M.Cholid Djunaidi
(2000)
Mekanisme transpor lantanum melalui membran cair berpendukung (SLM) dengan pengemban campuran D2EHPA (asam DI-(2-etilheksil)fosfat) dan TBP (Tributil fosfat): sinergi, pembentukan kompleks dan karakterisasinya.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Full text not available from this repository.
(
Request a copy)
Abstract
Telah dilakukan penelitian tentang mekanisme transpor logam lantanum melalui membran cair berpendukung (SLM). Sebagai membran pendukung digunakan politetrafluoroetilen (PTFE) yang diaktifkan dengan jalan merendamnya dalam campuran senyawa pengemban asam di-2etilheksilfosfat (D2EHPA) dan tributilfosfat (TBP) dengan pelarut kerosen. Proses ekstraksi (kompleksasi dan dekompleksasi) yang terjadi pada SLM dipelajari dengan ekstraksi pelarut. Efek sinergi antara dua senyawa pengemban tersebut dipelajari baik dengan SLM maupun ekstraksi pelarut. Pemantauan konsentrasi logam lantanum di fasa air dilakukan secara spektrofotmetri UV-Vis dengan menggunakan natrium alizarin sulfonat (NAS) sebagai senyawa pembentuk warna dan diukur pada panjang gelombang 528 nm. Karakterisasi fasa organik hasil ekstraksi dilakukan dengan spektrofotometri infra merah (IR), infra merah dekat (NIR) dan metode voltammetri. Transpor melalui SLM dipengaruhi oleh gradien konsentrasi, yaitu pH, kekuatan ion, serta senyawa pengemban. Senyawa pengemban D2EHPA dalam transpor logam lantanum memperlihatkan keterlibatan ion hidrogen, sedangkan ion nitrat tidak. Hal ini berlawanan dengan TBP. Sedangkan campuran keduanya (perbandingan 0,2 M TBP : 0,8 M D2EHPA) memperlihatkan sifat yang mengikuti komponen utamanya (D2EHPA). Senyawa pengemban campuran TBP-D2EHPA memberikan efek sinergi dengan bertambahnya fraksi mol D2EHPA. Terdapat perbedaan antara SLM dan ekstraksi pelarut pada proses transpornya, dimana SLM lebih disebabkan oleh kombinasi reaksi kimia dan difusi karena gradien konsentrasi sedangkan ekstraksi pelarut lebih disebabkan oleh reaksi kimia saja. Kompleks yang terbentuk antara logam lantanum dengan senyawa pengemban ditentukan dengan metode perbandingan mol. Kompleks La-TBP terjadi pada perbandingan mol 1:1 dan 1:3, kompleks La-D2EHPA 1:3 dan 1:6, sedangkan kompleks La-TBP-D2EHPA pada perbandingan mol 1:1:3, 1:1:6, 1:3:3 dan 1:3:6. Ditinjau dari bilangan koordinasi, efek sinergi terjadi karena penjenuhan bilangan koordinasi logam. Uji spektrofotometri IR, NIR dan metode voltammetri pada fasa organik hasil ekstraksi, menunjukkan lantanum yang terekstrak terikat pada atom oksigen gugus fosfat senyawa pengemban, keterlibatan air, serta lebih dari satu macam kompleks yang terbentuk. Dari uji-uji yang dilakukan, disimpulkan bahwa kompleks La-TBP-D2EHPA adalah La(TBP)3(H(D2EHPA)2)3 dan La(TBP)3(H(D2EHPA))3 sedangkan kompleks lainnya melibatkan nitrat dan air. Air yang tertranspor serta terbentuknya gel selama proses SLM menyebabkan lambatnya transpor.
Actions (login required)
|
View Item |