PERBANDINGAN LATIHAN LEG - PRESS INTENSITAS TINGGI METODE SEDANG DAN CEPAT TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI

TAUFIQ HIDAYAT, 090214777 M (2006) PERBANDINGAN LATIHAN LEG - PRESS INTENSITAS TINGGI METODE SEDANG DAN CEPAT TERHADAP KEKUATAN DAN DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (RINGKASAN)
gdlhub-gdl-s2-2008-hidayattau-7581-tko020-k.pdf

Download (540kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
41.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Kekuatan dan daya tahan otot tungkai merupakan suatu komponen yang sangat menentukan dalam olahraga prestasi. Banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan dan daya tahan otot tungkai antara lain latihan leg press dengan intensitas tinggi (80 % maksimum) metode sedang dan cepat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan dari hasil latihan leg press intensitas tinggi metode sedang dan cepat terhadap kekuatan dan daya tahan otot tungkai. Rancangan penelitian yang digunakan adalah The Pretest - Posttest Control Group Design. Sampel yang dipilih adalah mahasiswa UNESA Fakultas Ilmu Keolahragaan usia antara 19-23 tahun, sehat dan tidak didapatkan kontra indikasi terhadap latihan fisik. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (Ko), kelompok intensitas tinggi metode sedang (KI) dan cepat (K2). Ketiga kelompok ini, 2 kelompok (KI dan KZ) diberi perlakuan yaitu latihan leg press. Variabel bebas pada penelitian ini adalah latihan leg press intensitas tinggi metode sedang dan cepat, masing-masing kelompok melakukan latihan selama 6 minggu dengan frekwensi 3 kali tiap minggu. Setiap kali latihan terdiri dari 15 kali repetisi tiap set dengan jumlah 5 set. Latihan 5 set dalam interval sedang artinya waktu kerja 30 detik dan waktu istirahat 60 detik, sedangkan untuk interval cepat artinya waktu kerja 30 detik dan waktu istirahat 90 detik. Variabel tergantung yang diukur adalah kekuatan dan daya tahan otot tungkai. Kekuatan otot tungkai bisa diukur melalui test vertical jump dengan menggunakan alat vertikal Jump MD diperoleh hasil selisih tinggi lompatan (D). Kekuatan adalah hasil konversi dari selisih tinggi lompatan dengan rumus P = #8730;4,9 . w . ,#8730;D dalam satuan kg m/s. Daya tahan otot tungkai bisa diukur melalui test leg press dengan ketahanan sekian lama (kali) sampai sampel mengalami kelelahan maksimum (tidak kuat lagi). Kekuatan dan daya tahan otot tungkai dapat diambil saat sebelum latihan (pretest), 24 jam sesudah latihan tahap I selama 3 minggu (posttest 1) dan 24 jam sesudah latihan tahap II (posttest 2). Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji normalitas distribusi, uji homogenitas varian, uji t berpasangan (paired Mest), uji multi variate, dan LSD) dengan taraf signifikansi 5 % (a = 0,05). Hasil uji t berpasangan (paired t-test) terhadap variabel kekuatan otot tungkai pretest dan posttest memberikan hasil bahwa : (1) Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,159) dan posttest 1 dengan posttest 2 (p = 0,065) pads kelompok Ko, (2) Ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,000) dan posttest I dengan posttest 2 (p = 0,004) pada kelompok K1. (3) Ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,001) dan posttest 1 dengan posttest 2 (p = 0,000) pada kelompok K2. Hasil uji beda terhadap respon kekuatan antara KI dan K2 diperoleh p = 0,224 artinya tidak ada beda yang bermakna, tetapi nilai respon KI lebih besar daripada K2 (25,867 > 21,167). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan intensitas 80 % maksimum metode sedang lebih meningkat daripada cepat meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Hasil uji t berpasangan (paired t-test) terhadap variabel daya tahan otot tungkai pretest dan posttest memberikan hasil bahwa : (1) Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,368) dan posttest 1 dengan posttest 2 (p = 0,068) pada kelompok Ko, (2) Ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,002) dan posttest I dengan posttest 2 (p = 0,000) pada kelompok KI, (3) Ada perbedaan yang bermakna antara pretest dengan posttest 1 (p = 0,000) dan posttest I dengan posttest 2 (p = 0,000) pada kelompok K2. Hasil uji beda terhadap respon daya tahan antara KI dan K2 diperoleh p = 0,000 artinya ada beda yang bermakna, dimana respon KI lebih besar daripada K2 (37,500 : 13,667). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan intensitas 80 % maksimum metode sedang lebih meningkat daripada cepat. Kesimpulan pada penelitian ini adalah : (1) latihan leg press intensitas tinggi (80 % maksimum) metode sedang dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot tungkai, (2) latihan leg press intensitas tinggi (80 % maksimum) metode cepat dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot tungkai, (3) latihan leg press intensitas tinggi (80 % maksimum) metode sedang lebih meningkatkan daya tahan otot tungkai daripada metode cepat.

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKA KK TKO 02 08 Hid p
Uncontrolled Keywords: power, endurance, leg press high intensity method middle and fast
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA1-1270 Public aspects of medicine > RA421-790.95 Public health. Hygiene. Preventive medicine > RA773-788 Personal health and hygiene
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana > Ilmu Kesehatan Olahraga
Creators:
CreatorsNIM
TAUFIQ HIDAYAT, 090214777 MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorPaulus Liben, Dr., dr., M.SUNSPECIFIED
Thesis advisorH. Choesnan Effendi, dr., AIFUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Husnul Khotimah
Date Deposited: 2016
Last Modified: 21 Oct 2016 21:48
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34310
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item