Andi Widodo Wijanarko, 099913406M
(2002)
PEMBERIAN POLLARD TERFERMENTASI TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI, REPRODUKSI DAN GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS PADA AYAM JANTAN PETELUR : Penelitian eksperimental laboratorik.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Salah satu faktor yang dapat menunjang peningkatan produksi ternak ayam adalah pakan. Karena pakan hampir menyerap hampir 70 % dari total biaya produksi. Pollard merupakan bahan pakan ternak yang harganya murah dan mudah di dapat. Permasalahannya bahan pakan ini kualitasnya rendah sehingga untuk campuran ransum unggas perlu di tingkatkan kualitasnya sehingga dapat menghemat biaya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pollard adalah melalui rekayasa fermentasi dengan mengunakan kapang Rhizopus Oligosporus. Apakah fermentasi pollard dengan kapang ini dapat meningkatkan kualitas pakan, peningkatan produksi dari kualitas karkas serta meningkatkan reproduksi ayam jantan petelur. Penelitian ini terdiri dari penelitian pendahuluan dari penelitian utama. Penelitian pendahuluan adalah pengaruh lama fermentasi terhadap kandungan nutrisi polard terfermentasi. Polard dengan kandungan protein tertinggi dipergunakan untuk perlakuan pada penelitian utama. Penelitian utama dilakukan mulaiperiode grower. Penelitian utama adalah pengaruh berbagi aras penggunaan polard terfermentasi dalam ransum ayam jantan petelur terhadap kualitas karkas dan kualitas sperma. Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ulangan 5 kali. Analisis statistik dilakukan dengan Anava dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (Gaspers, 1991). Hasil penelitian ini adalah - Kandungan protein, lemak dan serat kasar dari pollard terfermentasi yang terbaik adalah pada lama fermentasi 4 hari yaitu masing-masing 15,11±1,39%; 3,71±0,56%; dan 8,39±2,36% - Kandungan terendah lemak dalam daging ayam jantan petelur pada perlakuan P4 yaitu sebesar 0,24±0,05% dan kolesterol pacta perlakuan P3 yaitu sebesar 169,13±1,41 mg/100gram. Sedangkan kandungan lemak tertinggi pada perlakuan P5 sebesar 1,90±1,23% dan kolesterol pada perlakuan PO sebesar 174,79±4,12 mg/100gram. - Konsentrasi semen pada ayam jantan petelur yang tertinggi pada perlakuan P4 sebesar 117,2±18,75 juta/mm3 terendah pada kelompok PO sebesar 67,80±15,97 juta /mm3. Persentase spermatozoa mati tertinggi pada kelompok PO sebesar 24,58±4,78% dan terendah kelompok P4 sebesar 14,83±2,44%. - Motilitas spermatozoa ayam jantan petelur tertinggi pada kelompok P4 Yaitu sebesar 82,80±1,92% dan terendah pada kelompok P5 sebesar 72,40±2,70%. - Berat testis ayam jantan petelur tertinggi pada kelompok P4 sebesar 24,38±6,01 gram dan terendah kelompok PO sebesar 15,44±2,24 gram. Diameter tubulus seminiferi sebesar 0,207±0,02 /µm pada P4 dan terendah 0,195±0,02 /µm pada P5. Jumlah spermatocyt tertinggi sebesar 189,30±61,10 ekor pada P3 dan terendah 134,70±19,14 ekor pada P5. Jumlah spermatid tertinggi 341,30±39,45 ekor pada P4 dan terendah 249,20±18,31 ekor pada P5. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah fennentasi dengan mengunakan kapang Rhizopus Oligosporus dapat meningkatkan kualitas polard. Sedangkan Penggunaan polard terfermentasi dalam ransum dapat meningkatkan produktifitas daging, menurunkan lemak dan kolesterol dalam daging dan meningkatkan kualitas semen pada ayam jantan petelur. Saran yang dapat disampaikan, penggunaan polard terfennentasi sebagai campuran pakan dapat diberikan sampai dengan aras 20 % dalam ransum untuk menigkatkan tampilan produksi dan reproduksi pada ayam jantan petelur. </description
Actions (login required)
 |
View Item |
