A.A.Ayu Mas Kusumayanti
(2006)
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAKSANAAN IMUNISASI BERDASARKAN ANALISIS KARAKTERISTIK PETUGAS KESEHATAN DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI : Studi kasus di Kabupaten Pamekasan.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Latar belakang penelitian ini adalah cakupan program imunisasi sudah mencapai target (> 80%) tetapi kualitas pelaksanaan masih belum optimal yaitu dengan ditemukannya kasus polio karena Vaccine Derrived Polio Virus (VDPV) sebesar 45,11 % dan karena Virus Polio Liar (VPL) sebesar 9,68% dari kasus AFP yang ditemukan di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2005. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menyusun upaya peningkatan kualitas pelaksanaan program imunisasi berdasarkan karakteristik petugas dan pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi. Dan secara khusus bertujuan untuk menganalisis karakteristik koordinator imunisasi Puskesmas, kemampuan Kepala Puskesmas dan koordinator imunisasi Kabupaten dalam pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi, menganalisis pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi di Kabupaten, menganalisis kendala dalam pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi serta menyusun upaya peningkatan kualitas pelaksanaan imunisasi berdasarkan analisis karakteristik petugas dan pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi Rancangan penelitian ini adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di 20 Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Pengumpulan data dilakukan selama 2 bulan yaitu bulan Mei - Juni 2006 dengan responden koordinator imunisasi Puskesmas, Kepala Puskesmas dan koordinator imunisasi Kabupaten. Besar sampel sebanyak 42 orang, yang terdiri dari 20 orang koordinator imunisasi Puskesmas, 20 orang Kepala Puskesmas dan 2 orang koordinator imunisasi Kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Pengetahuan Koordinator imunisasi Puskesmas jelek dalam hal aspek medik yaitu gejala polio, pemberian polio pada anak diare dan dalam hal aspek manajemen yaitu strategi eradikasi polio, dan tujuan PWS imunisasi. 2). Pelatihan yang diterima oleh Koordinator imunisasi Puskesmas belum optimal, 3).Sikap Koordinator imunisasi Puskesmas dalam pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi adalah baik, 4).Motivasi Koordinator imunisasi Puskesmas rendah karena tidak ada penilaian prestasi kerja, tidak ada pengakuan atas hasil kerja, tidak ada kesempatan melanjutkan pendidikan, tanggungjawab berat, kebijakan yang kurang operasional, rendahnya insentif yang diterima dan kondisi kerja yang kurang mendukung, 5).Adanya beban kerja tambahan mengganggu tugas pokok dan fungsi sebagai koordinator imunisasi Puskesmas, 6). Koordinator imunisasi Puskesmas, Kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi Kabupaten mampu dalam pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi, 7).Kualitas pelaksanaan imunisasi di Kabupaten Pamekasan belum optimal, dalam fungsi penggerakan pelaksanaan (P2), yaitu koordinasi, supervisi, akuntabilitas dan fungsi penilaian (P3) yaitu monitoring dan evaluasi. 8). Kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan fungsi manajemen program imunisasi antara lain tidak adanya data riil dilapangan, sarana kurang, sasaran sering tidak datang dan kerjasama serta kepedulian lintas sektor kurang, Dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan imunisasi maka rekomendasi yang diberikan adalah sebagai berikut : (1). Peningkatan pengetahuan coordinator imunisasi dengan cara : a).Penataan job description, b) Updating pengetahuan, (2). Peningkatan motivasi koordinator imunisasi dengan cars : a). Pembagian insentif berdasarkan beban kerja, b). adanya pengaturan ruang kerja dan penambahan fasilitas, c). Perlu ada penilaian prestasi kerja, d).Perlu dibudayakan pemberian penghargaan, e). Dukungan dari Kepala Puskesmas dalam bentuk supervisi dan evaluasi. (3). Mengoptimalkan fungsi Perencanaan (P1) program imunisasi dengan cara; a). Kepala Dinas dan Kepala Puskesmas harus lebih peka terhadap validitas data, b).Menyusun perencanaan harus melewati tahap-tahap perencanaan, (4). Mengotimalkan fungsi Pergerakan pelaksanaan (P2) dengan cara : a). Pelaksanaan supervisi lebih optimal dengan cara : 1 ).Menyusun check list untuk supervisi, 2). Kepala Puskesmas dan Koordinator imunisasi Kabupaten pada waktu supervisi lebih banyak memberikan petunjuk tentang peningkatan kualitas pelaksanaan imunisasi, 3).Supervisi masalah manajemen program dilakukan oleh Kepala Puskesmas, sedangkan supervisi tehnis dilakukan oleh supervisor Dinas Kesehatan, 4).Supervisi secara terpadu dengan program lain, sehingga dana gabungan dapat digunakan untuk menambah frekuensi supervise, 5).Kepala Puskesmas dan Supervisor Kabupaten perlu dibekali ketrampilan berinteraksi agar materi dan tujuan supervisi dapat efektif, 2.).Membangun networking terutama dengan tokoh masyarakat. (5). Mengotimalkan pelaksanaan fungsi penilaian (P3) dengan cara : a).Perlu penilaian kinerja dari Kepala Dinas terkait dengan program imunisasi, b).Kepala Puskesmas turut diundang saat Evaluasi PWS Imunisasi, (6). Mengeliminasi kendala dengan cara :Sarana Prasarana dipenuhi oleh Kabupaten dan swadaya dari Puskesmas,
Actions (login required)
|
View Item |