AKUMULASI Cue+, Cd2+, Pb2+ DAN Sr2+, SERTA STUDI PERTUMBUHAN, KANDUNGAN FITOSTEROID DAN ASAM AMINO PADA KULTUR Agave amaniensis, Costus speciosus, Solanum laciniatum DAN Solanum mammosum

SUGIJANTO, 099612340 D (2003) AKUMULASI Cue+, Cd2+, Pb2+ DAN Sr2+, SERTA STUDI PERTUMBUHAN, KANDUNGAN FITOSTEROID DAN ASAM AMINO PADA KULTUR Agave amaniensis, Costus speciosus, Solanum laciniatum DAN Solanum mammosum. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2006-sugijanto-3383-dism09-k.pdf

Download (439kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULL TEXT)
32806.pdf

Download (2MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kultur jaringan tanaman (KJT) seperti halnya tanaman induknya, ada yang mampu menyerap berbagai ion-ion logam yang ada di dalam media atau lingkungan tempat tumbuhnya, serta mengakumulasikan dalam bagian organ-organnya. Selain tanaman utuhnya, KJT juga dapat digunakan untuk eksperimen fitoremediasi. Sementara itu penelitian tentang respon KJT terhadap ion-ion logam masih sangat beragam. Oleh karena itu dilakukan penelitian akumulasi Cu-+, Cd`-+, Pb2+ dan Sr2+ serta studi pertumbuhan, kandungan fitosteroid dan asam amino pada kultur A. amaniensis, C. speciosus, S. laciniatum dan S. mammosum. Untuk penentuan ion-ion logam digunakan ICP-AES, untuk penentuan fitosteroid digunakan TLC-Scanner dan GC, dan untuk penentuan asam amino digunakan Amino Acid Analyzer. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kultur suspensi sel Agave amaniensis mampu tumbuh pads media yang mengandung kadar tinggi hingga : Cue+ 15 ppm, Cd2+ 25 ppm dan Pb2+ 40 ppm. Kultur kalus Costus speciosus mampu tumbuh pads media yang mengandung kadar tinggi hingga: Cue+ 20 ppm dan Cd2+ 20 ppm. Kultur suspensi sel Costus speciosus mampu tumbuh pada media yang mengandung kadar tinggi hingga: Cd2+ 20 ppm dan Pb2+ 40 ppm. Kultur pucuk Solanum mammosum mampu tumbuh pads media yang mengandung Cue+ hingga 40 ppm. Kultur pucuk Solanum laciniatum mampu tumbuh pada media yang mengandung kadar tinggi hingga: Cd2+ 20 ppm dan Sr2+ 200 ppm. Berbagai konsentrasi Cue+ (0-40 ppm), Cd2+ (0-25 ppm), PbZ+ (0-40 ppm) dan Sr2+ (0-200 ppm) berpengaruh terhadap pertumbuhan kultur maupun mortologis dan histologis kultur. Pada umumnya terjadi penurunan IP (lebih rendah dari kontrol), pada kadar yang lebih tinggi, kecuali pada PbZ+ 10-30 ppm dapat meningkatkan IP kultur suspensi C. speciosus menjadi 1,8 kali dan pada Sr2+ 25-50 ppm dapat meningkatkan IP kultur S. laciniatum menjadi 1,2 kali dibanding kontrol. Cue+ 1,25-20 ppm menyebabkan kultur suspensi sel A. amaniensis mempunyai permukaan yang lebih berkerut dengan dinding sel yang lebih tebal (1,3-5 kali) dibanding kontrol. Cd2+ 20 ppm dan Sr2+ 50-100 ppm menyebabkan rasio lebar antara sistem pembuhih dan titik pusat empulur terhadap epidei uvs dari batang S. laciniatum menjadi lebih dari 1,4 kali dibanding kontrol. Semua kultur A. amaniensis, C. speciosus, S. laciniatum dan S. mammosum, melakukan remediasi dan mengakumulasi Cu`+, Cd2+, Pb2+ dan Sr2+. Semua kultur tersebut bersifat hiperakumulator, karena akumulasinya di atas batas yang dianggap terjadi hiperakumulasi, yakni untuk Cue+ (> 100 µg.g- BK), Cd2+ (> 100 µg.g- BK), Pb2+ (> 500 gg.g- BK) dan Sr2+ (> 1000 p.g.g- BK), Cue+ 1,25 ppm meningkatkan kandungan hekogenin kultur suspensi A. amaniensis, mencapai 1,7 kali dibanding kontrol. Pada berbagai konsentrasi Cd2+ 10-25 ppm dan Pb2+ 10-40 ppm, menyebabkan kandungan hekogenin kultur A. amaniensis menurun menjadi 0,5-0,2 kali dibanding kontrol. Cue+ 5-30 ppm menyebabkan kandungan sterol bebas S. mammosum menurun menjadi 0,7 – 0,2 kali dibanding kontrol dan terbentuk metabolit dengan Rf kromatogramnya identik solasodina. Cd2+ 10 ppm dan Sr-2+ 50-100 ppm meningkatkan kandungan solasodin 3,3 dan 1,6 kali pada kultur pucuk S. laciniatum. Cue+ 5-10 ppm menyebabkan terjadinya peningkatan kadar asam amino Pro, Asp, Ser, Glu, Gly, Ala, Val, Ile, Hylys dan Lys di dalam medianya rata-rata lebih dari 2 kali dibanding kontrol dan pada Cue+ 10 ppm terjadi peningkatan Pro di dalam biomassa kultur suspensi Agave amaniensis menjadi 1,8 kali dibanding kontrol. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang fitokhelatin, pengaruh Pb2+ pads kultur suspensi Costus speciosus dan lainnya agar diperoleh informasi yang lebih lengkap mengenai mekanisme yang dapat meningkatkan indeks pertumbuhan dan kandungan sitosterol. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh Cue+ pads pembentukan metabolit kultur pucuk S. mammosum, senyawa yang mempunyai Rf kromatogram identik dengan solasodina. Perlu dilakukan regenerasi tanaman Agave amaniensis, Costus speciosus, Solanum laciniatum, Solanum mammosum dan diuji di lapang untuk kemungkinan penerapan fitoremediasi atau aplikasi bioteknologi lingkungan di masa mendatang.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKC KK Dis M 09/05 Sug a
Uncontrolled Keywords: Agave amaniensis; amino acids; cadmium; copper; Costus speciosus; hyper-accumulation; lead; phytosteroids; Solanum laciniatum; Solanum mammosum; strontium.
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry
Q Science > QK Botany > QK1-989 Botany
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Matematika & IPA
Creators:
CreatorsNIM
SUGIJANTO, 099612340 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorNoor Cholies Zaini, Prof.,DrUNSPECIFIED
Thesis advisorGunawan Indrayanto, Prof.,DrUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Anisa Septiyo Ningtias
Date Deposited: 20 Jun 2017 22:09
Last Modified: 20 Jun 2017 22:09
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32806
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item