FATIMAH RISWATI, 099311508D
(1999)
ANALISIS PRESTASI OPERASIONAL KEUANGAN BANK UMUM NASIONAL DAN CAMPURAN DI INDONESIA PASCA PAKTO (1988 -1998).
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Selama ini masyarakat menilai kondisi, prestasi operasional perbankan hanya berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank. Kalau hanya mengandalkan neraca dan laporan rugi laba yang dipublikasikan jauh dari memadai untuk menganalisis prestasi keuangan perbankan, jadi dibutuhkan suatu informasi yang lebih Iuas. Salah satu bentuk informasi yang penting yaitu berupa rasio-rasio keuangan suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak dengan jelas berbagai indikator keuangan yang dapat mengungkap-kan posisi, kondisi keuangan suatu bank maupun prestasi yang telah dicapai oleh bank bersangkut-an untuk suatu periode tertentu. Dari berbagai indikator keuangan, manejemen bank akan akan segera mengambil kebijaksanaan yang penting untuk memperbaiki posisi, kondisi maupun prestasi operasional dari bank yang dikelolanya. Penelitian ini menganalisis prestasi operasional perbankan di Indonesia. Sebagai tolok ukur prestasi operasional perbankan berdasarkan perhitungan spread keuangan yaitu selisih antara Return on Total Assets dikurangi dengan Cost of Debt dan berdasarkan penilaian economic value added (EVA) atau Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI). Sedangkan indikator keuangan yang digunakan dibagi dalam 5 kategori. Pertama, likuiditas adalah untuk mengukur seberapa likuid perbankan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Kedua, rentabilitas bank ditujukan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba dan operasi usahanya. Ketiga, resiko usaha bank untuk mengukur tingkat resiko yang dialami bank. Keempat, permodalan yaitu untuk mengetahui apakah - permodalan bank yang ada telah mencukupi untuk mendukung kegiatan bank yang akan dilakukan secara efisien serta mampu untuk menyerap kerugian yang tidak dapat dihindarkan. Kelima, adalah efisiensi usaha yaitu untuk mengukur prestasi operasional manejemen suatu bank, apakah telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna, serta diukur secara kuantitatif tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manejemen bank yang bersangkutan. Sampel penelitian berjumlah 106 bank yang terdin dari 6 bank pemerintah (Bank Pesero),13 bank campuran dan 94 bank swasta nasional Yang terbagi menjadi 58 bank devisa dan 48 bank nondevisa. Waktu penelitian selama 7 semester, yaitu periode 30 Juni 1995 sampai dengan 30 Juni 1998. Selama ini menganalisis rasio keuangan adalah menguji rasio-rasio secara terpisah, seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan bank, dan ternyata mempunyai kelemahan serta belum cukup untuk menganalisis prestasi operasional keuangan bank. Dari analisis dan interpretasi bermacam-macam rasio keuangan secara simultan dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang prestasi operasional keuangan perbankan daripada analisis yang hanya didasarkan atas laporan keuangan sendiri-sendiri tidak berbentuk rasio. Didasarkan pada pertimbangan diatas, maka teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu, dengan menggunakan analisis diskriminan membuat model dari sejumlah rasio-rasio keuangan untuk membedakan dua kelompok yang a priori. Adapun hasil analisis yang telah diperoleh sebagai berikut, 1. dari 5 indikator keuangan yang digunakan yaitu likuiditas, rentabilitas, resiko usaha, permodalan dan efisiensi usaha memiliki kemampuan untuk membedakan, memisahkan dan mengelompokkan prestasi operasional keuangan bank yang tinggi dan yang rendah pada bank-bank devisa dan bank-bank non devisa; 2. dan rasio-rasio yang digunakan terbukti empat rasio keuangan memiliki kemampuan cukup besar untuk membedakan prestasi operasional keuangan bank yang tinggi dan yang rendah, adalah indikator efisiensi usaha yang terdin dari Cost of Funds dan Cost of Efficiency Ratio, indikator rentabilitas yaitu Return on Total assets dan indikator resiko usaha yaitu Credit Risk Ratio. Sedangkan yang memberikan kontribusi terbesar yaitu Cost of Funds, 3. terbukti secara empiris bahwa prestasi operasional keuangan bank devisa berbeda dengan prestasi operasional keuangan bank non devisa; 4. tinggi atau rendahnya tingkatan suatu bank tidak berarti pula mencerminkap tinggi atau rendahnya prestasi operasional keuangan bank tersebut, dan prestasi operasional keuangan bank tidak selalu sama atau konstan dari waktu ke waktu; 5. ternyata pada periode sejak terjadinya knsis moneter, secara persentase bank-bank umum non devisa mempunyai prestasi operasional keuangan yang lebih baik dibandingkan bank-bank umum devisa, dan semua bank bank umum pemerintah (pesero) mempunyai prestasi rendah. Melalui analisis regresi linier berganda dan uji signifikansi, maka akan diperoleh gambaran tentang signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebasnya. Secara parsial akan diketahui pula tentang salah satu variabel bebas yang dominan. Hasil analisis yang diperoleh, 1. variabel kredit yang disalurkan, surat-surat berharga, penempatan pada bank lain, penyertaan, biaya bunga, hutang, modal dan penyisihan penghapusan aktiva produktif secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat bermakna pada taraf nyata 95% terhadap prestasi operasional keuangan perbankan berdasarkan tolok ukur economic value added dengan Fhitung 192,54814 > F tabel 2,07 dan R Square 0,94076 yang berarti 94,08% prestasi operasional keuangan perbankan berdasarkan tolok ukur Economic Value Added dipengaruhi oleh 8 variabel bebas dan 5,92% dipengaruhi oleh variabel bebas lainnya di Iuar model. 2. dari hasil uji signifikansi dengan menggunakan uji t besamya pengaruh masing-masing variabel yaitu kredit yang disalurkan (3,778), surat berharga (18,960), penempatan dana (8,405), penyertaan (3,579), biaya bunga (19,939), modal (20,427), hutang (20,982) dan penyisihan penghapusan aktiva produktif (12,191). Kedelapan variabel ini thitung > ttabel, 1,796 pada taraf nyata 95%. Hal ini berarti ke delapan variabel bermakna terhadap prestasi operasional keuangan bank dan variabel hutang mempunyai pengaruh yang dominan karena thitung hutang paling besar diantara variabel bebas lainnya. Dalam penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa penilaian berdasarkan Economic Value Added lebih transparan daripada penilaian berdasarkan spread keuangan. Pada perhitungan spread keuangan sebagai faktor pengurang laba hanya beban operasional dan beban non operasional yang tampak pada laporan keuangan. Pada perhitungan EVA sebagai pengurang laba juga diperhitungkan tingkat biaya modal yang tidak tampak pada laporan keuangan. Implikasi dari hasil penelitian bahwa Bank Indonesia yang selama ini melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan bank tidak hanya berdasarkan CAMEL, tetapi seharusnya disertakan juga indikator efisiensi usaha dan indikator risiko usaha. Bagi perbankan di Indonesia dalam menilai prestasi operasional keuangan sebaiknya juga digunakan penilaian berdasarkan Economic Value Added, karena perhitungan ini dilandasi konsep yaitu dalam pengukuran laba, harus mempertimbang-kan harapan-harapan penyedia dana. Bagi peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan analisis prestasi operasional keuangan perbankan di Indonesia pada kurun waktu yang akan datang.
Actions (login required)
|
View Item |