keywords: |
Zinc deficiency, Iodine deficiency, hormon thyroid, enzyme PKC a activity |
Subjects: |
R Medicine > R Medicine (General) > R735-854 Medical education. Medical schools. Research |
Divisions: |
09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran |
Creators: |
Creators | NIM |
---|
MARDHANI YOSOPRAWOTO, 099813227 | UNSPECIFIED |
|
Contributors: |
Contribution | Name | NIDN / NIDK |
---|
UNSPECIFIED | Soegeng Soegijanto, Prof. Dr., dr., DTMH.,SpA(K) | UNSPECIFIED | UNSPECIFIED | Purnomo Suryohudoyo, Prof., dr. | UNSPECIFIED | UNSPECIFIED | Mulyohadi Ali, Prof. DR., dr. | UNSPECIFIED |
|
Depositing User: |
mat sjafi'i
|
Date Deposited: |
01 Sep 2016 08:18 |
Last Modified: |
16 Jun 2017 18:56 |
URI: |
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32127 |
Sosial Share: |
|
|
|
Actions (login required)
|
View Item |