Siti Mahmudah, 090013909
(2002)
PERUBAHAN PERILAKU KEBERSIHAN DIRI PASCA PELATIHAN MOTORIK HALUS : Studi terhadap anak tuna grahita sedang di SLB/C Dharma Wanita Lebo Sidoarjo.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Sampai saat ini anak tunagrahita sedang masih belum, dapat dimaksimalkan kegiatannya, apabila anak tidak diberikan bimbingan dan latihan latihan secara terus menerus. Anak tunagrahita sedang adalah anak yang mempunyai kecerdasan dibawah normal atau disebut juga anak embisil dengan intelegensi antara 30 - 50. Anak tunagrahita sedang tidak mampu dididik, tetapi hanya mampu dilatih ketrampilan sederhana untuk mengurus dirinya sendiri. Pelatihan motorik halus diberikan dengan tujuan untuk melatih koordinasi motorik halus atau melemaskan otot otot tangan yang kaku. Akibat dari kekakuan otot otot tangan yang dialami anak tunagrahita sedang, menyebabkan rendahnya kebersihan diri rnereka, terutama pada mencuci tangan dan menggosok gigi. Pelatihan motorik halus merupakan proses pelatihan anak tunagrahita sedang dalam upaya meningkatkan pelemasan otot otot tangannya, sehingga melalui pelatihan motorik halus ini, diharapkan anak tunagrahita sedang mampu meningkatkan kebersihan dirinya, terutama mencuci tangan dan menggosok gigi. Jenis penelitian pra eksperimen, dengan rancangan "The One Group Pretest Postest Design". Populasi semua anak tunagrahita yang sekolah di Sekolah Luar Biasa Bagian C "Dharma Wanita" Lebo Sidoarjo. Sampel anak tunagrahita sedang yang ada dikelas Dasar I dan Dasar II, dengan intelegensi 30 - 50, jumlah sampel 12 anak. Analisis data yang digunakan adalah analisa data secara kualitatif dan analisa data secara kuantitatif dengan rumus Uji t sampel berpasangan, yang berguna untuk mencari perbedaan praktek mencuci tangan dan menggosok gigi antara sebelum dan sesudah pelatihan motorik halus. Analisis data secara kualitatif untuk menganalisis sikap anak tunagrahita, pada waktu pelaksanaan praktek mencuci tangan dan praktek menggosok gigi mulai dari pre test sampai post test I, II, III dan IV, serta hasil wawancara dan orang tua sebagai data pelengkap. Hasil observasi, menunjukkan bahwa sikap anak tungrahita sedang kecenderungan meningkat dari sikap negatif menuju sikap positif. Hasil analisis praktek mencuci tangan dan menggosok gigi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan motorik halus pada pertemuan ke delapan, ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan motorik halus pertemuan ke enambelas, ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pelatihan motorik halus pertemuan ke dua puluh empat, dan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan motorik halus selang sebulan (p < 0,005). Sebagai kesimpulan pelatihan motorik halus dapat meningkatkan sikap dan praktek mencuci tangan dan menggosok gigi bagi anak tunagrahita sedang. Saran yang disampaikan adalah agar guru dapat melanjutkan pelatihan motorik halus secara terus menerus dan dapat meningkatkan praktek kebersihan dini dengan cara merinci kegiatan menjadi langkah langkah kecil. Orang tua lebih meningkatkan perhatiannya, dengan memberikan bimbingan secara terus menerus.
Actions (login required)
|
View Item |