RESPON IMUN HUMORAL TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT KARIES GIGI

TIEN SOESMIATI SOERODJO, 090114355M (2003) RESPON IMUN HUMORAL TERHADAP STREPTOCOCCUS MUTANS SEHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT KARIES GIGI. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
soerodjoti.pdf

Download (65kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
jiptunair-gdl-s3-2004-soerodjoti-935-te_22-04.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Dalam studi ini dipilih dua kelompok anak umur tertentu sebagai subyek tes. Kelompok pertama ialah 82 anak umur ± 5 tahun yang mewakili geligi sulung dan kelompok kedua adalah 80 anak anak umur ± 15 tahun yang mewakili geligi permanen. Masing masing kelompok terdiri atas subyek karies positif yang belum dirawat (ka +), subyek karies positif yang telah dirawat (ka t dan subyek karies negatif (ka ) sebagai kontrol. Sampel plak gigi diambil dari gigi gigi ka +,ka t dan gigi gigi ka -. Untuk menumbuhkan S.mutans di pilih perbenihan Trypton Yeast Cystine agar dari de Stoppelaar (1969). S.mutans lokal yang diisolasi dilabel sebagai S.m.1, S.m.2, S.m.3, S.m.4, S.m.5 dan S.m.6, diantaranya S.m.1 dan S.m.3 adalah yang paling dominan. Semua strain S.mutans yang diisolasi telah di identifikasi sebagai serotipe c yang telah dilakukan di Guys Hospital, London University, dibawah pengawasan Dr.Challacombe pada tahun 1983. Juga telah dilakukan penghitungan strain S.mutans untuk mengetahui adanya korelasi antara S.mutans dengan karies gigi. S.m.1 yang menurut pemeriksaan membuat koloni identik dengan S.m. Ingbritt digunakan dalam studi imunologis. Studi imunologis dilakukan melalui pemeriksaan bahan serum, cairan gusi dan saliva. Titer Ab terhadap S.mutans dalam saliva diuji dengan cara mikro aglutinasi. Titer kelas IgG, IgA dan IgM dalam serum, Ab.IgG IgA dan IgM serum terhadap S.mutans diuji dengan Elisa Ab. dalam saliva berupa s.IgA dan s.IgM dan Ab. IgG dalam c.f. diuji dengan Elisa. Pada kelompok anak umur ± 5 tahun titer Ab.saliva terhadap S.m.1, lebih tinggi bermakna pada subyek ka t dari pada subyek ka + (P = 0.007; Tabel XVIII). Dalam saliva juga terdapat Ab.s.IgM terhadap S.m.1 yang lebih tinggi bermakna pada subyek ka t dari pada Ab. s.IgM pada subyek ka + (P = 0.001; Tabel XXIII). Dalam saliva terdapat beda yang lebih tinggi Ab.s.IgA pada subyek ka t dibandingkan dengan Ab.s.IgA pada subyek ka + walaupun dengan beda yang kurang bermakna (P,= 0.06; Tabel XXIV). Karena alasan etika maka pengambilan sampel serum dan c.f. tidak dilakukan pada kelompok anak umur ± 5 tahun. Pada kelompok anak umur ± 15 tahun hasil titer IgG, IgA dan IgM total dalam serum tidak dipengaruhi oleh karies gigi, walaupun titer paling tinggi adalah pada IgM. Pemeriksaan serum menunjukkan adanya Ab.IgG, Ab.IgA dan Ab. IgM terhadap S.m.1 . Ditemukan respons Ab.IgM yang lebih tinggi bermakna pada subyek ka +, dibandingkan dengan Ab. IgM pada subyek ka (P = 0.002; Tabel XXIX). Titer Ab.IgG terhadap S.m.1 dalam c.f. lebih tinggi bermakna pada subyek ka + dari pada subyek ka t (P= 0.001 ; Tabel XXXI). Pada kelompok anak umur ± 15 tahun titer Ab saliva terhadap S.m.1 rendah pada subyek ka +, akan tetapi titer lebih tinggi bermakna pada subyek ka (P =0.000; Tabel XXXVII). Ditemukan titer Ab s.IgM terhadap S.m.1 dalam saliva yang lebih tinggi bermakna pada subyek ka dari pada titer subyek ka + (P = 0.04 ; Tabel XL). Hasil studi ini telah dapat mengisolasi S mutans 1 subserotipe c sebagai patogen opportunistic plak gigi yang ada hubungannya dengan penyakit karies gigi. Peneliti juga mengajukan Index