MOCHAMMAD ISTIADJID EDDY SANTOSO, 099813103 D (2005) KORELASI DEFISIENSI ASAM FOLAT DENGAN KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR ;1 DAN INSULIN LIKE GROWTH FACTOR I DALAM SERUM INDUK DAN TULANG KEPALA JANIN TIKUS : PENELITIAN EKSPERIMENTAL LABORATORIS DAN OBSERVASIONAL KLINIS UNTUK MENJELASKAN TERBENTUKNYA DEFEK TULANG PADA MENINGOKEL. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
jiptunair-gdl-s3-2005-santosomoc-1417-disk24-k.pdf Download (578kB) | Preview |
|
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-santosomoc-5261-disk24-4.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Meningokel merupakan penyakit kongenital dari kelainan embriologis yang disebut Neural tube defect (NTD). Meningokel disebabkan oleh banyak faktor dan melibatkan banyak gen (multifaktoral dan poligenik). Banyak sekali penelitian yang mengungkap bahwa sekitar tujuhpuluh persen kasus NTD dapat dicegah dengan suplementasi asam folat, sehingga defisiensi asam folat dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam teratogenesis meningokel. Basis molekul defisiensi asam folat adalah kurang adekuatnya enzim enzim yang mentransfer gugus, karbon dalam proses metilasi protein dalam sel, baik dalam nukleus maupun mitokhondria, sehingga terjadi gangguan biosintesis DNA dan RNA. serta kenaikan kadar homosistein. Defek tulang pada meningokel secara embriologis terjadi akibat gangguan proses neurulasi, yaitu tetap melekatnya ektoderm epidermis dengan ektoderm neural sehingga migrasi sel sel mesoderm pembentuk tulang ke tempat tersebut terhambat dengan akibat di area itu tidak terbentuk tulang (teori non separasi dari Stemberg). Dalam proses ini, faktor pertumbuhan yang berfungsi memacu sintesis matriks tulang mungkin juga berperan. Terdapat dua macarn faktor pertumbuhan dimaksud di atas yaitu TGF (khususnya TGF , 1) dan IGF 1, yang dalam banyak penelitian telah dibuktikan aksinya pada pembentukan tulang. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap korelasi defisiensi asam folat dengan kadar TGF , 1 dan 1GF 1 dalam serum maupun dalam tulang, serta korelasi kadar kedua faktor pertumbuhan tersebut dalam tulang kepala pasien meningokel dengan lebar defek. Bila kedua hal tadi telah terungkap, maka proses teratogenesis meningokel menjadi lebih jelas. Penelitian ini menggunakan dua macam cara, sesuai dengan hipotesis yang hendak diuji, yaitu metode eks perimental laboratoris dengan hewan coba tikus dan metode observasional klinis pada pasien meningokel. Derajat defisiensi asam folat dikelompokkan dalam kategori berat dan ringan sesuai dengan rangsum yang diberikan, yaitu rangsum sangat rendah folat dan rangsum rendah folat, sedangkan untuk kontrol adalah rangsum cukup folat. Komposisi rangsum dibuat sesuai dengan standar kandungan dan takaran purified diet yang selama ini telah digunakan, meliputi : glukosa, selulosa, casein non vitamin, sunflower oil, choline cl., mineral, vitamin tanpa folat dan trace element. Asam folat dengan tiga takaran yang berbeda untuk seliap kelompok hewan coba, diberikan lewat sonde oral. Enambelas minggu selelah pemberian diet, darah hewan coba diambil untuk pemeriksaan kadar asam folat, TGF , 1 dan IGF I, Hewan coba kemudian dikawinkan, selelah janin lahir diambil tulang kepalanya untuk pemeriksaan kadar TGF l dan IGF 1. Pada pasien meningokel, sewaktu operasi eksisi dengan metode standar, jaringan tulang tepi defek diambil sedikit untuk pemeriksaan TGF , 1 dan IGF I, dan lebar defek diukur dengan antropometer Martin. Hasil analisis data menunjukkan adanya korelasi yang cukup kuat kadar asam folat dalam eritrosit dengan kadar TGF , 1 (p= 0.077; r 0.346) dan 1GF 1 (p= 0.020; r 0.475)) dalam serum induk. Korelasi kadar asam folat dalam serum dengan kadar TGF 1 serum (p= 0.062, r 0.351) cukup kuat, sedangkan korelasinya dengan kadar IGF l serum kurang kuat (p= 0.429; r 0.155). Terdapat korelasi yang kuat kadar TGF , 1 dan IGF I dalam serum induk dengan kedar TGF l (p= 0.017, r 0.361) dan 1GF 1 (p= 0.000, r 0.517 ) dalam tulang kepala janin. Juga terdapat korelasi negatif yang kuat antara kadar TGF , 1 tulang kepala janin dengan jumlah sel apoptosis (p= 0.001, r= 0.541), serta kadar IGF I dengan jumlah sel nekrosis (p= 0.004, r 0.469), sedangkan korelasi negatif kadar TGF l dengan jumlah sel nekrosis (p= 0.180, r= 0.219) dan kadar 1GF 1 dengan jumiah sel apoptosis (p= 0.701, r 0.064) sangat lemah. Pada pasien meningokel, terdapat korelasi negatif yang kuat antara kadar TGF , 1 dan IGF I di tulang kepala tepi defek dengan lebar defek (TGF , l p=0.009, r 0.648; IGF 1: p= 0.025, r 0.426 ). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat korelasi kadar asam folat yang cukup kuat dengan kadar TGF , 1 dan IGF I, serta jumlah sel apoptosis dan nekrosis; demikian juga dengan proses terbentuknya defek tulang pada pasien meningokel. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan tentang konsep baru terbentuknya defek tulang kepala pada meningokel yang dikaitkan dengan defisiensi asam folat. Penelitian ini juga bermanfaat untuk memperluas aspek pencegahan bagi kasus meningokel dan kelainan neural tube defect pada umumnya, serta aspek pengobatan terhadap kasus defek tulang kepala, bahkan sejak pasien masih berada di dalam kandungan.
Item Type: | Thesis (Disertasi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKA KK Dis K24/04 San k | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Folic acid deficiency, Growth factors, Encephalocele, Neural tube defects. | ||||||||||||
Subjects: | Q Science > Q Science (General) > Q179.9-180 Research R Medicine R Medicine > RD Surgery > RD520-599.5 Surgery by region, system, or organ R Medicine > RD Surgery > RD701-811 Orthopedic surgery |
||||||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kedokteran | ||||||||||||
Creators: |
|
||||||||||||
Contributors: |
|
||||||||||||
Depositing User: | Tn Yusuf Jailani | ||||||||||||
Date Deposited: | 13 Oct 2016 07:53 | ||||||||||||
Last Modified: | 16 Jun 2017 19:53 | ||||||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32154 | ||||||||||||
Sosial Share: | |||||||||||||
Actions (login required)
View Item |