Berthiana Tinse, 090013934M
(2002)
BUDAYA TRADISIONAL MASYARAKAT DALAM MEMPEROLEH PERTOLONGAN PERSALINAN DAN NIFAS : Studi di kelurahan Panarung, kecamatan Phandur, Kota Palangkaraya.
Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Abstract
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengkaji Budaya Tradisional Masyarakat dalam memperoleh pertolongan persalinan dan nifas di Kelurahan Panarung Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya. Penelitian dilakukan pada seluruh ibu ibu yang melahirkan dengan pemilihan pertamanya ke dukun bersalin maupun langsung ditolong oleh dukun bersalin sendiri. Dengan total periode sasaran ibu baru melahirkan yaitu 6 bulan terakhir dengan waktu penelitian bulan Juli dan Agustus 2002. Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi baru tentang Budaya Tradisional Masyarakat dalam memperoleh pertolongan persalinan dan nifas, serta cara untuk mengetahui adanya faktor budaya yang mempengaruhi pencarian pertolongan persalinan dan nifas, sehingga memudahkan perencanaan khususnya Pendidikan Kebidanan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalarn upaya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian jenis penelitian non inferens dan kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu untuk mengkaji dan menggali informasi tentang kebiasaan kebiasaan masyarakat yang ada hubungan dengan pencarian pertolongan dan nifas. Untuk kepentingan lain digali informasi primer dan sekunder dan didukung oleh literature. Cara analisis data adalah dengan penelaahan data yang telah dikumpulkan kemudian ditabulasi dan dianalisis secara non parametrik, sedangkan data sekunder sebagai penunjang dari data primer yang telah diperoleh, kemudian langkah selanjutnya ingin melihat hubungan antara Pengambil Keputusan dengan keadaan ibu setelah melahirkan dengan menggunakan UJI Chi Square. Hasil penelitian menginformasikan bahwa hasil kuesioner pada ibu setelah melahirkan 6 bulan terakhir, terdapat jawaban terbanyak sebagai berikut: umur ibu < 30 tahun 78 %, umur suami < 30 tahun 60 %, agama ibu bersalin adalah Islam 69 %, agarna suami adalah Islam 78 %, pendidikan ibu, SLTP ke bawah 67 %, pendidikan suami SMU ke atas 67 %, jarak relatif tidak terlalu jauh 70 %, kemampuan pernbiayaan persalinan ibu 79 % sedang, suku ibu 49 % Dayak, suku suami 40 % Dayak, tanpa ada orang lain dalam keluarga ibu 51 harapan ibu 76 % untuk memperoleh keamanan, penolong pertama persalinan 99% vang merawat setelah bersalin 89 % oleh dukun bersalin, cara pertolongan persalinan baik 92 %, bahan air minum yang dido'akan 46 %, tempat persalinan di rurnah 97 %, penolong yang dipercava 57 %, ke dukun bersalin penentu pertolongan persalinan 51 % orang tua, penentu perawatan persalinan 57 % orang tua. Dari keadaan ini menunjukkan bahwa budaya tradisional sangat erat sekali dalam kehidupan masyarakat dan hal ini memudahnya mempengaruhi dalam pengambil keputusan ke non kesehatan. Kalau dianallsis dengan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 5 %, maka akhirnya diperoleh 3 hubungan yang bermakna. 1.Adanya hubungan antara pengambil keputusan oleh suami isteri dengan jarak yang relatif tidak terlalu jauh, hal ini merupakan kebiasaan atau tradisi untuk memberikan. rasa aman dengan perawatan. yang agak lama dalarn membantu ibu bersalin, sehingga kecenderungan pencarian pertolongan persalinan ke tenaga non kesehatan. 2.Adanya hubungan antara pengambil keputusan suami istri dengan kemampuan pembiayaan persalinan ibu. Alasan ini dikarenakan faktor kebiasaan untuk memberikan rasa aman dan ini merupakan. kecenderungan paling kuat upaya masyarakat dalam budaya tradisional terutarna pencarian pertolongan persalinan dan nifas. 3.Adanya, hubungan antara. pengambilan keputusan oleh suarni isteri terhadap perawatan setelah melahirkan oleh tenaga non kesehatan. 4.Adanya. hubungan antara pengambil keputusan oleh suami isteri terhadap pertolongan persalinan ibu ke tenaga non kesehatan, di sini terlihat bahwa, kebiasaan yang turun temurun terjadi pada generasi saat sekarang.
Actions (login required)
|
View Item |