ZAINIMAR NARO RACHIM, 348020050
(2000)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN PENDAPATAN PENGRAJIN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL BORDIR DI JAWA TIMUR.
Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Penelitian ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu (1) menjelaskan pengaruh faktor-faktor Sosial, Ekonomi, Budaya dan Manajemen terhadap peningkatan pendapatan pengrajin serta penyerapan tenaga kerja pada industri kecil bordir di Jawa Timur; (2) Mengetahui keterkaitan industri antara sektor industri tekstil termasuk industri bordir di Jawa Timur dengan sektor lindustri lainnya, dan (3) membandingkan daya serap tenaga kerja dan pembentukan nilai tambah, antara industri besar/sedang dengan industri kecil pada umumnya dan industri kecil bordir di Jawa Timur pada khususnya. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka digunakan pendekatan penelitian deskriptif explanatory dengan pendekatan teori pendapatan dan teori ketenagakerjaan (elastisitas), keterkaitan antar industri (industrial linkage), dan teori daya serap tenaga kerja dan nilai tambah diantara berbagai skala industri. Untuk mengetahui pengaruh faktor sosekbud dan faktor manajemen terhadap peningkatan pendapatan pengrajin dan penyerapan tenaga kerja, digunakan model analisis regresi tinier berganda, sehingga variabel bebas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok variabel yang masing-masing kelompok mewakiti aspek makro (sosekbud) dan mikro (manajemen). Kelompok aspek makro diwakili oleh 14 variabel bebas dan kelompok aspek mikro diwakili oleh 30 variabel bebas. Pada model analisis awal ditentukan 44 variabel bebas seperti telah disebutkan di atas, tetapi hasilnya mengalami multikotinieritas diantara variabel bebasnya. Untuk itu dilakukan analisis faktor terhadap variabel bebasnya, sehingga terjadi pengelompokan variabel bebas menjadi 17 faktor yang tidak mengandung multikolinieritas dalam model. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis penetitian adalah regresi tinier berganda dengan melakukan uji F (simultan) dan uji t (parsial), setelah itu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji ketepatan dan kecermatan alat ukur yang digunakan. Data diperoleh dari 192 responden pengrajin/pengusaha industri kecil bordir dengan melakukan survei melalui pengisian kuisioner yang telah disiapkan (primer) dan data sekunder dart instansi terkait. Hasil analisis regresi tinier berganda menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat (peningkatan pendapatan pengrajin) dengan signifikansi F = 0,0305 < 0,05. Demikian pula hatnya terhadap penyerapan tenaga kerja, diperoleh signifikansi F = 0,0469 < 0,05. Secara parsial, ternyata faktor modal saat ini (faktor 2) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kedua variabel terikat, dengan nilai p = 0,0003 < 0,05 terhadap variabel peningkatan pendapatan pengrajin dan nilai p = 0,0017 < 0,05 terhadap variabel penyerapan tenaga kerja. Untuk mencapai tujuan penelitian kedua, digunakan Tabel Input-output Indonesia dan Jawa Timur Dari tabel input-output yang ada, diketahui bahwa industri tekstil memiliki keterkaitan yang tinggi baik ke belakang (backward) ataupun ke depan (forward) dengan industri lainnya baik di Indonesia maupun di Jawa Timur, yang ditunjukkan oleh indeks keterkaitan ke belakang (backward) ataupun ke depan (forward) yang relatif tinggi baik seluruh Indonesia (1985, 1990, dan 1995) maupun propinsi Jawa Timur (tahun 1989 dan 1994). Secara nasional industri tekstil, memiliki keterkaitan ke belakang yang erat dengan industri pemintalan dan industri tekstil sendiri, sedang ke depan industri tekstil berkaitan erat dengan industri tekstit dan industri karet dan plastik. Untuk menjelaskan keterkaitan industri kecii bordir di Jawa Timur, dicari dengan cara menelusuri komponen input (keterkaiatan ke belakang) dan alokasi output (keterkaiatan ke depan). Berdasarkan pendekatan tersebut, industri kecil bordir di Jawa Timur, ke belakang berkaitan erat dengan industri tekstil (input kain) dan pemintalan (input benang), dan bila digunakan klasifikasi sektoral, industri bordir di Jawa Timur, ke depan berkaitan erat dengan industri tekstil (pakaian jadi; konveksi) dan sektor perdagangan (pengepul, distributor dan pengecer). Untuk mencapai tujuan penelitian ketiga, digunakan analisis perbandingan industri besar dan sedang dengan industri kecil dan rumah tangga, Berdasarkan analisis tersebut diketahui, sampai tahun 1997 jumtah industri di Indonesia, sebagian besar industri rumah tangga (± 92%), industri besar dan sedang adalah (± 0,8%) dan industri kecil ± 7%. Secara nasional, jumtah tenaga kerja yang bekerja di industri rumah tangga dan industri kecil (± 60%), jadi tebih labor intensif. Dalam pembentukan nilai tambah, industri besar yang jumlahnya paling sedikit, menghasilkan nilai tambah terbesar, baik jumlah, nilai tambah per output, nilai tambah per perusahaan, ataupun nilai tambah per tenaga kerja. Nilai tambah per tenaga kerja, dengan demikian industri besar dan sedang lebih padat modal (Capital Intensif) dibandingkan dengan industri kecil dan rumah tangga. Namun industri kecil bordir semakin Capital Intensive yang ditunjukkan adanya kenaikan rasio output per tenaga dari waktu-kewaktu.
Actions (login required)
|
View Item |