PERBANDINGAN REAKSI DEMETILASI PINOSTROBIN HASIL ISOLASI RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata Roxb) DENGAN PEREAKSI HBr DAN LiI-KOLIDINA, SERTA ASETILASI DAN BENZOILASI PINOCEMBRIN HASIL REAKSI

Sinta Johansyah, 090014160M (2002) PERBANDINGAN REAKSI DEMETILASI PINOSTROBIN HASIL ISOLASI RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata Roxb) DENGAN PEREAKSI HBr DAN LiI-KOLIDINA, SERTA ASETILASI DAN BENZOILASI PINOCEMBRIN HASIL REAKSI. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
6.pdf

Download (623kB) | Preview
[img]
Preview
Text (FULLTEXT)
jiptunair-gdl-s2-2004-johansyah2c-915-demetilasi-tf_04-03.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.unair.ac.id

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang &quot;Perbandingan Reaksi Demetilasi Pinostrobin Hasil Isolasi Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb) dengan Pereaksi HBr dan LiI-Kolidina, serta Asetilasi dan Benzoilasi Pinocembrin Hasil Reaksi&quot;. Dilakukan ekstraksi serbuk rimpang temu kunci secara perkolasi dengan pelarut n-heksana, ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan tekanan rendah (evaporator) hingga diperoleh ekstrak kental. Setelah didinginkan terdapat kristal berwarna coklat kemerahan. Kristal ini kemudian dimurnikan dengan rekristalisasi dengan methanol sehingga diperoleh kristal tak berwama. Kristal ini dianalisis secara KLT dengan beberapa eluen menghasilkan noda tunggal yang berarti kristal telah murni, juga didukung dengan pemeriksaan jarak lebur menggunakan Electrothermal Melting Points Apparatus sebesar 99,5 - 100,0ºC yang mendekati pustaka sebesar 99 - 100ºC (Parwata, 1998). Analisis Spektroskopi UV-Vis dalam larutan metanol diperoleh &amp;#955; maks = 288 nm (pita II) akibat pengaruh gugus pemberi elektron (OH clan OCH3) darI ikatan konjugasi dari cincin A dengan gugus karbonil C4 dari bahu = 322 nm (pita I) disebabkan tidak adanya konjugasi antara cincin B dengan gugus karbonil C4 (Harbone dari Swan, 1969; Achmad, 1990). Bila ditambahkan pereaksi geser AlCl3 terjadi pergeseran batokromik akibat terbentuknya ikatan Al3+ dengan OH pada C5 dari C=O pada C4 yang memperpanjang sistem konjugasi pada pita II sebesar 20 nm yang menunjukkan senyawa hasil isolasi termasuk flavonoid golongan flavanon yang memiliki gugus OH pada C5. iillalisis dengan spektroskopi IR diperoleh pita � pita pada bilangan gelombang 3227,20 cm-1 menunjukkan adanya OH, 3059,38 cm-1 menunjukkan -C-H ulur aromatik, 1645,43 cm-l menunjukkan -C=O keton, 1579,84 cm-l menunjukkan -C=C- ulur aromatik, 2972,37 - 2847,19 cm-l menunjukkan -C-H tekuk, dan 1259,63 - 1209,48 cm-l menunjukkan -C-O-C- alkil aril eter. Analisis spektroskopi RMI proton menghasilkan pergeseran kimia 2,78 clan 3,00 ppm menunjukkan dua H3; 5,37 ppm menunjukkan satu H2; 3,79 ppm menunjukkan 3 H pada 7-OMe; 6,03 ppm menunjukkan H6 dan H8; 7,24 ppm menunjukkan H2�3�4�5�6�, 12,03 ppm menunjukkan 1 H pada 5-0H. Analisis spektroskopi massa menghasilkan M+ = 270 (Mr) dengan fragmentasi m/z = 252 (M-H2O)+ m/z = 242 (M-CO)+, m/z = 227 (M-CO-CH3)+, m/z = 213 (M-CO-C2H5)+, m/z = 193 (lepasnya eincin B / benzena yang diperkuat dengan adanya