KONSENTRASI ESTRADIOL-17J DI DALAM AIR SUNGAI BRANTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP FEMINISASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SECARA EKSPERIMENTAL

ISTAMAR SYAMSURI, 009813160 D (2005) KONSENTRASI ESTRADIOL-17J DI DALAM AIR SUNGAI BRANTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP FEMINISASI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SECARA EKSPERIMENTAL. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s3-2006-syamsuriis-3389-dism15-k.pdf

Download (556kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULL TEXT)
32821.pdf

Download (3MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Senyawa estrogenik adalah senyawa yang beraksi seperti estro¬gen, banyak dijumpai di lingkungan, terutama di perairan. Dampak senya¬wa ini terhadap organisme adalah terjadinya pertumbuhan gonad jantan abnormal, feminisasi, interseks atau hibrigonad, kualitas spermatozoa menurun dan akhirnya cenderung menimbulkan punahnya spesies. Salah satu senyawa estrogenik alami yang potensial adalah estradiol-17(3 yang banyak diekskresi oleh manusia dan mamalia. Berdasar berbagai penelitian, estradiol-17f3 berpengaruh negatif terhadap perkembangan organ reproduksi jantan hewan vertebrata, balk pads mamalia, burung, reptil, amfibi maupun ikan (Roy, 1995, Stancel, et al., 1995, Horowitzs, et al., 2000, Cody, 2001, dan Tabata, et at, 2001). Pada hewan-hewan tersebut senyawa estrogenik dapat mendorong terjadinya feminisasi dan gangguan reproduksi. Sungai Brantas mengalir melalui pemukiman, pertanian, dan digu¬nakan sebagai tempat mandi, cud, kakus (MCK). Karen itu patut diduga bahwa kandungan estradiol-17p di sungai Brantas cukup tinggi. Hal yang demikian dapat membahayakan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kadar estradiol-1713 di dalam sungai Brantas terhadap feminisasi ikan nila (O. niloticus), serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan tubuh, gonad dan garnet. Penelitian dilakukan rnelalui tahap I mengukur konsentrasi estradiol-17p di aliran sungai Brantas, tahap II eksperimen untuk larva ikan berumur I minggu hingga berumur 4 bulan, dan tahap III eksperimen untuk ikan umur 4 bulan hingga berumur 7 bulan. Pada tahap I air sungai dianalisis dengan teknik radioimmuno assay (RIA) guna menentukan konsentrasi estradiol-1713 di dalamnya. Pada tahap II, larva ikan nia (O. niloticus) umur 1 minggu direndam dalam larutan estradiol-17p dengan teknik static-renewal, dua minggu tidak berturut-turut (Tabata, et at, 2001, Horowitzs, et at, 2000), dan diamati ketika berumur 4 bulan. Konsentrasi larutan uji adalah konsentrasi A = 0 ng/I (sebagai kontrol), B = 100 ng/I (konsentrasi sungai Brantas), C = 550 ngll dan D = 1000 ngll (konsentrasi yang menimbulkan feminisasi 100% ikan medaka). Pada tahap III ikan umur 4 bulan diberi perlakuan lagi dengan teknik dan konsentrasi larutan yang sama, kemudian dipelihara di tambak hingga mencapai umur 7 bulan untuk diamati pertumbuhannya. Percobaan ini menggunakan rancangan acak Iengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah Batu, Malang, rera¬ta konsentrasi estradiol-17 85,833 ± 35,932 ng/I, di daerah Tulungagung 112,500 ± 55,077 ng/l, dan di daerah Surabaya 117,500 ± 36,393 ng/I. Konsentrasi estradiol-1713 di sungai-sungai Eropa berkisar antara 0,1 – 88 ng/I, sedang di sungai Brantas berkisar antara 42 – 220 ng/l. Estradiol-1713 konsentrasi sungai Brantas (100 ng/I) dapat mengakibatkan feminisasi ikan nila (O. niloticus) umur 7 bulan, berpe¬ngaruh signifikan terhadap pertumbuhan ikan nila (O. ni/oticus), balk di umur 4 bulan maupun 7 bulan. Estradiol-1713 berpengaruh signifikan meningkatkan panjang, lebar dan berat tubuh ikan. Semakin meningkat konsentrasi larutan, semakin meningkat pertumbuhan ikan. Pengaruh terhadap ikan jantan Iebih tinggi darlpada ikan betina. Estradiol-1713 berpengaruh signifikan menurunkan berat gonad jantan, viabilitas spermatozoa, dan jumlah telur, tetapi berpengaruh tidak signifikan dalam menurunkan gerak massa spermatozoa, gerak individu spermatozoa, lama hidup spermatozoa, berat gonad betina, penampang telur, dan berat telur. Semakin meningkat konsentrasi larutan estradiol-1713 mempunyai kecenderungan semakin menurunkan berat gonad jantan dan kualitas spermatozoa. Indeks feminisasi ikan nila (O. niloticus) umur 4 bulan akibat perla¬kuan A (0 ng/I) = 1, B (100 ng/I) = 1 (tidak mengalami feminisasi), C (550 ng/I) = 1,973 dan D (1000 ng/I) = 2,666, sedang pada umur 7 bulan indeks feminisasinya A (0 ng/l) = 1, B (100 ng/I) = 1,2, C (550 ng/I) 1,819, dan D (1000 ng/I) = 2,166. Jika dirata-rata, indeks feminisasi ikan dan umur 0-7 bulan adalah A (0 ng/I) = 1, B (100 ng/I) = 1,44, C (550 ng/I) = 1,66 dan D (1000 ng/I) = 1,66. Semakin meningkat konsentrasi estradioi- i 713, semakin tinggi indeks feminisasinya. Mengingat air sungai digunakan untuk berbagai keperluan pen¬duduk, dikhawatirkan senyawa estrogenik yang ada di dalamnya memba¬hayakan organisme dan manusia. Karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan untuk menguji berbagai senyawa estrogenik di sungai, laut, air minum dan di dalam tubuh biota air.

Item Type: Thesis (Disertasi)
Additional Information: KKC KK Dis M 15/05 Sya k
Uncontrolled Keywords: Nita fish; Oreochromis niloticus; estradiol-1713; feminization; estrogenic compound; Brantas river.
Subjects: Q Science > QD Chemistry > QD1-999 Chemistry
Q Science > QD Chemistry > QD415-436 Biochemistry
Q Science > QL Zoology > QL614-639.8 Fishes
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Matematika & IPA
Creators:
CreatorsNIM
ISTAMAR SYAMSURI, 009813160 DUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorSoehartojo Hardjopanjoto, Prof.,Dr.,H.,drh.,MScUNSPECIFIED
Thesis advisorMasúd Hariadi, Dr.,drh.,M.PhilUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Anisa Septiyo Ningtias
Date Deposited: 03 Jul 2017 21:08
Last Modified: 03 Jul 2017 21:09
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/32821
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item