TITIK TAUFIKUROHMAH, 091070213 (2013) SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING. Disertasi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s3-2013-taufikuroh-26674-12.abst-k.pdf Download (344kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) 32911.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Peningkatan kebutuhan kosmetik antiaging memicu penelitian sumber material antiaging baru. Keterbatasan material antiaging konvensional dalam hal jumlah dan kualitas terkait dengan keamanan pada pemakainya. Sebenarnya pengembangan material antiaging berbasis emas merujuk pada warisan nenek moyang dalam wujud “susuk emas”, yang kemudian berkembang dengan penggunaan teknologi terkini yaitu teknologi nanomaterial yang menggunakan emas hasil sintesis dalam ukuran nano, disebut nanogold. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan sintesis dan karakterisasi nanogold serta menguji aktivitas antiaging nanogold hasil sintesis. Penelitian ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama sintesis dan karakterisasi nanogold dengan berbagai konsentrasi material awal HAuCl4 dan matriks gliserin menggunakan metode buttom-up. Tahap kedua adalah uji aktivitas nanogold sebagai material antiaging. Uji aktivitas meliputi tiga uji yaitu, uji invitro nanogold dalam hal kemampuan meredam radikal bebas sebagai salah satu penyebab penuaan (aging), mendukung aktivitas tabir surya Oktil p-metoksi sinamat (OPMS). Uji aktivitas berikutnya adalah uji invivo menggunakan hewan coba mencit (mus musculus) untuk mengetahui peningkatan proliferasi sel dan kuantitas kolagen pada bagian kulit. Pada sintesis nanogold menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi HAuCl4 secara signifikan diikuti oleh harga diameter yang makin besar pula. Terjadi peningkatan kepekatan warna mulai dari konsentrasi nanogold 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm. Setelah itu pada konsentrasi 30 ppm terjadi agregasi antar klaster yang ditandai dengan pembentukan endapan sebagai akibat kerusakan sistem koloid. Uji aktivitas antiaging terhadap nanogold hasil sintesis dilakukan dengan berbagai teknik, baik in vitro maupun in vivo. Uji aktivitas antiaging sebagai aktivitas peredaman radikal bebas (in vitro) menggunakan radikal bebas buatan, yaitu diphenil pikril hidrasil (DPPH). Persen peredaman maksimum pada konsentrasi nanogold 25 ppm yaitu 66,42 % (DPPH 4%), 56,75% (DPPH 5%) dan 66,27% (DPPH 6%) pada pengukuran 30 menit setelah berinteraksi. Persen peredaman DPPH 4% menjadi 76,06% dengan perpanjangan waktu interaksi 1 jam dan mencapai 94,01% untuk 2 jam. Uji aktivitas nanogold sebagai pendukung tabir surya konvensional OPMS menghasilkan beberapa penegasan. Nanogold ikut ambil bagian dalam mengaktifkan proses resonansi molekul OPMS, sehingga resonansi berjalan makin cepat dan energi UV yang terserap makin besar, karenanya terjadi peningkatan serapan di wilayan UV energi tinggi yaitu pada λ 200 nm.Uji aktivitas antiaging nanogold secara in vivo menggunakan hewan uji mencit menunjukkan kuantitas kolagen makin besar dan jumlah sel fibroblas meningkat pada konsentrasi pemulihan nanogold makin tinggi. Secara keseluruhan dapat disimpulkan nanogold berperan sebagai antiaging melalui berbagai mekanisme antara lain : meredam radikal bebas, meningkatkan proliferasi sel fibroblas, meningkatkan biosintesis kolagen dan menyerap sinar UV.

Actions (login required)

View Item