Aditya Wahyu Permana (2007) PENGEMBANGAN DESAIN MATERI PELATIHAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN TEKNIS DIVISI PERTANIAN PT. NUSA INDO AGROMADANI SURABAYA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Preview	Text (ABSTRAK) gdlhub-gdl-s2-2008-permanaadi-7907-tps07_0-k.pdf Download (574kB) | Preview
	Text (FULLTEXT) gdlhub-gdl-s2-2008-permanaadi-7716-tps07_08.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan suatu perusahaan. Dengan SDM yang memiliki kompetensi yang baik, secara otomatis kinerja perusahaan tersebut akan baik. Perusahaan di saat era globalisasi memerlukan suatu percepatan dalam pengembangan usahanya, agar tidak tertinggal dengan perus-ahaan lain yang sejenis. Untuk mengembangkan usaha di bidang agrobisnis, PT. Nusa Indo Agromadani memerlukan SDM yang kompeten untuk bekerja sebagai tenaga teknis pendamping pertanian, sehingga mendukung usaha perusahaan. Adapun SDM kompeten yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut, adalah individu yang mampu dan memiliki pengetahuan di bidang pertanian. Dengan kriteria lulusan sarjana strata-1 dari fakultas bidang kajian ilmu seputar agro, antara lain pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan. Di sisi lain, SDM dengan kriteria lulusan sarjana strata-1 bidang agro jumlahnya sedikit, hal ini dilihat dari jumlah pelamar yang masuk. Krisis SDM ini yang menyebabkan PT. Nusa Indo Agromadani harus mengambil suatu langkah sebagai solusi permasalahan tersebut. Adapun solusi dari perusahaan adalah, kriteria lulusan tidak hanya terpaku kepada sarjana lulusan strata-1. Perusahaan dapat merekrut lulusan diploma-3 dengan persyaratan bahwa bidang kajian ilmu tetap seputar agro. Selain itu, perusahaan juga dapat merekrut lulusan strata-1 non-agro dengan persyaratanl memiliki keluarga yang mengadakan kegiatan pertanian. Untuk menyeimbangkan kompetensi dari lulusan yang berbeda tersebut, maka perusahaan melakukan suatu pelatihan pra-tugas. Pelatihan yang diberikan selama ini dengan materi pelatihan yang baku adalah dengan kajian manajemen sebesar 25% dan teknis sebesar 75%. Namun, pelatihan yang selama ini dilakukan memberikan kompetensi yang tidak seragam, terlihat dari gap kompetensi antar lulusan berbeda jauh. Berdasarkan FGD yang telah dilakukan kepada instruktur, peserta, pihak manajemen propinsi dan pihak manajemen perusahaan, diketahui bahwa besar kemungkinan kurang efektifnya pelatihan adalah dari faktor latar belakang pendidikan dan materi pelatihan. Berawal dari hal ini, maka penelitian ini adalah bertujuan untuk mengembangkan desain pelatihan, dalam hal ini mencoba membuat kombinasi persentase yang mampu memberikan kompetensi yang seragam dalam hal ini gap antar lulusan rendah. Adapun persentase materi pelatihan yang dicobakan dan dianalisis terbagi menjadi 3, vaitu 25% manajemen 75% teknis sebagai kelompok I dan digunakan sebagai kontrol. Kelompok II diberi materi pelatihan 50% manajemen dan 50% teknis, sedangkan kelompok III dengan persentase materi pelatihan 35% manajemen dan 65% teknis. Dari ke-3 kelompok penelitian dilakukan pengamatan dengan menggunakan alat ukur kuesioner pada kompetensi dengan parameter perilaku, pengetahuan dan kemampuan peserta sebelum dan sesudah pelatihan. Hasil dari uji coba tersebut kemudian dianalisis menggunakan paket statistik anova 1 faktor untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan dengan kompetensi sebelum pelatihan. Adapun untuk mengetahui pengaruh kompetensi awal, latar belakang pendidikan dan materi pelatihan terhadap kompetensi akhir pes,~rta digunakan uji statistik anova multi faktor. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diketahui bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan p --serta sebelum pelatihan dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 (p<0,05). Latar belakang pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan peserta setelah diadakan pelatihar dengan nilai signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dibandingkan taraf signifikansi 0,05. Sedangkan perilaku awal maupun akhir tidak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, dengan nilai signifikansi pengaruh latar belakang pendidikan sebesar 0,35 untuk perilaku awal dan 0,34 untuk perilaku akhir. Hasil uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan dari materi pelatihan, diketahui bahwa materi pelatihan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan akhir dengan nilai signifikan 0,00 (<0,05). Sedangkan nilai signifikansi pengaruh materi pelatihan terhadap perilaku akhir didapatkan sebesar 0, 18, dimana nilai ini lebih besar dibanding taraf signifikansi 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh materi pelatihan terhadap perilaku akhir peserta. Pengaruh interaksi latar belakang pendidikan dengan materi pelatihan terdapat pada variabel pengetahuan saja (p=0,00; p<0,05). Sedangkan t~rhadap variabel perilaku didapatkan nilai signifikan sebesar 0,15, dan pada variabel kemampuan sebesar 0,19. Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, sehingga diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi latar belakang pendidikan dan materi pelatihan terhadap perilaku dan kemampuan peserta setelah pelatihan. Dari ke-3 kelompok materi pelatihan mampu meningkatkan kompetensi peserta. Namun yang mampu memberikan persentase peningkatan dengan nilai tertinggi adalah kelompok ke-3, dengan penerapan materi 35% manajemen dan 65% teknis. Dari data yang didapatkan, kelompok ke-3, mampu meningkatkan variabel perilaku sebesar 25,35%, pengetahuan 63,49% dan kemampuan sebesar 63,630,%). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan desain ke-3, mampu menghasilkan kompetensi karyawan yang terbaik.

Actions (login required)

View Item