ANALISIS PENCIPTAAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN PERBANKAN DARI SISI MANAJEMEN ASET DAN LIABILITI SEBELUM KRISIS (1992-1996) DAN SAAT KRISIS (1997-2000) PADA BANK UMUM DEVISA DAN BANK NON UMUM DEVISA DI INDONESIA

HAMIDAH, 099712429D (2002) ANALISIS PENCIPTAAN NILAI TAMBAH PERUSAHAAN PERBANKAN DARI SISI MANAJEMEN ASET DAN LIABILITI SEBELUM KRISIS (1992-1996) DAN SAAT KRISIS (1997-2000) PADA BANK UMUM DEVISA DAN BANK NON UMUM DEVISA DI INDONESIA. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
hamidah.pdf

Download (517kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s3-2007-hamidah-3575-dise18-3.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Saat ini industri perbankan mengalami masa terburuk dalam sejarah perkembangan perbankan di Indonesia. Sejak terjadinya krisis ekonomi yang diawali adanya krisis nilai tukar pada pertengahan 1997 sampai dengan tahun 2000, terjadi disfungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi. Hal ini terlihat dari banyaknya bank yang dilikuidasi, rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) negatif, dan jumlah kredit nonlancar yang semakin besar. Pemikiran bagaimana memaksimalkan penciptaan nilai tambah perusahaan perbankan di Indonesia adalah dengan melakukan penelitian sebagai upaya memberikan kontribusi terhadap masalah yang dihadapi industri perbankan di Indonesia melalui paradigma manajemen aset—liabiliti—penciptaan nilai tambah perusahaan bank di Indonesia . Peneliti terdahulu di bidang perbankan umumnya melakukan penelitian pada bank yang berkinerja tinggi dan tidak mengaitkannya dengan penciptaan nilai tambah perusahaan. Watro (1985,1989) dan Claire (1987) telah melakukan penelitian pada bank yang berkinerja tinggi dan rendah, tetapi tidak mengaitkan dengan penciptaan nilai tambah perusahaan. Riswati Fatimah meneliti perbankan di Indonesia dengan mengaitkan pencptaan nilai tambah perusahaan, tetapi belum membedakan berdasarkan ada atau tidaknya penciptaan nilai tambah perusahaan. Dalam penelitian ini akan ditambahkan dengan variabel ada atau tidaknya penciptaan nilai tambah perusahaan perbankan yaitu dengan ukuran EVA + untuk adanya penciptaan nilai tambah perusahaan (creating value) dan EVA — mencerminkan adanya penghancuran nilai (destroying value). Kajian tentang keputusan dalam manajemen keuangan, kinerja keuangan, dan penciptaan nilai tambah perusahaan bank dalam penelitian ini menggunakan variabel dalam manajemen aset dan manajemen liabiliti dengan memperhatikan kondisi perbankan Indonesia, kajian teoritik, dan penelitian terdahulu di bidang perbankan seperti pernah dilakukan oleh Holt (1984), Watro (1985, 1989), Claire (1987), Sinkey (1987). Penelitian ini bersifat penelitian korelasional, eksplanatori dan komparatif. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan variabel yang signifikan sebagai pembeda pada bank dengan EVA positif dan bank dengan EVA negatif Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan variabel yang signifikan berpengaruh terhadap penciptaan nilai tambah pada bank umum devisa dan bank umum nondevisa sebelum dan saat krisis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel dalam faktor manajemen aset (FMA) yaitu : penempatan pada bank lain (X1), sekuritas aktiva (X2), kredit diberikan (X3), penempatan lain (X4), pertumbuhan total aset (X5), pertumbuhan tagihan komitmen kontinjensi (XO, dan aktiva tetap (X21). Faktor manajemen liabiliti (FML) tercermin pada (1) giro (X7), (2) tabungan (X8), (3) deposito berjangka (X9), (4) sertifikat deposito (X10), (5) sekuritas pasiva (X11), (6) pinjaman diterima (X12), (7) kewajiban lain (X13), (8) ekuitas (X14), dan (9) pertumbuhan kewajiban komitmen kontinjensi (X15), dan (9) debt to equity ratio (X24). Faktor manajemen aset liabiliti (FMAL), mencerminkan kemampuan bank dalam memadukan portfolio aset dan liabiliti yang dihadapi. Keberhasilan memadukan aset-liabiliti terlihat pada variabel rate sensitivity assets to rate sensitivity liabilities (RSA/RSL) X16, net interest margin (NIM) X17, ekuitas terhadap aset berisiko (capital adequacy ratio) XIS, burden ratio (X19), ROA (X20), rasio bunga diterima terhadap total aset (X22), pendmpatan nonbunga terhadap total aset (X23), dan loan to deposit ratio (LDR) X25. Variabel pengendali (controllable variable) dalam penelitian ini adalah kelompok bank dan kondisi ekonomi. Variabel pengendali berdasar kelompok bank terdiri dari bank umum devisa dan bank umum nondevisa, jumlah bank umum yang menjadi sampel sebanyak 95 bank, yaitu bank umum devisa sebanyak 68 bank dan bank umum nondevisa sebanyak 27 bank. Variabel pengendali berdasar kondisi ekonomi terbagi dua yaitu masa observasi sebelum krisis (1992 sampai dengan 1996), dan masa observasi saat krisis (1997 sampai dengan 2000). Jadi jumlah observasi dalam penelitian ini untuk bank umum devisa sebelum krisis sebanyak 340 dan masa krisis sebanyak 272, jumlah observasi pada bank umum nondevisa sebelum krisis sebanyak 135 dan masa krisis sebanyak 108. Hasil temuan dalam penelitian ini secara deskriptif menunjukkan bahwa pada tahun 1997-1998 telah terjadi penghancuran nilai (destroying value) pada bank umum devisa yang sangat besar yaitu sebesar -33459,88%, pada bank umum nondevisa relatif lebih kecil panghancurannya yaitu sebesar -831,42%. Hasil temuan lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis diskriminan paradigma FMA-EVA maka variabel dalam FMA yang bisa menjadi pembeda bank EVA + dan bank EVA - pada bank umum devisa sebelum krisis adalah sekuritas (X2) sebagai pembeda positif dan pertumbuhan total aset (X5) sebagai pembeda negatif. (hit ratio 63,3%). Pada saat krisis adalah variabel pertumbuhan komitmen kontinjensi (X6) sebagai pembeda negatif dan aktiva tetap (X71) sebagai pembeda negatif. (hit ratio 64,3%). Analisis regresi menunjukkan variabel dalam FMA yang signifikan berpengaruh terhadap EVA sebelum krisis adalah sekuritas (X2) dan kredit yang diberikan (X3) sama-sama berpengaruh positif. Saat krisis penempatan lain (X4) berpengaruh negatif terhadap EVA. (R2 3,1). Pada bank umum nondevisa sebelum krisis dengan paradigma FMA-EVA menunjukkan tidak ada variabel yang membedakan, artinya baik bank yang EVA positif maupun EVA negatif mempunyai karakteristik keputusan keuangan yang sama. Pada saat krisis yang membedakan adalah aktiva tetap (X21) sebagai pembeda negatif. (hit ratio 60,2%). Analisis regresi sebelum krisis menunjukkan bahwa penempatan lain (X4) berpengaruh negatif dan aktiva tetap (X21) berpengaruh positif. Analisis regresi saat krisis variabel yang signifikan berpengaruh adalah penempatan bank (Xi) berpengaruh positif dan pertumbuhan total aset (X5) berpengaruh positif. (R2 14,1). Paradigma FML-EVA pada bank umum devisa sebelum krisis variabel yang bisa menjadi pembeda adalah deposito berjangka (X9) sebagai pembeda negatif, ekuitas (X14) sebagai pembeda negatif, pertumbuhan kewajiban komitmen kontinjensi (X1s) sebagai pembeda negatif dan tabungan (X8) sebagai pembeda negatif. (hit ratio 72,5%). Pada masa krisis variabel sebagai pembeda adalah deposito berjangka (X9) sebagai pembeda negatif, pinjaman diterima (X12) sebagai pembeda negatif dan rasio hutang terhadap modal sendiri (X24) sebagai pembeda positif (hit ratio 66,5%). Dengan analisis regresi maka yang signifikan berpengaruh terhadap EVA pada masa sebelum krisis adalah sertifikat deposito (Xlo) berpengaruh positif dan ekuitas (X14) berpengaruh negatif. (R2 12,8). Masa krisis variabel dalam FML yang berpengaruh signifikan adalah ekuitas (X14) dan giro (X7) sama-sama berpengaruh positif. (R` 31,5). Paradigma FML-EVA pada bank umum nondevisa sebelum krisis maka variabel yang menjadi pembeda adalah deposito berjangka (X9) sebagai pembeda positif. (hit ratio 54,5%). Masa observasi saat krisis tidak ada variabel yang membedakan, artinya rata-rata portfolio pendanaan bank umum nondevisa relatif sama pada kelompok bank EVA positif dan kelompok bank EVA negatif Analisis regresi variabel yang signifikan berpengaruh adalah pinjaman diterima (X12) berpengaruh positif. Pada saat krisis tidak ada variabel yang berpengaruh. (R2 9,69) Paradigma FMAL-EVA pada bank umum devisa sebelum krisis menunjukkan variabel yang signifikan membedakan adalah rasio pendapatan nonbunga (X23) sebagai pembeda positif, rasio pendapatan bunga terhadap total aset (X22) sebagai pembeda negatif, ROA (X2o) sebagai pembeda positif, capital assets ratio (X18) sebagai pembeda negatif, burden ratio (X19) sebagai pembeda negatif. (hit ratio 84,6%). Saat krisis variabel yang menjadi pembeda adalah RSAIRSL (X16) sebagai pembeda positif, NIM (X17) sebagai pembeda positif, capital assets ratio (X18) sebagai pembeda positif, burden ratio (X19) sebagai pembeda positif dan pendapatan bunga (X22) sebagai pembeda negatif. (hit-ratio 76,2%). Analisis regresi variabel dalam FMAL yang berpengaruh terhadap EVA sebelum krisis, ROA (X20) berpengaruh positif, CAR (X18) berpengaruh negatif. (R2 14,9). Pada saat krisis CAR (X18), RSAIRSL (X1 f) dan ROA (X20) sama-sama berpengaruh positif. (Rh 32,6). Paradigma FMAL-EVA pada bank umum nondevisa sebelum krisis menunjukkan variabel yang signifikan membedakan adalah NIM (X17) sebagai pembeda positif, CAR (X18) sebagai pembeda negatif, dan ROA (X70) sebagai pembeda positif, (hit-ratio 82,2%) dan saat krisis variabel yang membedakan ROA (X70) sebagai pembeda positif dan pendapatan nonbunga (X23) sebagai pembeda positif (hit-ratio 73,1%). Analisis regresi variabel yang signifikan berpengaruh sebelum krisis adalah RSAIRSL (X16) berpengaruh positif, NIM (X17) berpengaruh positif, CAR (X18) berpengaruh negatif, ROA (X70) berpengaruh positifdan pendapatan bunga (X22) berpengaruh negatif (R2 64,7). Pada masa krisis yang berpengaruh signifikan adalah burden ratio (X19) berpengaruh positif (R2 10,1). Paradigma FMA, FML dan FMAL terhadap EVA pada bank umum devisa sebelum krisis variabel yang signifikan sebagai pembeda adalah ROA (X20) sebagai pembeda positif, capital aset rasio (X18) sebagai pembeda negatif, deposito berjangka (X9) sebagai pembeda negatif (hit-ratio 84,9%). Masa observasi saat krisis variabel yang membedakan adalah pertumbuhan komitmen kontinjensi (X6) sebagai pembeda negatif, giro (X7) sebagai pembeda positif, ekuitas (X14) sebagai pembeda positif, NIM (X17) sebagai pembeda positif, aktiva tetap (X21) sebagai pembeda negatif, bunga diterima (X22) sebagai pembeda negatif dan pendapatan nonbunga (X23) sebagai pembeda positif. (hit-ratio 79,8). Analisis regresi sebelum krisis variabel yang berpengaruh ROA (X20) berpengaruh positif, sertifikat deposito (X10) berpengaruh positif, Ekuitas (X14) berpengaruh negatif, pertumbuhan komitmen kontinjensi (X6) berpengaruh negatif dan penempatan lain (X4) berpengaruh positif. (R2 27,8). Masa krisis variabel yang signifikan berpengaruh adalah CAR (X18) berpengaruh positif, ekuitas (X14) berpengaruh positif, giro (X7) berpengaruh positif, LDR (X25) berpengaruh positif, RSA/RSL (X16) berpengaruh negatif, dan ROA (X20) berpengaruh positif. (R 44,5). Paradigma FMA, FML dan FMAL terhadap EVA pada bank non devisa sebelum krisis adalah NIM (X17) sebagai pembeda positif ROA (X20) sebagai pembeda positif dan giro (X7) sebagai pembeda positif. (hit-ratio 78,5%), pada masa krisis variabel yang membedakan adalah penempatan bank (XI) sebagai pembeda positif, ROA (X20) sebagai pembeda positif, aktiva tetap (X21) sebagai pembeda negatif, pendapatan nonbunga (X23) sebagai pembeda positif. (hit-ratio 77,8%). Analisis regresi sebelum krisis variabel yang berpengaruh signifikan adalah ROA (X20) berpengaruh positif, portfolio aktiva tetap (X21) berpengaruh positif, CAR (X18) berpengaruh negatif, pinjaman diterima (X12) berpengaruh positif, penempatan lain (X4) berpengaruh negatif dan bunga diterima (X22) berpengaruh negatif (R2 75,6). Pada saat krisis yang berpengaruh signifikan adalah penempatan bank (X1) berpengaruh positif, pendapatan nonbunga (X23) berpengaruh positif, burden ratio (X19) berpengaruh positif, aktiva tetap (X21) berpengaruh negatif. (R2 35,9). Hasil analisis diskriminan dan regresi menunjukkan bahwa model paradigma FMA, FML, FMAL terhadap EVA yang mempunyai keakuratan model lebih tinggi dibanding paradigma FMA-EVA, FML-EVA, FMAL-EVA dengan model diskriminan dan regresi seperti di bawah ini : Hasil analisis diskriminan: 1.Model diskriminan untuk bank umum devisa Z Dee sebelum krisis = -1,317 + 3,427 deposito berjangka (X9) + 11,105 capital assets ratio (X18)— 76,022 return on asset (X20) Hit Ratio = 84,9 Cpro = 62,35 Cmax = 74,85 Z Dev masa knsis = -0,105 — 0,003 pertumbuhan tagihan komitmen kontinjensi (X6) + 4,041 giro (X7) + 1,523 ekuitas (X14) + 8,975 net interest margin (X17) — 4,536 aktiva tetap (X21) — 6,654 pendapatan bunga (X22) + 8,019 pendapatan nonbunga (X23) Hit Ratio = 79,8 Cpro = 62,35 Cmax = 53,68 2.Model diskriminan untuk bank umum nondevisa Z Nondevsebehm, knsis = -1,515 + 5,256 giro (X7) + 19,602 net interest margin (X17) + 24,079 return on asset (X20) Hit Ratio = 78,5 Cpro = 58,30 Cmax = 70,37 Z Nondesmasa krisis = -0,350 + 2,655 penempatan bank (XI) + 1,269 return on asset (X20) — 9,101 aktiva tetap (X21) + 18,467 pendapatan nonbunga (X23) Hit Ratio = 77,8 Cpro = 56,19 Cmax = 67,59 Hasil analisis regresi: Model regresi untuk bank umum devisa EVA (Y) De,. sebelum less = 9526,153 + 326258,9 penempatan lain (X4) — 61,299 pertumbuhan tagihan komitmen kontinjensi (X6) + 273502,0 sertifikat deposito (X10) — 125645 ekuitas (X14) + 879102,7 return on asset (X20) R2 = 0,232 EVA (Y) Deg masa krisis = 9526,153 + 1,4E+07 giro (X7) + 1,1E+07 ekuitas (X14) + 1,54E+07 capital asset ratio (X18) — 1374350 RSA/RSL (X16) + 1177468 return on asset (X20) + 422809,4 loan to deposit ratio (X25) R2 = 0,406 2. Model regresi untuk bank umum nondevisa Y Nonaea sebemm krisis = 1163,667 — 86555,3 penempatan lain (X4) + 8645,568 pinjaman diterima (X12) — 7684,679 capital assets ratio (X18) + 94931,841 return on asset (X20) + 25473,226 aktiva tetap (X21) — 12956,9 R2 = 0,723 pendapatan bunga (X22) Y Nonaev mass kns{s = -16516,0 + 71960,210 penempatan bank (XI) + 41804,076 burden ratio (X19) — 78959,0 aktiva tetap (X21) + 14120,1 pendapatan R2= 0,258 nonbunga (X23) </description

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKB KK-2 Dis E. 18 / 03 Ham a
Uncontrolled Keywords: Economic Value Added, Asset Management Factor, Liability Management Factor, Asset- Liability Management Factor
Subjects: H Social Sciences > HG Finance > HG1-9999 Finance > HG1501-3550 Banking
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Ekonomi
Creators:
CreatorsNIM
HAMIDAH, 099712429DUNSPECIFIED
Depositing User: Tn Yusuf Jailani
Date Deposited: 03 Oct 2016 06:18
Last Modified: 02 Jul 2017 20:14
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32402
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item