PENGARUH PEMBERIAN PROVITAMIN B5 PADA PERTUMBUHAN Plasmodium berghei INTRAERITROSITER DAN KADAR GSH ERITROSIT MENCIT BALB/C YANG TERINFEKSI Plasmodium berghei

ARDIANA EKAWANTI (2006) PENGARUH PEMBERIAN PROVITAMIN B5 PADA PERTUMBUHAN Plasmodium berghei INTRAERITROSITER DAN KADAR GSH ERITROSIT MENCIT BALB/C YANG TERINFEKSI Plasmodium berghei. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2008-ekawantiar-6768-tkd11_0-k.pdf

Download (504kB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Meningkatnya resistensi obat antimalaria adalah salah satu hambatan dalam penanganan penyakit malaria, sehingga perlu mencari senyawa baru antimalaria. Provitamin B5 adalah senyawa yang bisa menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum sebagai penyebab kematian tertinggi. Provitamin B5 bekerja sebagai inhibitor kompetitif pada enzim pantotenat kinase sehingga fosforilasi asam pantotenat untuk pembentukan KoA tidak terjadi. Provitamin B5 juga meningkatkan kadar GSH sel eritrosit, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan parasit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian provitamin B5 terhadap pertumbuhan Plasmodium berghei intraeritrositer dan kadar GSH sel eritrosit mencit Balb/C yang diinfeksi dengan Plasmodium berghei. Penelitian ini menggunakan infeksi Plasmodium berghei pada mencit sebagai model infeksi Plasmodium falciparum pada manusia. Mencit Balb/C jantan sebanyak 24 ekor dipilih secara random, dibagi menjadi tiga kelompok : kelompok kontrol, kelompok P1 dan kelompok P2, masing-masing mencit dalam kelompok diinfeksi dengan 106 Plasmodium berghei dalam 200 pL darah mencit donor. Pada kelompok P1 dan P2 masing-masing diberi provitamin B5 sebanyak 1,4 g/kgBB/hari dan 5,6 g/kgBB/hari personde, sedangkan kelompok kontrol hanya diberi aquades personde sebanyak 400 µL. Pemberian provitamin B5 mengikuti protokol yang terdapat pada the 4-days suppressive test of blood schizontocidal action. Pemeriksaan parasitemia dilakukan sebelum perlakuan (DO) dan sesudah perlakuan (D4), pada hari keempat dilakukan terminasi untuk pengambilan darah intrakardial yang akan digunakan untuk pemeriksaan GSH sel eritrosit dengan menggunakan metode Anderson. Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari sebelum perlakuan untuk penyesuaian dosis. Hasil yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan Anova, yang dilanjutkan LSD jika didapatkan beda yang bermakna pada a = 0,05. meriksaan parasitemia menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan parasit yang bermakna pada kelompok P1 (60,57 %) (p=0,000). Kadar GSH sel eritrosit pada kelompok P2 lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok P1 (p4:0,010). Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi hambatan pertumbuhan parasit pada pemberian provitamin B5 sebanyak 1,4 g/kgBB/hari, sedangkan pada dosis 5,6 g/kgBB/hari tidak terjadi hambatan pertumbuhan Plasmodium berghei. Kadar GSH sel eritrosit mencit Balb/C yang terinfeksi Plasmodium berghei pada pemberian provitamin B5 sebanyak 5,6 g/kgBB/hari lebih tinggi dibandingkan kontrol, sedangkan kadar GSH sel eritrosit pada pemberian provitamin B5 1,4 g/kgBB/hari lebih rendah dibandingkan dengan kontrol.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TKD 11/07 Eka p
Uncontrolled Keywords: Provitamin B5, Parasitaemia, Glutathione (GSH).
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R5-920 Medicine (General)
Creators:
CreatorsNIM
ARDIANA EKAWANTIUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 24 Jun 2019 23:58
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34253
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item