frgamen pada m/z = 77), m/z = 166 (M-C6H5 C2H3)+, m/z = 152 (M-C6H5-C2H3-CH3) dan m/z = 123 (M-C6H5-C2H3-CH3-CO) (Parwata, 1998). Dari semua hasil analisis di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi adalah flavanoid flavanon dengan nama 5-hidroksi- 7-metoksiflavanon atau pinostrobin. Sedangkan reaksi demetilasi pinostrobin dilakukan dengan dua macam pereaksi, yaitu pereaksi HBr (P-l) clan pereaksi LiI-Kolidina (P-2) sehingga diperoleh pinocembrin. Selanjutnya hasil reaksi dimumikan dengan kromatografi kolom dengan eluen n-heksana - etil asetat (7 : 3). Hasil reaksi dianalisis secara KLT dengan beberapa eluen menghasiikan noda tunggal yang berarti senyawa telah murni, juga dilakukan uji jarak lebur sebesar 202 - 204 ºC sesuai dengan pustaka 201 - 203ºC (Parwata, 1998). Analisis Spektroskopi UV-Vis dalam larutan methanol diperoleh &amp;#955; maks = 288 nm (pita II) akibat pengaruh gugus pemberi elektron (OH dan OCH3) dan ikatan konjugasi dari cincin A dengan gugus karbonil C4 dan bahu = 322 nm (pita I) disebabkan tidak adanya konjugasi antara cincin B dengan gugus karbonil C4 (Harbone clan Swan, 1969; Achmad, 1990). Bila ditambahkan pereaksi geser AlCl3 terjadi pergeseran batokromik akibat terbentuknya ikatan Al dengan OH C5 dan C=O pada C4 yang memperpanjang sistem konjugasi pada pita II sebesar 20 nm dan dengan pereaksi geser NaOH maupun NaOAc terjadi pergeseran batokromik sebesar 35 dan 34 nm akibat adanya gugus OH pada C7 yang menunjukkan senyawa hasil isolasi termasuk flavonoid golongan flavanon yang memiliki gugus OH pada C5 dan C7. Analisis dengan spektroskopi IR diperoleh pita - pita pada bilangan gelombang 3389,23 dan 3429,74 cm-l menunjukkan adanya OH, 2918,56 dan 2914,70 cm-1 menunjukkan -C-H ulur aromatik, 1633,85 dan 1645,43 cm-1 menunjukkan -C=O keton, 1512,33 dan 1579,84 cm -1 menunjukkan -C=C- ulur aromatik. Analisis spektroskopi RMI proton dari (P-l) menghasilkan pergeseran kimia 2,80 dan 3,00 ppm menunjukkan dua H3; 5,37 ppm menunjukkan satu H2; 6,03 ppm menunjukkan H6 dan H8; 7,24 ppm menunjukkan H2&#039;,3&#039;,4&#039;,5&#039;,6&#039;; 12,03 ppm menunjukkan,l H pada 5-0H. Sedangkan analisis spektroskopi RMI dari (P-2) menghasilkan pergeseran kimia 2,78 dan 3,00 ppm menunjukkan dua H3; 5,37 ppm menunjukkan satu H2; 6,03 ppm menunjukkan H6 dan H8; 7,24 ppm menunjukkan H2�,3�,4�,5�,6�, 12,03 ppm menunjukkan 1 H pada 5-0H. Analisis spektroskopi massa menghasilkan M+ = 256 (Mr) dengan fragmentasi m/z = 238 (M-H2O)+, m/z = 228 (M-CO), m/z = 179 (M-C6H5 lepasnya cincin B / benzena yang diperkuat dengan adanya frgamen pada m/z = 77), m/z = 152 (M-C6H5-C2H3-CH3) (Liu, 1992). Dari semua hasil analisis di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil reaksi demetilasi pinostrobin dengan pereaksi HBr (P-l) dan pereaksi LiI-Kolidina (P-2) adalah flavanoid golongan flavanon dengan nama 5,7-dihidroksiflavanon atau pinocembrin. Dengan rata - rata persentase hasil reaksi untuk (P-l) sebesar 38,03 % dan untuk (P 2) sebesar 68,78 %. Pada reaksi asetilasi pinocembrin dengan pereaksi asetil klorida (P-3) yang nantinya akan mengasilasi gugus OH pada C5 dan C7 sedangkan reaksi benzoilasi pinocembrin dengan