RETNO HARTINI, 090410788 L (2007) GANGGUAN FAAL PARU PADA KARYAWAN YANG TERPAPAR AMONIAK DI PABRIK PUPUK DAN MANAJEMEN PENGENDALIANNYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
39.pdf Download (722kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s2-2008-hartiniret-6381-tka48_07.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Amoniak adalah gas iritan dengan karakteristik bau yang sangat menyengat, digunakan secara luas di industri termasuk industri pupuk. Gas amoniak mempunyai nilai ambang batas 25 ppm, tidak berwarna, iritan dan sangat larut dalam air. Beberapa penelitian menyatakan bahwa karyawan yang menghirup gas amoniak jangka pendek maupun jangka panjang dapat menimbulkan gangguan faal paru. Sementara itu, status kesehatan karyawan dipengaruhi juga oleh faktor perilaku karyawan yaitu kebiasaan merokok, minum-minuman beralkohol, pemakaian alat pelindung diri dan faktor lingkungan kerja yang lain, yaitu adanya polutan lain di udara. Peran manajemen sangat penting dalam menciptakan sistem yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan di tempat kerja. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis faktor apa saja yang berpengaruh terhadap timbulnya gangguan faal paru pada karyawan yang terpapar amoniak di parbik pupuk. Penelitian ini bersifat observasional, dikategorikan sebagai penelitian case control. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus, yaitu karyawan yang mengalami gangguan faal paru (restriksi) sebanyak 76 orang dan kelompok kontrol yaitu karyawan yang tidak mengalami gangguan faal paru (normal) sebanyak 76 orang. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Pabrik I PT Petrokimia Gresik memproduksi amoniak dan menggunakan amoniak sebagai salah satu bahan baku proses pembuatan pupuk. 2. PT Petrokimia Gresik telah menerapkan Sistem Manajemen K3 untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. 3. Hasil pengukuran kadar gas amoniak pada umumnya di bawah NAB 25 ppm namun terdapat 4 titik lokasi pengukuran yang mempunyai kadar lebih dari NAB. Hasil pengukuran debu masih di bawah NAB 10 mg/m3. 4. Risiko kebiasaan responden kadang memakai alat pelindung pernafasan kelompok kasus 1,923 kali lebih besar kemungkinan timbulnya gangguan faal paru dibanding kelompok yang selalu memakai alat pelindung pernafasan dan signifikan pengaruhnya menimbulkan gangguan faal paru. Sebagai kesimpulannya adalah gangguan faal paru pada karyawan dipengaruhi oleh ketaatan pemakaian alat pelindung pernafasan pada waktu bekerja, serta ditunjang dengan adanya faktor risiko lainnya yaitu kebiasaan merokok dan kadar gas amoniak di tempat kerja yang melebihi NAB. Manajemen berperan penting, khususnya terhadap fungsi pengawasan SMK3 khususnya pemakaian APD, meningkatkan preventive maintenance proses produksi dan peralatan, melakukan kaji ulang dan koreksi tindak lanjut terhadap prezram pemeriksaan dan penilaian lingkungan kerja khususnya pengkuran gas amoniak.
Item Type: | Thesis (Thesis) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKC KK TKA 48/07 Har g | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Lung Function Impairments; ammonia gas | |||||||||
Subjects: | R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine | |||||||||
Divisions: | 10. Fakultas Kesehatan Masyarakat > Magister Kesehatan dan Keselamatan Kerja | |||||||||
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Depositing User: | Nn Husnul Khotimah | |||||||||
Date Deposited: | 2016 | |||||||||
Last Modified: | 11 Jun 2017 19:06 | |||||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34298 | |||||||||
Sosial Share: | ||||||||||
Actions (login required)
View Item |