JOHANNES SULISTIJAWAN SURJAATMADJA, 090014209 D (2005) PENGARUH INDUSTRIALISASI TERHADAP KEGIATAN SOSIAL EKONOMI DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN SERTA KUALITAS LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI PULAU BATAM. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2007-surjaatmad-3491-dise21-p-abs.pdf Download (141kB) | Preview |
|
|
Text (FULL TEXT)
32653.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Proses industrialisasi yang terjadi dalam pembangunan nasional, menjadikan keberadaan Pulau Batam sangat strategis. Berdasarkan aspek geografis dapat dilihat bahwa letak Pulau Batam sangat dekat dengan Negara Singapura, dekat dengan Selat Malaka, dekat dengan Pulau Natuna dan relatif berada di tengah kawasan Asia Tenggara. Hal inilah yang menjadikan Pulau Batam sebagai daerah yang sangat mudah untuk mengakses pasar global, dan menjadikan Pulau Batam sebagai kawasan industri yang sangat menarik bagi para investor. Pembangunan industrialisasi di Pulau Batam telah menampakkan wajah baru pada kondisi Pulau Batam. Bila pada tahun 1970-an Pulau Batam masih banyak tertutup oleh hutan belantara, setelah proses industrialisasi berjalan kurang lebih 34 tahun, kondisi Pulau Batam menampilkan sosok baru yang penuh dinamika dalam perkembangannya. Pada tahun 1973 Batam masih berupa pulau yang sepi dengan penduduk berjumlah 6.000 jiwa, perkembangannya cukup pesat sehingga pada tahun 2002 penduduknya menjadi 527.151 jiwa. Kegiatan industrialisasi di Pulau Batam berdampak pada kualitas alam dan lingkungan. Hal ini terjadi karena alam dan lingkungan dapat menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk proses produksi. Dalam hal ini interaksi yang harmonis antara manusia dan lingkungan hidup merupakan faktor penting untuk mencapai keberlangsungan pembangunan suatu negara. Tindakan yang bersifat eksploitatif terhadap lingkungan justru dapat menghambat proses pembangunan itu sendiri. Sebaliknya penggunaan alam dan lingkungan secara seimbang akan dapat menjamin keberlangsungan pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu pembangunan ekonomi haruslah bersifat pembangunan yang berwawasan lingkungan, sehingga terjadi pembangunan yang berkelanjutan dan tidak menguras sumber daya alam. Rumusan masalah dalam studi ini adalah: (1) Apakah industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh signifikan terhadap keseimbangan lingkungan? (2) Apakah industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh signifikan terhadap kualitas lingkungan? (3) Apakah industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh signifikan terhadap sosial ekonomi? (4) Apakah keseimbangan lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kualitas lingkungan di Pulau Batam? (5) Apakah kegiatan sosial ekonomi berpengaruh signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam? (6) Apakah kualitas lingkungan berpengaruh signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam? (7) Apakah industrialisasi berpengaruh signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam? Populasi penelitian dalam studi ini adalah seluruh Wilayah Pulau Batam, yang meliputi 5 kecamatan, yaitu: Kecamatan Sei Beduk, Nongsa, Sekupang, Lubuk Baja dan Kecamatan Batu Ampar. Data yang akan digunakan merupakan data time series,yaitu data sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2003. Kemudian analisis data yang digunakan berupa statistik deskriptif, analisis faktor konfirmatori untuk masing-masing variabel, dan analisis jalur untuk menguji hipotesis. Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan dapat disusun kesimpulan studi sebagai berikut: 1. Industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh positif signifikan terhadap keseimbangan lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena konsentrasi kegiatan industrialisasi terletak di Pulau Batam. Kawasan Industri Batamindo merupakan kawasan yang terbesar dan dilengkapi dengan fasilitas pengolahan air limbah, sedangkan bahan beracun dan berbahaya (B3) padat telah dikemas dengan cermat untuk dikirim ke PT. Prasadah Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berada di Cileungsi Bogor. 2. Industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas lingkungan. Hal ini dapat terjadi karena keberadaan Kawasan Industri Batamindo memegang peranan penting di dalam proses industrialisasi di Pulau Batam dan telah dilengkapi dengan unit pengolah limbah. Dalam Kawasan Industri Batamindo telah tersedia berbagai sarana dan prasarana serta peralatan yang dapat dipergunakan untuk mengolah limbah domestik maupun limbah industri, pengelolaan limbah padat non toxid dan kelestarian Sewerage Treatment Plant dan Industrial Waste Water Treatment Plant. Pada akhirnya berbagai upaya yang dimaksud telah menyebabkan PT. Batamindo Investment Cakrawala sebagai pengelo1a Kawasan Industri Batamindo mendapatkan sertifikasi standar sistem manajemen lingkungan, yakni labelisasi ISO 1400 1. 3. lndustrialisasi di Pulau Batam berpengaruh positif signifikan terhadap kegiatan sosial ekonomi. Hal ini dapat terjadi karena sektor industri merupakan leading sector dalam proses pembangunan di Pulau Batam. Keberadaan sektor industri mampu memberikan multiplier effect terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi di Pulau Batam dari 3.08% pada tahun 1998 meningkat menjadi sebesar 8.35% pada tahun 2003. 4. Keseimbangan lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas lingkungan di Pulau Batam. Hal ini dapat terjadi karena berbagai kegiatan industri seperti pemanfaatan lahan produksi, pembuangan limbah B3 dan polusi yang ditimbulkannya, mendapatkan perhatian serius dari pihak Otorita Batam. Ini dapat dilihat dari upaya pihak Otorita Batam bersama dengan Pemko Batam dan Batamindo untuk menjaga kualitas lingkungan hidup, antara lain melalui penataan kawasan industri, penataan perumahan dan fasum, pengelolaan limbah industri B3 dan pengurangan pencemaran air, udara dan tanah. 5 Kegiatan sosial ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam. Hal ini dapat terjadi karena dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi yang ditandai oleh semakin meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi di Pulau Batam, ternyata juga diiringi oleh kemajuan di bidang sosial. Hal ini dapat ditunjukkan oleh kenaikan dalam angka harapan hidup masyarakat dari sebesar 69,30 tahun pada tahun 1999 meningkat menjadi sebesar 71,96 tahun pada tahun 2003. 6. Kualitas lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam. Hal ini dapat terjadi karena berbagai kebijakan yang diambil oleh instansi terkait di Batam guna menjamin kualitas lingkungan seperti adanya dokumen AMDAL, RKL dan RPL membawa konsekuensi pada penyiapan berbagai sarana dan prasarana pendukung bagi terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam rangka menjaga kualitas lingkungan. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menjaga kualitas lingkungan adalah instalasi pengolah air limbah industri (Waste Water Treatment Plant, WWTP) untuk mengolah air limbah industri dan domestik dengan kapasitas 10.000 m3/hari. 7. Industrialisasi di Pulau Batam berpengaruh positif signifikan terhadap pembangunan berkelanjutan. Hal ini dikarenakan peran Kawasan Industri Batamindo dalam proses industrialisasi cukup besar, dan sangat memperhatikan kualitas lingkungan, dibuktikan dengan adanya sertifikasi ISO 14001 kepada PT. Batamindo Investment Corporation. Dengan kualitas lingkungan yang terjaga dapat menjamin terjadinya pembangunan berkelanjutaan di Pulau Batam. 8. Berdasarkan kesimpulan 1 sampai dengan 7, maka dapat ditarik kesimpulan secara terintegrasi sebagai berikut: lndustrialisasi berpengaruh positif signifikan terhadap keseimbangan lingkungan, kualitas lingkungan, dan kegiatan sosial ekonomi serta pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam. Keseimbangan lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas lingkungan. Kegiatan sosial ekonorni dan kualitas lingkungan berpengaruh positif signifikan terhadap Pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam. Hal ini mengindikasikan bahwa sampai dengan tahun 2003 pembangunan industrialisasi di Pulau Batam masih dapat mempertahankan kondisi lingkungan hidup yang baik, sehingga dapat menjamin berlangsungnya pembangunan berkelanjutan. 