Siswantoyo, 090014128M
(2002)
PENGARUH LATIHAN ANAEROBIK INTERVAL TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH MITOKONDRIA PADA OTOT SKELET TIKUS : Penelitian eksperimental laboratoris.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Latihan dibedakan menjadi dua macam yaitu latihan yang bersifat aerobik dan latihan yang bersifat anaerobik. Latihan aerobik dapat meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet tikus. Namun pengaruh latihan anaerobik interval terhadap peningkatan jumlah mitokondria belum terungkap dengan jelas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa latihan anaerobik interval dapat meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet tikus (Rattus Norvegicus strain Wistar). Rancangan penelitian adalah randomized posttest only control group design. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih Rat/us norvegicus strain wistar, jantan berumur 2,5 bulan. Hewan coba sebanyak 42 ekor dibagi secara acak dalam tiga kelompok(kelompok control, kelompok perlakuan I dan keolmpok perlakuan II). Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Kelompok perlakuan 1 diberi perlakuan berupa renang selama 4 minggu, frekuensi 3 kali/minggu (senin, Rabu dan jum'at),2 set/pertemuan dan dimulai pada awal minggu kelima. Kelompok perlakuan II diberi perlakuan berupa renang selama 8 minggu, frekuensi 3 kali/minggu (senin, Rabu dan jum'at) , 2 set/pertemuan. Jumlah mitokondria diukur setelah selesai program latihan .Metode pewarnaan histologiyang digunakan adalan dengan Mallory Azan(MA) dan penghitungan jumlah mitokondria dengan menggunakan mikroskop cahaya. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji normalitas, uji homogenitas, uji t antar waktu, anava satu jalur dan LSD) dengan taraf signifikansi 5%. Setelah latihan jumlah mitokondria pada kelompok kontrol (X=8.21 SD=1.19), kelompok perlakuan I (X=11.64 SD=O.93), dan kelompok perlakuan II (X=15.14 SD=1.23). Hasil uji anava satujalur pada variabeljumlah mitokondria memberikan basil bahwa ada perbedaan yang bermakna (p=0.000). Uji LSD menunjukkan bahwa jumlah mitokondria kelompok kontrol dan kelompok perlakuan I terdapat ada perbedaan yang bermakna (p<0.05), jumlah mitokondria antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan II terdapat ada perbedaan yang bermakna (p<0.05), dan jumlah mitokondria antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II terdapat ada perbedaan yang bermakna (p<0.O5). Latihan anaerobik interval selama 4 minggu meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet tikus (X=1 J .64 SD=O.93), dibandingkan dengan kelompok control (X=8.21 SO=1.19). Latihan anaerobik interval selama 8 minggu meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet tikus (X=15.14 SO=I.23), dibandingkan dengan kelompok kontrol (X=8.21 SO=1.19). Latihan anaerobik interval selama 8 minggu lebih meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet tikus (X=15.14 SO=1.23) dibandingkan dengan kelompok perlakuan I (X=J 1.64 50=0.93). Jadi latihan anaerobic interval selama 4 minggu meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet sebesar 41.78%. Latihan anaerobik interval selama 8 minggu meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet sebesar 84.4 1%. Latihan anaerobik interval selama 8 minggu lebih meningkatkan jumlah mitokondria pada otot skelet (gastrocnemeus) dibandingkan dengan latihan anaerobik interval selama 4 minggu. Dengan demikian latihan anaerobic interval dapat meningkatkan jumlah mitokondria. </description
Actions (login required)
|
View Item |