Tintin Sukartini
(2008)
Komparasi Antara Analisis Conjoint Data Non Metrik Dengan Skala Peringkat Dan Skala Likert Untuk Menentukan Ketepatan Prediksi Dimensi Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan Di Ruang Tropik RSU Dr. Soetomo Surabaya.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Analisis conjoint merupakan metode multivariat dimana peneliti menentukan faktor (atribut spesifik) dan level dalam menyusun suatu stimuli. Stimuli inilah yang akan dinilai oleh responden yang selanjutnya dilakukan conjoint untuk menilai ketepatan prediksi dari hasil conjoint Dalam analisis conjoint data yang digunakan dapat berupa data non metrik maupun data metrik. Untuk data metrik atau numerik, responden diminta mengurutkan stimuli kemudian memberikan rating atau penilaian terhadap masing-masing stimuli secara terpisah. Untuk data non metrik atau data dalam bentuk kategorikal, responden diminta untuk memberikan peringkat terhadap stimuli yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Umumnya peringkat 1 diberikan untuk stimuli yang paling disukai, demikian seterusnya hingga peringkat terakhir untuk stimuli yang paling tidak disukai. Dapat juga responden diminta untuk menyusun dalam bentuk skala peringkat Liken (1-5) dimana nilai 1 merupakan penilaian sangat tidak suka dan 5 merupakan penilaian sangat suka. Hasil akhir dari analisis conjoint adalah nilai kegunaan (utility .function) dari taraf-taraf tiap atribut dan tingkat kepentingan relatif individu (individual level part worth). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan ketepatan prediksi hasil uji analisis conjoint data non metrik dari stimuli yang dinilai dalam bentuk peringkat dan skala likert pada dimensi kepuasan pasien dalam Pelayanan Keperawatan. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang disusun oleh peneliti. Instrumen yang disusun terdiri dari 5 faktor dan 10 level, yaitu: faktor tangibles (fasilitas memadai, jumlah perawat cukup), faktor reliability (pelayanan akurat, terpercaya), faktor responsiviness (cepat, tanggap), faktor assurance (mampu, sopan), faktor empathy (perhatian, komunikasi baik). Dari faktor dan level yang ada kemudian disusun stimuli. Stimuli yang terbentuk secara teoritis adalah 32 stimuli. Secara teoritis seorang responden harus menilai 32 kemungkinan kombinasi ini. Karena hal ini tidak praktis maka dipilih 8 stimuli minimal yang dinilai oleh responder ditambah 2 stimuli holdout, sehingga keselunthan stimuli yang dinilai adalah 10 stimuli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ketepatan Prediksi Analisis Conjoint dari stimuli yang dinilai dalam bentuk skala peringkat maupun skala Likert mempunyai nilai ketepatan prediksi yang tinggi baik untuk masing-masing responden maupun penilaian secara umum. Ketepatan prediksi analisis conjoint inasing-masing responden skala peringkat sebanyak 92% memiliki ketepatan prediksi yang lebih baik dibandingkan skala Likert. Sedangkan pada penilaian umuin dari stimuli yang dinilai dalam bentuk skala Likert mempunyai ketepatan prediksi yang lebih baik karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dan nilai koefisien korelasi Kendalls Tau yang lebih besar dibandingkan skala peringkat. Walaupun Skala peringkat memiliki ketepatan prediksi yang lebih rendah namun memiliki keuntungan untuk menentukan nilai kegunaan (utility) dan faktor terpenting (importance. factor) dari masing-masing responden. Penggunaan analisis conjoint dengan skala Likert mempunyai ketepatan prediksi yang lebih baik dibandingkan skala peringkat, tetapi untuk penggunaan skala ini perlu disesuaikan dengan kepentingan penelitian karena mempunyai kelemahan dalam memprediksi nilai kegunaan (utility) dan faktor terpenting (importance factor) dari masing-masing responden.
Actions (login required)
 |
View Item |