9. Kualitas lingkungan di Pulau Batam akan mengalami penurunan lebih tajam bila dibandingkan dengan Kurva Zadjuli karena telah terjadi penambahan limbah yang berasal dari domestik, luar wilayah dan luar negeri. Seiring dengan berkembangnya waktu, dengan adanya kegiatan manusia menyebabkan kualitas lingkungan menjadi berubah dan bergerak ke arah kualitas lingkungan yang jelek. Perubahan dalam kualitas lingkungan ini disebabkan oleh tiga faktor, yaitu natural destruction, domestic techno destruction, dan additional foreign activities destruction. 10. Kasus di Pulau Batam, walaupun berada di negara sedang berkembang, ternyata Environmental Kuznets Curve (EKC) tidak berlaku. Pada awal kegiatan ekonomi di Batam, kerusakan lingkungan masih tinggi akibat pembangunan infrastruktur dan pembangunan industri serta real estate secara besar-besaran. Namun demikian dalam perkembangan kegiatan ekonomi selanjutnya yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita ternyata tingkat kerusakan lingkungan di Pulau Batam mengalami penurunan. Hal ini akibat terdapatnya peraturan mengenai lingkungan yang sangat ketat bahkan melebihi ukuran standar nasional pada zaman Habibie, serta keharusan membangun WWTP/UPL pada kawasan industri seperti di Kawasan Industri Batamindo. Berdasarkan pada analisis hasil, pembahasan dan kesimpulan, maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut : 1. Kegiatan industrialisasi yang telah berlangsung di Pulau Batam selama ini telah mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi sosial yang dapat menjamin pembangunan berkelanjutan. Guna menjaga keberlangsungan pembangunan di Pulau Batam, pemerintah perlu memperluas cakupan wilayah industri di Pulau Batam. Hal ini dimaksudkan agar multiplier effect yang dihasilkan dari setiap kegiatan industri mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap kehidupan masyarakat. 2. Peningkatan kegiatan industrialisasi juga harus diimbangi dengan berbagai kegiatan dalam rangka menjamin kelestarian alam dan keseimbangan lingkungan hidup. Dalam hal ini diperlukan suatu aturan yang tegas dari pemerintah yang mengharuskan semua kawasan industri di Pulau Batam memiliki sertifikasi ISO 14001 dalam hal manajemen pengelolaan limbah industri. 3. Diperlukan suatu kebijakan dari pemerintah untuk membangun unit instalasi pengolah limbah industri, khususnya limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), yang terlokasi pada suatu area tertentu di sekitar kawasan industri yang acta di Pulau Batam. Hal ini untuk memastikan bahwa limbah industri telah diolah dengan baik sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan hidup di sekitar area industri. 4. Diperlukan satu sinergi kebijakan antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan industrialisasi di Pulau Batam. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang ingin melakukan kegiatan industri di Pulau Batam. 5. Diperlukan upaya untuk mengolah kembali (recycle) limbah industri yang acta di Pulau Batam. Hal ini karena limbah industri di Pulau Batam cukup banyak, sehingga limbah industri tersebut dapat dijadikan sebagai input untuk menghasilkan suatu produk tertentu yang dapat menghasilkan nilai ekonomi. 6. Guna mendapatkan hasil studi yang lebih komprehensif tentang industrialisasi pengaruhnya terhadap pembangunan berkelanjutan di Pulau Batam, dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan berbeda, misalnya dengan pengukuran variabel berdasarkan persepsi masyarakat Pulau Batam atau menggunakan pendekatan kualitatif (nonmainstream). </description
Item Type: | Thesis (Disertasi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 Dis.E.21/05 Sur p | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Industrialization, Social and economic activities, Environmental equilibrium, Quality of the environment, Sustainable development, Batam Island. | |||||||||
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD58 Industrialization H Social Sciences > HT Communities. Classes. Races > HT51-1595 Communities. Classes. Races > HT101-395 Urban groups. The city. Urban sociology > HT388 Regional economics. Space in economics |
|||||||||
Divisions: | 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Ekonomi | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Dhani Karolyn Putri | |||||||||
Date Deposited: | 20 Oct 2016 19:16 | |||||||||
Last Modified: | 07 Jun 2017 21:15 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32653 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |