EVELINE YULIANTI BAYU, 090410699L (2007) PENILAIAN RISIKO KECURANGAN DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT SKEPTICISM DALAM MENDETEKSI KEMUNGKINAN ADANYA KECURANGAN. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
|
Text (ABSTRAK)
gdlhub-gdl-s2-2009-bayuevelin-9287-tea25_08.pdf Download (344kB) | Preview |
|
Text (FULLTEXT)
gdlhub-gdl-s2-2009-bayuevelin-9287-tea25_08.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Auditor seringkali kesulitan dalam mendeteksi kecurangan karena sebagian besar rnereka tidak pernali memiliki pengalaman kecurangan dalam karirnya. Salah satu faktor kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan ialah auditor tidak memiliki tingkat professional skepticism yang mencukupi. Apabila auditor lebih skeptical, maka mereka akan menilai kemungkinan adanya kecurangan lebih tinggi, sehingga meningkatkan deteksi kecurangan. SAS No. 99 menekankan bahwa auditor harus memiliki pemikiran skeptical dala, penugasan audit. Profesional akiditor ditunjukkan dengan sikap skeptical (keraguan), sikap yang selalu mempertanyakan (questioning mind), dan melakukan evalttast secara kritis terhadap bukti audit. Auditor perlu mengesampingkan hubungan masa lalunya dengan klien dan ticlak memiliki asumsi bahwa seluruh klien jujur. Selain itu auditor tidak hanya bergantung pada bukti klien dan penielasan klien saja. Pertimbangan penting bagi auditor dalam menemukan kecurangan ialah mengidentifikasikan faktor yang meningkatkan risiko kecurangan. Keadaan yang mungkin diidentifikasikan sepaniang fieldwork dapat merubah atau mendukung suatu penilaian berkaitan dengan penilaian risiko. Pada umumnya kecurangan dideteksi sepanjang fieldwork, sehingga penting untuk memahami apakah penilaian risiko kecurangan pada tahap perencanaan rnempengaruhi auditor sepanjang, fieldwork. Pengalaman kerja dipandang sebagai faktor penting dalam mendeteksi kecurangan. Pengalaman auditor dapat meningkatkan skepticism sehingga auditor akan menilai kemungkinan kecurangan pada tahap perencanaan lebih tinggi, pengetahuan akan membuat identifikasi risiko faktor kecurangan lebih baik. Penggabungan antara profesional skepticism dan pengetahuan dapat meningkatkan kemampuan auditor mendeteksi kecurangan. Variable dalam studi ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel terikat dan variable bebas. Variabel bebas terdiri dari dua variabel yaitu Penilaian Risiko Kecurangan (PRK) yang terdiri dari risiko kecurangan tinggi, rendah dan control group, serta Pengalaman Auditor (PA) yang terdiri dari audit manajer dan audit supervisor. Variabel terikat pada studi ini ialah Profesional Skepticism (PS) yang diukur dengan tingkat kepercayaan auditor terhadap penjelasan klien. Studi ini dilakukan terhadap 55 auditor dari KAP yang terdaftar pada lAI Surabaya, terdiri dari 3 audit supervisor dan 20 audit manajer. Data yang diperoleh diolah menggunakan ANOVA design factorial dua arah. Studi ini menunjukkan hasil nilai Fhitung~ = 4.049 dan nilai prob (p-value) _ 0,024 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara penilaian risiko kecurangan pada tahap perencanaan audit terhadap tingkat skepticism yang ditunjukkan auditor selama fieldwork dalam mendeteksi kemungkinan adanya kecurangan. Hal ini scsuai dengan SAS No. 99 agar auditor tetap menjaga prolcsioanl skepticism sepanjang audit., sehingga apabila auditor menemukan bukti baru, auditor tersebut harus dapat menyesuaikan penilaian risiko kecurangannya. Selain itu adanya anchoring effect yang membuat auditor tidak dapat mengabaikan informasi awal yang diterimanya. Auditor yang diposisikan pada penilaian risiko kecurangan tinggi paling skeptic. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan nilai rata-rata profesional skepticism auditor pada saat fieldwork antara. penilaian risiko kecurangan tinggi, rendah, dan control group (4.33, 5.50 clan 6.12, p<0.05). Sedangkan auditor yang diposisikan pada control group lebih skeptic dibandingkan dengan auditor yang diposisikan pada penilaian risiko kecurangan rendah. Selain itu, hasil uji ANOVA tampak bahwa Fhitung = 0.106 dan nilai prob (p-value-) = 0,747 lebih besar dari a =5% (0,05), artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengalaman auditor terhadap tingkat skepticism yang ditunjukkan auditor selama fieldwork dalam mendeteksi kemungkinan adanya kecurangan. Hal ini disebabkan oleh adanya pelatihan yang membuat auditor mampu mengingat mengenai kecurangan, tanpa melihat pengalaman. Selain itu, adanya diskusi antar anggota tim selama penugasan audit dengan brainstorming, sehingga terjadi pertukaran pandangan dan pengetahuan antar anggota tim.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Additional Information: | KKB KK-2 TEA 25/08 Bay p | ||||||
Uncontrolled Keywords: | AUDITORS | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > HJ Public Finance > HJ9-9940 Public finance > HJ9701-9940 Public accounting. Auditing | ||||||
Divisions: | 04. Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Magister Akuntansi | ||||||
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Depositing User: | Nn Husnul Khotimah | ||||||
Date Deposited: | 2016 | ||||||
Last Modified: | 22 Feb 2019 08:38 | ||||||
URI: | http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34632 | ||||||
Sosial Share: | |||||||
Actions (login required)
View Item |