SUKMA NOOR AKBAR, 090415324 (2007) TERAPI MOIDIFIKASI PERILAKU UNTUK PENANGANAN PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2008-akbarsukma-6435-00107a-k.pdf Download (329kB) | Preview
	Text (FULL TEXT) 34185.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Tidak semua anak dilahirkan tumbuh dengan normal. Salah satu anak yang perkembangannya mengalami hambatan dikarenakan adanya gangguan pada kognitifnya adalah retardasi mental. Akibat dari keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak retardasi mental bisa menyebabkan anak mengalami hiperaktif, kesulitan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang sedang dilakukan dan kegagalan atau tidak mampu untuk mengontrol perilakunya sehingga sering menuruti dorongan hatinya. Subyek dalam kasus ini anak laki-laki berusia 12 tahun 3 bulan. Subyek sekolah di SLB Bagian C. Berdasarkan hasil tes psikologi, Kapasitas intelektual subyek tergolong kurang dan masuk dalam kategori Mild mentally retarded (IQ=52, Stanford Binet), sedangkan berdasarkan hasil asessmen observasi, wawancara dan tes psikologi (tes Binet, Grafis, VSMS) menunjukkan adanya keterlambatan dalam bicara dan berjalan, hambatan dalam berperilaku yaitu perilaku subyek sangat aktif terutama dalam keadaan situasional seperti di sekolah khususnya di kelas dan sulit berkonsentrasi (mudah teralihkan perhatian oleh stimulus lain). Subyek telah tiga kali pindah sekolah dikarenakan subyek sering mengganggu temannya dan tidak bisa menerima pelajaran disekolah, kurangnya kemandirian subyek disebabkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengendalikan hipoeraktif dan kurangnya stimulasi mental di rumah yang membuat subyek kurang mampu membangun perilaku positif secara mandiri. Penyelesaian masalah ini adalah menggunakan modifikasi perilaku dengan menggunakan token ekonomi dengan menggunakan teori dari Spiegler Guevremont (2003:177) untuk di sekolah bekerjasama dengan guru wali kelas subyek, reinforcement positif dan modelling untuk di rumah yang hasilnya ada sedikit pengurangan pada perilaku hiperaktif, subyek lebih mampu untuk memusatkan perhatian pada sesuatu yang sedang dilakukan dan lebih mampu untuk mengontrol perilakunya, serta subyek telah mampu melakukan keterampilan-keterampIIan sederhana yang bermanfaat sehingga membantu subyek dalam aktivitas sehari-hari. Anak retardasi mental ringan dengan hiperaktif tidak bisa ditangani dengan waktu hanya tiga minggu sehingga diharapkan setelah melakukan intervensi peneliti memberikan penjelasan kepada guru maupun orangtua untuk melanjutkkan intervensi yang sebelumnya dilakukan sehingga mendapatkan hasil maksimal.

Actions (login required)

View Item