S.mutans (S.m.1), yang dapat dipakai untuk meramalkan apakah anak termasuk kepekaan karies rendah, sedang atau kepekaan karies tinggi. Melakukan S.m. Index dapat dipakai untuk melakukan salah satu prevensi terhadap penyakit karies gigi. Sebab dengan menurunkan Ag, dapat diharapkan kenaikan Ab sekretori dalam saliva. Hasil studi respons imun humoral menunjukkan, bahwa s.IgM dalam saliva terhadap S.m.1 amat berperan pada penyakit karies, karena dapat membedakan titer secara bermakna antara subyek ka + dan subyek ka atau subyek ka t, terutama pada kelompok anak umur ± 5 tahun. Beda titer Ab terhadap S.m.1 dalam saliva juga bermakna antara subyek ka + dan subyek ka t, yang mempunyai titer Ab yang lebih tinggi. Hasil Elisa dapat dibandingkan dengan hasil tes saliva dengan mikro aglutinasi. Pada subyek ka t ditemukan titer Ab yang lebih tinggi dari pada titer Ab terhadap S.m.1 pada subyek ka +. Pada studi sequential juga terdapat kenaikan titer Ab setelah subyek ka + mengalami perawatan gigi seluruhnya. Keadaan tersebut diperlukan untuk dapat menahan serangan karies berikutnya. Rupanya pada kelompok anak umur ± 5 tahun s.IgM sebagai respons imun sekresi primer bekerja sangat baik. Ditemukan kenaikan titer Ab s.IgA terhadap S.m.1 pada subyek ka t apabila dibandingkan dengan subyek ka + walaupun dengan beda yang kurang bermakna (P= 0.064). Ab IgG terhadap S.m.1 dalam c.f. yang diuji dengan Elisa menunjukkan titer subyek ka + lebih tinggi bermakna daripada titer subyek ka t pada kelompok anak umur ± 15 tahun (P = 0.001, Tabel XXXI ). Perbedaan tersebut lebih jelas daripada perbedaan yang ditemukan dalam serum, dimana respons imun sistemik berupa c.f. di rongga mulut dapat mengimbangi hasil respons imun saliva seperti s.IgM dan s.IgA. Ditemukan hubungan kebalikan antara titer Ab. IgG dalam c.f. dan titer Ab.s.IgM dalam saliva, yang didukung oleh Challacombe (1980). Sesuai dengan hasil pengujian Ab.IgG dalam c.f. terhadap S.m.1 yang lebih tinggi bermakna pada subyek ka - dibandingkan dengan titer Ab. pada subyek ka t, mungkin ada kekebalan alamiah terhadap karies pada kelompok anak umur ± 15 tahun (P = 0.000; Tabel XXXII Hipotesis pada penelitian ini diterima karena : -Ada hubungan antara S. mutans dari plak gigi dengan penyakit karies gigi. Konsentrasi S.mutants dalam 1 mg plak gigi lebih tinggi pada subyek karies positif dari pada konsentrasi S.mutans pada subyek karies negatif atau subyek karies yang telah dirawat. -Ada hubungan antara respons imun humoral dengan penyakit karies gigi. Respons imun humoral dalam saliva sebagai Ab.s.IgM terhadap S.m.1 dan respons imun humoral dalam c.f. sebagai Ab. Ig.G terhadap S.m.1 , mempunyai hubungan yang lebih erat dengan penyakit karies gigi dari pada respons imun humoral sistemik sebagai Ab.Ig.G, Ab.Ig.A dan Ab.IgM terhadap S.m.1 dalam serum.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKA KK Dis KG 01/04 Soe r
Uncontrolled Keywords: IMMUNE RESPONSE; STREPTOCOCCUS MUTANS; DENTAL CARIES
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB5-3640 Theory and practice of education > LB2801-3095 School administration and organization > LB3011-3095 School management and discipline
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Manajemen
Creators:
CreatorsNIM
TIEN SOESMIATI SOERODJO, 090114355MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSri Wahyuni Astuti, Dr.,SE.,MSiUNSPECIFIED
Depositing User: Tn Yusuf Jailani
Date Deposited: 03 Oct 2016 01:22
Last Modified: 18 Jun 2017 16:55
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32172
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item