pereaksi benzoil klorida akan mensubtitusi gugus OH pada C7. Selanjutnya hasil reaksi dimurnikan dengan kromatografi kolom dengan eluen n heksana - etil asetat (7 : 3). Hasil reaksi dianalisis seeara KLT dengan beberapa eluen menghasilkan noda tunggal yang berarti senyawa telah murni, juga dilakukan uji jarak lebur sebesar 104 - 105 ºC untuk (P-3) dan 114 - 116º C untuk (P-4). Analisis Spektroskopi UV-Vis dalam larutan metanol diperoleh &amp;#955; maks = 348 nm untuk (P-3) dan &amp;#955; maks = 336 nm untuk (P-4) (Dean, 1987). Analisis dengan spektroskopi IR untuk (P-3) diperoleh pita - pita pada bilangan gelombang 1716,80 cm-l menunjukkan -C=O ester, 1643,50 cm&gt;l menunjukkan adanya -C=O keton, 1539,33 dan 1487,25 cm-l menunjukkan -C=C- ulur aromatik, 1388,87 cm-l menunjukkan CH3, dan 1253,84 - 1005,00 cm-l menunjukkan -C-O ester. Sedangkan untuk (P-4) diperoleh pita - pita pada 3425,89 cm-l menunjukkan OH fenolik, 1790,10 cm-l menunjukkan -C=O ester, 1635,85 cm-l menunjukkan -C=O keton, 1583,70 1485,32 cm-l menunjukkan -C=C- ulur aromatik, dan 1292,42 -1026,22 cm-l menunjukkan -C-O ester. Analisis spektroskopi RMl proton untuk (P-3) menghasilkan pergeseran kimia 7,418 ppm menunjukkan H2�,3�,4�,5�,6�,; 5,499 ppm menunjukkan H2; 2,870 ppm menunjukkan dua H3; 6,292 ppm menunjukkan H6 dan H6; 3,813 ppm menunjukkan tiga H pada 5-OMe; 2,185 ppm menunjukkan 3 H pada 7-OMe. Sedangkan untuk (P-4) menghasilkan pergeseran kimia 7,23 ppm menunjukkan H2&#039;,3&#039;,4&#039;,5�,6&#039;; 2,79 dan 3,00 ppm menunjukkan dua H3; 5,38 ppm menunjukkan H2; 5,95 ppm menunjukkan H6 dan H8; 12,02 ppm menunjukkan 1 H pada 5-OMe dan 8,20 ppm menunjukkan 5 H pada 7-OAr. Analisis spektroskopi massa untuk (P-3) menghasilkan M+ = 340 (Mr) dengan fragmentasi mlz = 312 (M-CO), m/z = 281 (M-CH3CO), mlz = 254 (M-CH3CO), mlz = 179 (M-C6H5 lepasnya cincin B / benzena yang diperkuat dengan adanya frgamen pada m/z = 77)), m/z = 152 (M-C6H5-C2H3-CH3)+ sedangkan untuk (P-4) menghasilkan M+. = 360 (Mr) dengan fragmentasi mlz = 255 (M-CO-C6H5), mlz = 238 (M-CO)+, mlz = 179 (M-C6H5)+, mlz = 152 (M-C6H5C2H)+. Dari semua hasil analisis di atas disimpulkan bahwa senyawa hasil reaksi asetilasi pinocembrin dengan pereaksi asetil klorida (P-3) menghasilkan O, O-diasetilpinocembrin sedangkan senyawa hasil reaksi benzoilasi pinocembrin dengan pereaksi benzoil klorida (P-4) menghasilkan 0 benzoilpinocembrin. Dengan rata - rata persentase hasil reaksi untuk (P-3) sebesar 30,55 % dan untuk (P-4) sebesar 75,81 %. </description

Item Type: Thesis (Thesis)
Additional Information: KKB KK-2 TF 04/03 Joh p
Uncontrolled Keywords: Demethylation,Boesenbergia pandurata Roxb., pinostrobin, TLC, UV-Vis, Infra red
Subjects: R Medicine > R Medicine (General) > R5-920 Medicine (General)
Divisions: 09. Sekolah Pasca Sarjana
Creators:
CreatorsNIM
Sinta Johansyah, 090014160MUNSPECIFIED
Contributors:
ContributionNameNIDN / NIDK
Thesis advisorHadi Poernomo, Apt.,MSc.,Ph.DUNSPECIFIED
Depositing User: Nn Shela Erlangga Putri
Date Deposited: 2016
Last Modified: 18 Jun 2017 21:39
URI: http://repository.unair.ac.id/id/eprint/34967
Sosial Share:

Actions (login required)

View Item View Item